Brilio.net - Jangka sorong merupakan salah satu alat ukur yang kerap digunakan dalam ilmu fisika. Jangka sorong adalah sebuah alat ukur presisi yang digunakan untuk mengukur panjang, ketebalan, diameter, dan dimensi fisik lainnya dari objek dengan tingkat akurasi yang tinggi.
Jangka sorong juga dikenal sebagai caliper yang memiliki dua lengan atau rahang (jaws) yang dapat bergerak dan diposisikan sesuai dengan objek yang akan diukur. Lengan satu berfungsi sebagai penunjuk atau skala yang membaca ukuran pada skala dasar, sedangkan lengan lainnya berfungsi sebagai rahang geser yang dapat bergerak dan membaca ukuran pada skala nonius.
BACA JUGA :
Rumus perpindahan panas, beserta pengertian, jenis, dan contoh soal
Nggak hanya dipelajari dalam cabang ilmu fisika, alat ukur jangka sorong juga banyak digunakan dalam pekerjaan sehari-hari seperti pada industri manufaktur, rekayasa, otomotif, dan laboratorium. Untuk mengukur ketebalan atau diameter menggunakan jangka sorong, kita harus menghitungnya dengan rumus jangka sorong.
Nah, supaya kamu lebih memahami tentang alat ukur jangka sorong, brilio.net akan membahas tentang rumus jangka sorong beserta pengertian, fungsi, dan cara menghitungnya yang dirangkum dari berbagai sumber pada Rabu (18/10).
Pengertian dan rumus jangka sorong.
BACA JUGA :
Rumus kalor beserta pengertian, jenis, contoh soal dan pengerjaannya
foto: Istimewa
Jangka sorong adalah alat ukur panjang yang digunakan untuk mengukur panjang, diameter, dan kedalaman benda dengan ketelitian sampai 0,01 cm. Alat ini terdiri dari rahang tetap dan rahang geser yang memiliki skala utama dan skala nonius.
Jangka sorong dapat disesuaikan dengan titik pengukuran yang diinginkan dan dibaca dari perbandingan antara skala utama dan skala nonius. Jangka sorong umumnya memiliki dua bagian, yaitu skala utama (skala besar) dan nonius (skala kecil). Berikut adalah rumus untuk menghitung ukuran menggunakan jangka sorong:
Rumus jangka sorong:
Ukuran terbaca = Nilai pada skala utama + (Pembacaan pada nonius x Pembagian nonius)
Di mana:
- Ukuran terbaca adalah ukuran yang kita baca pada alat ukur jangka sorong.
- Nilai pada skala utama adalah angka yang ada pada skala utama yang ada di jangka sorong.
- Pembacaan pada nonius adalah angka pada garis nonius (garis kecil) yang paling mendekati garis pada skala utama.
- Pembagian nonius adalah pembagian dari skala nonius. Misalnya, jika nonius dibagi menjadi 10 bagian, maka pembagian nonius adalah 0,1.
Fungsi jangka sorong.
foto: pexels.com
Jangka sorong adalah alat ukur presisi yang digunakan dalam berbagai aplikasi untuk mengukur panjang, ketebalan, diameter, dan dimensi fisik lainnya. Jangka sorong memiliki fungsi sebagai berikut:
1. Mengukur panjang dan dimensi.
Fungsi utama jangka sorong adalah untuk mengukur panjang dengan akurasi yang tinggi. Jangka sorong digunakan untuk mengukur benda-benda dengan panjang atau dimensi yang berbeda, seperti diameter, ketebalan, atau jarak antara dua titik.
2. Mengukur diameter.
Jangka sorong juga digunakan untuk mengukur diameter dalam berbagai konteks, termasuk dalam industri manufaktur, konstruksi, dan ilmu pengetahuan. Misalnya, dalam bidang mekanika, jangka sorong dapat digunakan untuk mengukur diameter luar dan dalam komponen mesin.
3. Mengukur ketebalan.
Jangka sorong digunakan untuk mengukur ketebalan benda, seperti pelat logam, kertas, atau bahan lainnya. Ini berguna dalam inspeksi dan pengendalian kualitas untuk memastikan bahwa benda tersebut sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan.
4. Mengukur toleransi.
Dalam proses manufaktur, jangka sorong dapat digunakan untuk memeriksa apakah suatu komponen atau produk memenuhi toleransi yang ditetapkan. Toleransi adalah rentang dimensi yang diperbolehkan dan jangka sorong membantu menentukan apakah suatu produk sesuai dengan toleransi tersebut.
5. Mengukur kedalaman.
Jangka sorong juga dapat digunakan untuk mengukur kedalaman lubang atau celah dan berguna dalam pekerjaan seperti pembuatan alat, perbaikan, dan konstruksi.
6. Mengukur gaps dan overlaps.
Dalam industri otomotif, jangka sorong digunakan untuk mengukur celah dan tumpang tindih antara komponen, yang penting untuk memastikan perakitan yang tepat dan keamanan kendaraan.
7. Mengukur luar dan dalam.
Jangka sorong yang disertai dengan fitting luar dan dalam (jaws) memungkinkan penggunanya untuk mengukur objek dengan bentuk dan dimensi yang berbeda. Hal ini sangat berguna dalam aplikasi yang memerlukan fleksibilitas.
8. Pengukuran presisi.
Jangka sorong memiliki ketelitian dan resolusi yang tinggi, sehingga cocok untuk pengukuran yang memerlukan presisi tinggi, seperti pengukuran untuk laboratorium dan penelitian ilmiah.
Contoh soal dan cara menghitung jangka sorong.
foto: Istimewa
1. Jika kamu memiliki sebuah baut panjang dan ingin mengukur diameter bagian ulirnya menggunakan jangka sorong. Setelah mengukur, kamu membaca hasilnya sebagai 3,24 mm. Pembagian nonius adalah 0,02 mm. Berapakah diameter ulir baut tersebut?
Pembahasan:
Diameter ulir baut adalah hasil ukuran terbaca pada jangka sorong. Gunakan rumus yang telah disebutkan sebelumnya:
Diameter ulir = Nilai pada skala utama + (Pembacaan pada nonius x Pembagian nonius)
Diameter ulir = 3,24 mm + (2 0,02 mm) = 3,24 mm + 0,04 mm = 3,28 mm
Jadi, diameter ulir baut tersebut adalah 3,28 mm.
2. Jika kamu ingin mengukur panjang suatu balok dengan jangka sorong. Skala utama menunjukkan 12 cm, dan pembacaan pada nonius adalah 0,3 dengan pembagian nonius 0,1. Berapakah panjang balok tersebut?
Pembahasan:
Panjang balok adalah hasil ukuran terbaca pada jangka sorong. Gunakan rumus yang telah disebutkan sebelumnya:
Panjang balok = Nilai pada skala utama + (Pembacaan pada nonius x Pembagian nonius)
Panjang balok = 12 cm + (0,3 0,1 cm) = 12 cm + 0,03 cm = 12,03 cm
Jadi, panjang balok tersebut adalah 12,03 cm.
3. Kamu ingin mengukur ketebalan selembar kertas menggunakan jangka sorong. Skala utama menunjukkan 0,8 mm, dan pembacaan pada nonius adalah 0,04 dengan pembagian nonius 0,01. Berapakah ketebalan kertas tersebut?
Pembahasan:
Ketebalan kertas adalah hasil ukuran terbaca pada jangka sorong. Gunakan rumus jangka sorong yang telah disebutkan sebelumnya:
Ketebalan kertas = Nilai pada skala utama + (Pembacaan pada nonius x Pembagian nonius)
Ketebalan kertas = 0,8 mm + (0,04 0,01 mm) = 0,8 mm + 0,000 4mm = 0,8004 mm
Jadi, ketebalan kertas tersebut adalah 0,8004 mm.
4. Kamu ingin mengukur diameter luar suatu benda bulat menggunakan jangka sorong. Skala utama menunjukkan 6,2 cm, dan pembacaan pada nonius adalah 0,18 dengan pembagian nonius 0,02. Berapakah diameter luar benda bulat tersebut?
Pembahasan:
Diameter luar benda bulat adalah hasil ukuran terbaca pada jangka sorong. Gunakan rumus yang telah disebutkan sebelumnya:
Diameter luar = Nilai pada skala utama + (Pembacaan pada nonius x Pembagian nonius)
Diameter luar = 6,2 cm + (0,18 0,02 cm) = 6,2 cm + 0,0036 cm = 6,2036 cm
Jadi, diameter luar benda bulat tersebut adalah 6,2036 cm.
5. Kamu ingin mengukur lebar sebuah papan kayu menggunakan jangka sorong. Skala utama menunjukkan 40 mm, dan pembacaan pada nonius adalah 0,35 dengan pembagian nonius 0,05. Berapakah lebar papan kayu tersebut?
Pembahasan:
Lebar papan kayu adalah hasil ukuran terbaca pada jangka sorong. Gunakan rumus yang telah disebutkan sebelumnya:
Lebar papan kayu = Nilai pada skala utama + (Pembacaan pada nonius x Pembagian nonius)
Lebar papan kayu = 40 mm + (0,35 0,05 mm) = 40 mm + 0,0175 mm = 40,0175 mm.
Jadi, lebar papan kayu tersebut adalah 40,0175 mm.