Brilio.net - Rumus MAP (Mean Arterial Pressure ) atau tekanan arteri rata-rata adalah salah satu parameter yang digunakan oleh para medis atau dokter untuk menilai aliran darah melalui tubuh. Penilaian MAP ini berkaitan dengan pembacaan tekanan darah sistolik dan diastolik. Selain itu, rumus MAP juga memperhitungkan aliran dan resistensi darah.
MAP dapat dihitung dengan rumus sederhana yang melibatkan tekanan darah sistolik (SBP) dan diastolik (DBP). Nggak sampai disitu, dengan memahami rumus MAP juga dapat menunjukkan tingkat perfusi atau pasokan oksigen ke organ-organ vital kamu.
BACA JUGA :
Rumus alkana, pahami konsep, sifat, manfaat, dan contoh soalnya
Nah bagi kamu yang berkecimpung di dunia medis, wajib banget memahami rumus MAP ini. Pada artikel ini, brilio.net akan mengulik lebih lanjut tentang apa itu MAP, bagaimana cara menghitungnya, dan manfaat MAP.
Definisi dan rumus MAP (Mean Arterial Pressure).
foto: freepik.com
BACA JUGA :
Rumus HPHT, pahami pengertian dan cara yang tepat menghitung usia kehamilan
Mean Arterial Pressure (MAP) adalah tekanan rata-rata dalam arteri selama satu siklus jantung. MAP adalah parameter penting dalam pemantauan tekanan darah, terutama dalam pengaturan medis. Tekanan darah tidak selalu konstan sepanjang siklus jantung, dan MAP memberikan perkiraan tekanan darah rata-rata yang lebih informatif daripada hanya mengukur tekanan sistolik (tekanan puncak selama kontraksi jantung) atau diastolik (tekanan terendah selama relaksasi jantung).
Rumus MAP yang umum digunakan adalah sebagai berikut:
MAP = (2 x DBP + SBP) / 3
Keterangan:
- DBP adalah tekanan darah diastolik, yaitu tekanan darah saat jantung beristirahat di antara denyutan.
- SBP adalah tekanan darah sistolik, yaitu tekanan darah saat jantung berkontraksi dan memompa darah.
MAP penting dalam pemantauan tekanan darah karena memberikan gambaran yang lebih baik tentang perfusi organ-organ tubuh. Perfusion adalah aliran darah yang mencapai organ-organ penting seperti otak, jantung, dan ginjal. Memastikan MAP tetap dalam kisaran yang normal adalah penting untuk menjaga kesehatan organ-organ ini. Biasanya, MAP yang normal untuk orang dewasa adalah sekitar 70 hingga 110 mm Hg.
Indikasi dan manfaat menggunakan MAP (Mean Arterial Pressure).
foto: freepik.com
Mean Arterial Pressure (MAP) adalah sebuah indikator penting yang digunakan dalam pemantauan tekanan darah. MAP memberikan informasi yang lebih komprehensif tentang tekanan darah rata-rata selama satu siklus jantung daripada hanya mengandalkan tekanan sistolik atau diastolik.
Dapat dikatakan, rumus MAP sebagai parameter penting dalam pengaturan medis dan klinis karena memberikan gambaran yang lebih baik tentang perfusi organ-organ tubuh. Di bawah ini adalah beberapa indikasi dan manfaat utama dari pengukuran MAP:
1. Monitoring kesehatan organ
Rumus MAP membantu dalam memantau perfusi organ-organ vital seperti otak, jantung, dan ginjal. Jika MAP rendah, organ-organ ini mungkin tidak menerima cukup aliran darah, yang dapat menyebabkan kerusakan jaringan.
2. Pemantauan pasien kritis
Rumus MAP sering digunakan untuk memantau pasien yang mengalami keadaan kritis, seperti pasien di unit perawatan intensif (ICU). Pemantauan MAP yang cermat dapat membantu dalam menilai respons terhadap perawatan dan tindakan medis.
3. Menilai kebutuhan cairan
Dapat dipahami bahwa MAP juga dapat membantu dalam menilai kebutuhan cairan pasien. Peningkatan MAP dapat mengindikasikan bahwa pasien memerlukan lebih banyak cairan intravena, sedangkan penurunan MAP dapat menunjukkan kelebihan cairan atau keadaan lain yang memerlukan perhatian medis.
4. Evaluasi efek obat
Rumus MAP juga sering digunakan untuk mengukur respons terhadap obat-obatan yang memengaruhi tekanan darah. Ini dapat membantu dalam mengatur dosis obat atau mengidentifikasi efek samping yang berkaitan dengan perubahan MAP.
5. Menilai kinerja jantung
MAP juga memberikan gambaran tentang kinerja jantung. Perubahan MAP dapat mengindikasikan masalah kardiovaskular atau disfungsi jantung.
6. Penilaian status kesehatan umum
MAP dapat digunakan sebagai indikator status kesehatan umum pasien. Nilai MAP yang rendah atau tinggi dapat mengindikasikan masalah kesehatan yang mendasarinya.
7. Panduan pengobatan
Bagi Dokter sendiri, rumus MAP dapat digunakan sebagai nilai MAP dalam mengambil keputusan terkait pengobatan, seperti pemberian obat vasopresor untuk meningkatkan tekanan darah pada pasien yang mengalami tekanan darah rendah.
Contoh soal rumus MAP (Mean Arterial Pressure) dan jawabannya.
foto: freepik.com
Soal 1
Seorang pasien memiliki tekanan darah 140/90 mmHg. Berapakah tekanan arteri rata-ratanya?
Jawaban:
Tekanan arteri rata-rata dapat dihitung dengan rumus berikut:
MAP = (2 x DBP + SBP) / 3
Keterangan:
- DBP adalah tekanan darah diastolik, yaitu tekanan darah saat jantung beristirahat di antara denyutan.
- SBP adalah tekanan darah sistolik, yaitu tekanan darah saat jantung berkontraksi dan memompa darah.
Jadi, tekanan arteri rata-rata pasien adalah:
MAP = (2 x 90 + 140) / 3
MAP = (180 + 140) / 3
MAP = 320 / 3
MAP = 106,7 mmHg
Soal 2
Seorang pasien memiliki tekanan darah 120/80 mmHg dan pulse pressure 40 mmHg. Berapakah tekanan arteri rata-ratanya?
Jawaban:
Tekanan arteri rata-rata dapat dihitung dengan rumus berikut:
MAP = DBP + 1/3 PP
Keterangan:
- DBP adalah tekanan darah diastolik, yaitu tekanan darah saat jantung beristirahat di antara denyutan.
- PP adalah tekanan darah sistolik dikurangi tekanan darah diastolik.
Jadi, tekanan arteri rata-rata pasien adalah:
MAP = 80 + 1/3 x 40
MAP = 80 + 13,3
MAP = 93,3 mmHg
Soal 3
Seorang pasien memiliki cardiac output 4 L/min dan total peripheral resistance 20 mmHg/L/min. Berapakah tekanan arteri rata-ratanya?
Jawaban:
Tekanan arteri rata-rata dapat dihitung dengan rumus berikut:
MAP = CO x TPR
Keterangan:
- CO adalah volume darah yang dipompa oleh jantung per menit, biasanya diukur dalam liter per menit (L/min).
- TPR adalah hambatan aliran darah di pembuluh darah, biasanya diukur dalam mmHg per liter per menit (mmHg/L/min).
Jadi, tekanan arteri rata-rata pasien adalah:
MAP = 4 x 20
MAP = 80 mmHg
Soal 4
Seorang pasien memiliki tekanan arteri rata-rata 90 mmHg dan tekanan darah diastolik 60 mmHg. Berapakah tekanan darah sistoliknya?
Jawaban:
Tekanan darah sistolik dapat dihitung dengan rumus berikut:
SBP = MAP + 1/3 PP
Keterangan:
- SBP adalah tekanan darah sistolik, yaitu tekanan darah saat jantung berkontraksi dan memompa darah.
- MAP adalah tekanan arteri rata-rata, yaitu tekanan yang mendorong darah melewati sistem sirkulasi.
- PP adalah tekanan darah sistolik dikurangi tekanan darah diastolik.
Untuk mengetahui tekanan darah sistolik, kita perlu mengetahui pulse pressure terlebih dahulu. Pulse pressure dapat dihitung dengan rumus berikut:
PP = 3 x (MAP - DBP)
Keterangan:
- DBP adalah tekanan darah diastolik, yaitu tekanan darah saat jantung beristirahat di antara denyutan.
Jadi, pulse pressure pasien adalah:
PP = 3 x (90 - 60)
PP = 3 x 30
PP = 90 mmHg
Dan tekanan darah sistolik pasien adalah:
SBP = MAP + 1/3 PP
SBP = 90 + 1/3 x 90
SBP = 90 + 30
SBP = 120 mmHg
Soal 5
Seorang pasien memiliki tekanan darah sistolik 150 mmHg dan tekanan darah diastolik 100 mmHg. Berapakah pulse pressure dan tekanan arteri rata-ratanya?
Jawaban:
Pulse pressure adalah selisih antara tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik. Pulse pressure dapat dihitung dengan rumus berikut:
PP = SBP - DBP
Keterangan:
- SBP adalah tekanan darah sistolik, yaitu tekanan darah saat jantung berkontraksi dan memompa darah.
- DBP adalah tekanan darah diastolik, yaitu tekanan darah saat jantung beristirahat di antara denyutan.
Jadi, pulse pressure pasien adalah:
PP = 150 - 100
PP = 50 mmHg
Tekanan arteri rata-rata adalah tekanan yang mendorong darah melewati sistem sirkulasi. Tekanan arteri rata-rata dapat dihitung dengan rumus MAP berikut:
MAP = DBP + 1/3 PP
Keterangan:
- DBP adalah tekanan darah diastolik, yaitu tekanan darah saat jantung beristirahat di antara denyutan.
- PP adalah tekanan darah sistolik dikurangi tekanan darah diastolik.
Jadi, tekanan arteri rata-rata pasien adalah:
MAP = 100 + 1/3 x 50
MAP = 100 + 16,7
MAP = 116,7 mmHg