Rumus pengenceran larutan.
foto: freepik.com
BACA JUGA :
Rumus arus listrik, pengertian, contoh soal dan pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari
Rumus pengenceran larutan yang umum digunakan adalah:
V1 x M1 = V2 x M2 dan atau V1 x M1 = (V1 + x) M2
Di mana:
BACA JUGA :
Rumus kelajuan rata-rata, lengkap pengertian, perbedaannya dengan kecepatan, dan contoh soal
- V1 adalah volume larutan pekat (L)
- M1 adalah konsentrasi larutan pekat (M)
- V2 adalah volume larutan encer (L)
- M2 adalah konsentrasi larutan encer (M)
Rumus pengenceran larutan ini berdasarkan prinsip bahwa jumlah zat terlarut dalam larutan sebelum dan sesudah pengenceran adalah tetap. Dengan rumus ini, kamu bisa menghitung berapa banyak zat pelarut yang perlu ditambahkan untuk mendapatkan larutan dengan konsentrasi tertentu.
Selain rumus di atas, ada juga rumus faktor pengenceran, yaitu:
Faktor Pengenceran = Volume Larutan Pekat / Volume Larutan Hasil Pengenceran
Rumus ini berguna untuk mengetahui berapa kali larutan harus diencerkan untuk mencapai konsentrasi yang diinginkan. Contoh: jika kita ingin membuat larutan 0,1 M NaCl sebanyak 100 mL dari larutan pekat NaCl 1 M, maka faktor pengencerannya adalah 10. Artinya, kita harus menambahkan 900 mL air ke 100 mL larutan pekat NaCl.
Metode pengenceran larutan.
foto: freepik.com
Ada beberapa metode pengenceran larutan yang dapat digunakan tergantung pada tujuan dan jenis larutan yang diencerkan. Beberapa metode pengenceran larutan adalah sebagai berikut:
1. Pengenceran sederhana.
Pengenceran ini dilakukan dengan menambahkan pelarut ke larutan pekat hingga mencapai volume dan konsentrasi yang diinginkan. Rumus pengenceran sederhana adalah V1 x M1 = V2 x M2, di mana V1 dan M1 adalah volume dan konsentrasi larutan pekat, dan V2 dan M2 adalah volume dan konsentrasi larutan encer.
Contoh: jika kita ingin membuat 500 mL larutan HCl 0,1 M dari larutan HCl 1 M, maka kita perlu menambahkan 50 mL larutan HCl 1 M ke 450 mL air.
2. Pengenceran serial.
Pengenceran ini dilakukan dengan menambahkan pelarut ke larutan pekat secara bertahap dengan rasio yang sama untuk mendapatkan larutan dengan konsentrasi yang berbeda-beda. Rumus pengenceran serial adalah F = V1 / V2, di mana F adalah faktor pengenceran, V1 adalah volume larutan pekat, dan V2 adalah volume larutan hasil pengenceran.
Contoh: jika kita ingin membuat larutan dengan konsentrasi 1/10, 1/100, dan 1/1000 dari larutan pekat, maka kita perlu menambahkan 9 mL air ke 1 mL larutan pekat untuk mendapatkan larutan 1/10, kemudian menambahkan 9 mL air ke 1 mL larutan 1/10 untuk mendapatkan larutan 1/100, dan seterusnya.
3. Pengenceran paralel.
Pengenceran ini dilakukan dengan menambahkan pelarut ke larutan pekat secara bersamaan dengan rasio yang berbeda untuk mendapatkan larutan dengan konsentrasi yang berbeda-beda. Rumus pengenceran paralel adalah sama dengan rumus pengenceran sederhana, tetapi diterapkan untuk setiap larutan yang dihasilkan.
Contoh: jika kita ingin membuat larutan dengan konsentrasi 1/10, 1/100, dan 1/1000 dari larutan pekat, maka kita perlu menambahkan 9 mL, 99 mL, dan 999 mL air ke masing-masing 1 mL larutan pekat.
4. Pengenceran bertingkat.
Pengenceran ini dilakukan dengan menambahkan pelarut ke larutan pekat secara bertahap dengan rasio yang berbeda untuk mendapatkan larutan dengan konsentrasi yang berbeda-beda. Rumus pengenceran bertingkat adalah sama dengan rumus pengenceran sederhana, tetapi diterapkan untuk setiap tahap pengenceran.
Contoh: jika ingin membuat larutan dengan konsentrasi 1/10, 1/50, dan 1/100 dari larutan pekat, maka perlu menambahkan 9 mL air ke 1 mL larutan pekat untuk mendapatkan larutan 1/10, kemudian menambahkan 4 mL air ke 1 mL larutan 1/10 untuk mendapatkan larutan 1/50, dan seterusnya.
5. Pengenceran berulang.
Pengenceran ini dilakukan dengan menambahkan pelarut ke larutan pekat secara berulang dengan rasio yang sama untuk mendapatkan larutan dengan konsentrasi yang berkurang secara eksponensial. Rumus pengenceran berulang adalah Cn = C0 x (V1 / V2)^n, di mana Cn adalah konsentrasi larutan setelah n kali pengenceran, C0 adalah konsentrasi larutan awal, V1 adalah volume larutan pekat, dan V2 adalah volume larutan hasil pengenceran.
Contoh: jika kita ingin membuat larutan dengan konsentrasi 1/2, 1/4, dan 1/8 dari larutan pekat, maka kita perlu menambahkan 1 mL air ke 1 mL larutan pekat untuk mendapatkan larutan 1/2, kemudian mengulangi proses tersebut untuk mendapatkan larutan 1/4 dan 1/8.