Prinsip persamaan dasar akuntansi.
foto: freepik.com
BACA JUGA :
Rumus elastisitas permintaan beserta pengertian, jenis, dan contoh soal
Prinsip-prinsip yang mendasari persamaan dasar akuntansi adalah dasar dari sistem akuntansi dan membentuk kerangka kerja yang digunakan oleh akuntan untuk mencatat, melacak, dan melaporkan transaksi bisnis. Beberapa prinsip utama yang terkait dengan persamaan dasar akuntansi meliputi:
1. Prinsip kesatuan (Entity principle).
Prinsip ini menyatakan bahwa bisnis atau entitas ekonomi harus dianggap sebagai entitas terpisah dari pemiliknya dan dari entitas lain. Dengan kata lain, perusahaan adalah entitas yang memiliki sumber daya sendiri dan harus dipisahkan dari pemilik pribadi atau entitas lainnya.
BACA JUGA :
Rumus pendapatan per kapita lengkap dengan pengertian, fungsi, dan cara pengerjaannya
2. Prinsip konsistensi (Consistency principle).
Menekankan pentingnya konsistensi dalam metode akuntansi yang digunakan oleh suatu perusahaan dari tahun ke tahun. Perusahaan harus mempertahankan metode akuntansi yang sama kecuali ada alasan yang kuat untuk mengubahnya.
3. Prinsip keberlanjutan (Going concern principle).
Prinsip ini mengasumsikan bahwa perusahaan akan beroperasi dalam jangka waktu yang dapat diprediksi dan bahwa aset akan digunakan secara berkelanjutan dalam aktivitas bisnis. Ini memungkinkan akuntansi untuk merencanakan jangka panjang dan mengukur aset dengan asumsi bahwa perusahaan akan terus beroperasi.
4. Prinsip biaya asal (Historical cost principle).
Principle biaya asal menyatakan bahwa aset harus dicatat pada biaya asal saat dibeli atau diakuisisi, dan biasanya tidak diukur ulang ke nilai pasar saat ini, kecuali ada alasan tertentu.
5. Prinsip realisasi pendapatan (Revenue Recognition Principle).
Untuk mengatur kapan pendapatan harus diakui dalam laporan keuangan. Pendapatan biasanya diakui ketika sudah dihasilkan dan dapat diandalkan, bukan hanya ketika uang tunai diterima.
6. Prinsip pembukuan ganda (Double-entry accounting).
Prinsip pembukuan ganda adalah prinsip dasar akuntansi yang menyatakan bahwa setiap transaksi harus dicatat dalam setidaknya dua akun yang berbeda: debit dan kredit. Total debet harus selalu sama dengan total kredit, sehingga memastikan persamaan dasar akuntansi selalu seimbang.
7. Prinsip kewajaran (Fair value principle).
Prinsip ini memungkinkan pengukuran aset dan liabilitas dengan nilai wajar (fair value) jika itu lebih relevan daripada biaya asal. Ini sering digunakan untuk aset keuangan yang diperdagangkan di pasar.
8. Prinsip materialitas (Materiality principle).
Pada prinsip ini mengharuskan perusahaan untuk mengungkapkan semua informasi yang material dalam laporan keuangan. Informasi dianggap material jika penyesatannya dapat mempengaruhi pengambilan keputusan pengguna laporan keuangan.
9. Prinsip kewajaran dan kepatuhan (Prudence or conservatism principle).
Salah satu prinsip yang penting dalam persamaan dasar akuntansi ini adalah principle prudence or conservatism principle yang mengharuskan akuntan untuk memilih perkiraan yang paling konservatif ketika ada ketidakpastian. Ini berarti lebih baik memperlakukan pendapatan dengan hati-hati daripada mengambil risiko yang berlebihan.
Prinsip-prinsip di atas membentuk kerangka kerja dasar untuk sistem akuntansi dan membantu memastikan bahwa informasi keuangan yang disajikan dalam laporan keuangan adalah relevan, andal, dan konsisten dari waktu ke waktu. Dengan prinsip-prinsip ini, akuntansi dapat memberikan gambaran yang akurat tentang kinerja dan posisi keuangan suatu perusahaan.
Contoh soal seputar rumus persamaan dasar akuntansi dan penyelesaiannya.
foto: freepik.com
Contoh Soal 1
Pada tanggal 1 Januari 20X1, ABC Corp. mendirikan perusahaan dengan modal awal sebesar Rp 500.000. Selama bulan pertama, perusahaan menghasilkan pendapatan sebesar Rp 200.000 dan mengeluarkan biaya sebesar Rp 100.000. Hitunglah modal pemilik pada akhir bulan pertama.
Jawaban:
Modal awal (per 1 Januari 20X1) = Rp 500.000
Pendapatan selama bulan pertama = Rp 200.000
Biaya selama bulan pertama = Rp 100.000
Modal pemilik akhir bulan pertama = Modal awal + Pendapatan - Biaya
Modal pemilik akhir bulan pertama = Rp 500.000 + Rp 200.000 - Rp 100.000 = Rp 600.000
Contoh Soal 2
Pada tanggal 1 Februari 20X1, ABC Corp. mengambil pinjaman dari bank sebesar Rp 300.000 untuk modal usaha. Bagaimana perubahan dalam persamaan dasar akuntansi?
Jawaban:
Sebelum pinjaman:
Modal pemilik = Rp 500.000
Setelah pinjaman:
Liabilitas (pinjaman) = Rp 300.000
Modal pemilik = Rp 500.000
Setelah mengambil pinjaman dari bank, persamaan dasar akuntansi tetap seimbang:
Aset = Liabilitas + Modal Pemilik
Aset (modal usaha) = Rp 300.000 + Rp 500.000 = Rp 800.000
Contoh Soal 3
Pada tanggal 31 Maret 20X1, ABC Corp. memiliki aset tunai sebesar Rp 450.000 dan piutang sebesar Rp 150.000. Jika liabilitas yang masih harus dibayar adalah sebesar Rp 100.000, hitung modal pemilik pada akhir Maret 20X1.
Jawaban:
Aset tunai = Rp 450.000
Piutang = Rp 150.000
Liabilitas = Rp 100.000
Modal pemilik akhir Maret 20X1 = Aset - Liabilitas
Modal pemilik akhir Maret 20X1 = (Rp 450.000 + Rp 150.000) - Rp 100.000 = Rp 500.000
Contoh Soal 4
Pada tanggal 1 Juni 20X1, ABC Corp. memiliki modal pemilik sebesar Rp 700.000. Selama bulan Juni, perusahaan menghasilkan pendapatan sebesar Rp 300.000 dan mengeluarkan biaya sebesar Rp 200.000. Bagaimana modal pemilik berubah selama bulan Juni?
Jawaban:
Modal pemilik awal Juni 20X1 = Rp 700.000
Pendapatan selama Juni = Rp 300.000
Biaya selama Juni = Rp 200.000
Modal pemilik akhir Juni 20X1 = Modal pemilik awal + Pendapatan - Biaya
Modal pemilik akhir Juni 20X1 = Rp 700.000 + Rp 300.000 - Rp 200.000 = Rp 800.000
Contoh Soal 5
Pada tanggal 15 September 20X1, ABC Corp. membeli peralatan baru seharga Rp 250.000 untuk bisnis mereka. Bagaimana perubahan dalam persamaan dasar akuntansi setelah pembelian peralatan?
Jawaban:
Sebelum pembelian peralatan:
Aset (modal usaha) = Rp 800.000
Setelah pembelian peralatan:
Aset (modal usaha) = Rp 800.000 + Rp 250.000 = Rp 1.050.000
Persamaan dasar akuntansi tetap seimbang:
Aset = Liabilitas + Modal Pemilik
Aset (modal usaha) = Rp 1.050.000 = Liabilitas + Modal Pemilik
Rp 1.050.000 = Rp 100.000 + Modal Pemilik
Modal Pemilik = Rp 1.050.000 - Rp 100.000 = Rp 950.000