1. Home
  2. ยป
  3. Ragam
25 April 2024 23:45

Sering disepelekan kaum milenial, 7 dampak negatif begadang bagi kesehatan tubuh

Berbagai penurunan fungsi tubuh seperti otak, jantung, hati, dan organ lainnya akan semakin parah jika begadang terus menerus. Brilio.net
foto: freepik.com

Brilio.net - Kerja lembur, scroll media sosial, main game online bareng, nongkrong, dan berbagai kegiatan lain yang biasa dilakukan para anak muda di malam hari, ternyata menyimpan malapetaka untuk jangka panjang. Keseluruhan aktivitas tersebut menyebabkan kurangnya waktu istirahat yang berujung pada begadang. Begadang bagi kaum milenial sepertinya sudah menjadi rutinitas biasa, padahal ada begitu banyak bahaya yang bisa timbul dari aktivitas tersebut jika dilakukan secara terus menerus.

Walaupun sering disepelekan, begadang atau kurang tidur menurut para ahli kesehatan mampu meningkatkan risiko penyakit dan menyebabkan fungsi kesehatan tubuh menurun. Seperti berat badan semakin naik, mudah lupa, mudah terserang penyakit, dan lain sebagainya. Kondisi ini bisa diperparah dengan kebiasan buruk lain yang mengakibatkan kerusakan pada organ tubuh seperti mengonsumsi makanan berlebihan, berpikiran buruk (overthinking), dan menonton gadget dalam jarak dekat.

BACA JUGA :
Diduga sering pakai kipas angin mengarah ke wajah, wanita ini didiagnosis terkena bells palsy


Dampak negatif begadang bagi kesehatan tubuh mungkin tidak serta merta terasa atau terlihat langsung saat ini. Namun berbagai penurunan fungsi tubuh seperti otak, jantung, hati, dan organ lainnya akan semakin parah dalam waktu yang panjang. Oleh karena itu, kamu perlu mengetahui informasi seputar dampak negatif begadang, agar kamu menyadari bahaya yang mengancam yang disebabkan kurangnya waktu istirahat di malam hari. Dengan demikian, kamu perlu menerapkan pola hidup sehat, istirahat yang cukup, dan aktif beraktivitas di waktu yang produktif.

Tidak perlu berlama-lama lagi, yuk simak 7 dampak negatif begadang bagi kesehatan tubuh, seperti dilansir brilio.net dari berbagai sumber, Kamis (25/4).

BACA JUGA :
100 Health quotes penuh nasihat mendalam, menjaga kebugaran tubuh dan jiwa

(Magang/Zidan Fajri)

1. Menurunkan fungsi otak.

foto: freepik.com

Begadang atau kurang tidur secara teratur dapat memiliki dampak negatif pada kesehatan tubuh, khususnya yang paling signifikan pada fungsi otak. Berikut adalah beberapa dampak negatif yang lebih jelas mengenai penurunan fungsi otak yang disebabkan begadang:

- Gangguan pada proses belajar dan memori.

Tidur yang cukup diperlukan untuk konsolidasi memori, yaitu proses ketika informasi yang baru dipelajari dipindahkan dari memori jangka pendek ke memori jangka panjang. Kurang tidur dapat mengganggu proses ini, mengakibatkan sulitnya mengingat informasi dan belajar hal baru.

- Penurunan kinerja kognitif.

Kurang tidur memengaruhi berbagai aspek kinerja kognitif, termasuk perhatian, konsentrasi, pemecahan masalah, dan kecepatan berpikir. Otak yang kekurangan tidur tidak dapat berfungsi secara optimal, sehingga seseorang mungkin merasa lebih lamban dalam memproses informasi dan membuat keputusan.

- Gangguan pada fungsi eksekutif.

Fungsi eksekutif otak yang meliputi kemampuan untuk merencanakan, mengatur, dan mengeksekusi tindakan, dapat terganggu jika kurang tidur. Seseorang mungkin mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas-tugas kompleks dan menjaga fokus pada suatu aktivitas.

- Penurunan kemampuan kreatif.

Tidur yang cukup penting untuk kreativitas. Ketika seseorang kurang tidur, kemampuan otak untuk berpikir secara fleksibel dan menghasilkan ide-ide baru dapat terbatas. Hal ini dapat menghambat kemampuan seseorang untuk menemukan solusi yang inovatif terhadap masalah.

- Gangguan mood dan emosi.

Kurang tidur dapat menyebabkan perubahan mood yang signifikan, seperti iritabilitas, kecemasan, dan depresi. Hal ini disebabkan oleh gangguan pada regulasi emosi yang terkait dengan kurang tidur, yaitu ketika otak menjadi lebih rentan terhadap respons negatif terhadap situasi sehari-hari.

- Peningkatan risiko kecelakaan.

Kurang tidur meningkatkan risiko kecelakaan karena mengurangi kewaspadaan dan reaksi cepat. Seseorang yang kurang tidur mungkin mengalami penurunan kinerja motorik dan koordinasi, sehingga meningkatkan kemungkinan terjadinya kecelakaan saat mengemudi atau melakukan aktivitas berbahaya lainnya.

- Dampak jangka panjang.

Begadang secara teratur dapat memiliki dampak jangka panjang pada kesehatan otak. Penelitian telah menunjukkan bahwa kurang tidur kronis dapat meningkatkan risiko penyakit neurodegeneratif seperti alzheimer dan parkinson, serta gangguan kesehatan mental seperti depresi dan kecemasan.

Dengan demikian, penting untuk diingat bahwa tidur yang cukup adalah bagian penting dari menjaga kesehatan otak dan kesejahteraan secara keseluruhan. Melakukan kebiasaan tidur yang sehat, seperti menjaga jadwal tidur yang teratur dan menciptakan lingkungan tidur yang nyaman, dapat membantu mengurangi risiko dampak negatif begadang pada fungsi otak.

2. Meningkatkan berat badan.

foto: freepik.com

Begadang atau kurang tidur dapat memiliki dampak negatif yang signifikan pada berat badan dan berkontribusi pada risiko obesitas. Hal itu disebabkan karena aktivitas tubuh di malam hari yang cenderung merangsang perasaan lapar, sehingga mengonsumsi makanan dan minuman secara berlebih. Berikut adalah penjelasan secara detail mengenai dampak negatif begadang dalam meningkatkan berat badan atau obesitas:

- Perubahan hormonal.

Kurang tidur dapat mengganggu keseimbangan hormonal dalam tubuh, termasuk hormon yang mengatur nafsu makan. Kurang tidur meningkatkan produksi hormon yang merangsang nafsu makan dan justru menurunkan produksi hormon yang memberi sinyal kenyang. Akibatnya, seseorang yang kurang tidur cenderung merasa lapar lebih sering dan mengonsumsi lebih banyak kalori.

- Peningkatan konsumsi kalori.

Orang yang kurang tidur cenderung memiliki keinginan yang lebih besar untuk makan makanan kaya akan lemak dan karbohidrat sederhana, seperti camilan ringan, makanan cepat saji atau makanan manis. Selain itu, orang yang kurang tidur mungkin cenderung mengonsumsi lebih banyak porsi makanan atau makan lebih sering, yang berkontribusi pada peningkatan asupan kalori secara keseluruhan.

- Penurunan metabolisme basal.

Metabolisme basal adalah jumlah energi yang dibutuhkan oleh tubuh untuk menjaga fungsi dasar seperti pernapasan, detak jantung, dan suhu tubuh dalam keadaan istirahat. Kurang tidur dapat menyebabkan penurunan metabolisme basal, yang berarti tubuh membakar kalori lebih sedikit bahkan saat istirahat. Hal ini dapat menyebabkan penimbunan lemak tubuh.

- Perubahan pola makan yang tidak sehat.

Kurang tidur sering kali terkait dengan perubahan pola makan yang tidak sehat, seperti meningkatnya konsumsi makanan cepat saji, camilan tinggi gula dan lemak, serta minuman bersoda. Pola makan yang tidak sehat ini dapat menyebabkan peningkatan asupan kalori dan berkontribusi pada peningkatan berat badan.

- Kurangnya aktivitas fisik.

Orang yang kurang tidur cenderung merasa lelah dan kurang bertenaga untuk bergerak atau berolahraga. Kurangnya aktivitas fisik ini dapat mengurangi pembakaran kalori dan menyebabkan penumpukan lemak tubuh.

- Respon tubuh terhadap stres.

Kurang tidur dapat meningkatkan tingkat stres dalam tubuh, yang dapat memicu perilaku makan berlebihan atau konsumsi makanan tidak sehat sebagai cara untuk mengatasi stres. Konsumsi makanan yang tidak sehat sebagai respons terhadap stres dapat menyebabkan peningkatan berat badan.

- Gangguan pada ritme sirkadian.

Kurang tidur dapat mengganggu ritme sirkadian tubuh, yang mengatur siklus tidur dan bangun serta fungsi metabolik. Gangguan pada ritme sirkadian dapat memengaruhi respons tubuh terhadap makanan, menyebabkan peningkatan risiko obesitas dan penyakit terkait.

Dengan demikian, menjaga pola tidur yang sehat dan cukup adalah langkah penting dalam menjaga berat badan yang sehat dan mencegah risiko obesitas. Ini melibatkan menjaga jadwal tidur yang teratur, menciptakan lingkungan tidur yang nyaman, dan menghindari kebiasaan begadang atau kurang tidur secara teratur.

3. Membuat ingatan berkurang.

foto: freepik.com

Begadang atau kurang tidur secara teratur dapat memiliki dampak yang signifikan pada fungsi ingatan seseorang. Penurunan tersebut ditandai dengan sering lupa akan hal-hal penting. Berikut adalah penjelasan secara detail mengenai dampak negatif begadang dalam membuat ingatan berkurang:

- Gangguan pada konsolidasi memori.

Saat tidur, otak memproses dan mengkonsolidasi informasi yang telah dipelajari sepanjang hari menjadi memori jangka panjang. Kurang tidur dapat mengganggu proses ini, sehingga membuat seseorang sulit mengingat informasi baru yang dipelajari.

- Gangguan pada konsolidasi memori spesifik.

Selama tidur, otak mengkonsolidasi memori secara spesifik, memisahkan informasi yang penting dari yang tidak penting. Kurang tidur dapat mengganggu proses ini, menyebabkan informasi yang penting menjadi kabur atau sulit diakses saat dibutuhkan.

- Penurunan kemampuan konsentrasi.

Kurang tidur dapat mengurangi kemampuan seseorang untuk fokus dan berkonsentrasi, yang dapat mengganggu proses encoding (pengkodean) informasi ke dalam memori jangka pendek. Karena kurangnya fokus, informasi tersebut mungkin tidak tersimpan dengan baik dalam memori jangka pendek dan sulit untuk dipindahkan ke memori jangka panjang.

- Gangguan pada fungsi hippocampus.

Hippocampus adalah bagian otak yang terlibat dalam proses pembentukan dan penyimpanan memori. Kurang tidur dapat mengganggu fungsi hippocampus yang dapat memengaruhi kemampuan otak untuk memproses dan menyimpan informasi baru dengan efisien.

- Gangguan pada proses rekonsolidasi memori.

Selain konsolidasi memori baru, tidur juga penting untuk proses rekonsolidasi memori yang telah tersimpan sebelumnya. Kurang tidur dapat mengganggu proses ini, menyebabkan memori yang sudah ada menjadi kurang stabil dan rentan terhadap penghapusan atau penyimpangan.

- Penurunan kemampuan pemulihan memori.

Selama tidur, otak juga memulihkan dan mereorganisasi informasi yang telah disimpan, memperbaiki dan memperkuat jalur-jalur saraf yang terlibat dalam proses ingatan. Kurang tidur mengganggu proses pemulihan ini, sehingga membuat ingatan menjadi kurang efisien dan rentan terhadap gangguan.

- Gangguan pada kinerja kognitif umum.

Kurang tidur dapat mengganggu kinerja kognitif secara umum, termasuk kemampuan ingatan. Seseorang yang kurang tidur mungkin mengalami kesulitan dalam mengakses informasi yang telah dipelajari sebelumnya atau mengingat detail-detail penting.

Dengan demikian, menjaga pola tidur yang sehat dan cukup adalah kunci untuk menjaga fungsi ingatan yang optimal. Ini melibatkan menciptakan rutinitas tidur yang konsisten, menciptakan lingkungan tidur yang nyaman, dan menghindari kebiasaan begadang atau kurang tidur secara teratur.

4. Mempercepat penuaan dini.

foto: freepik.com

Dampak negatif bagi kesehatan yang disebabkan oleh begadang atau kurang tidur secara teratur dapat memiliki efek yang signifikan pada penuaan dini. Berikut adalah penjelasan secara detail mengenai dampak negatif begadang dalam mempercepat proses penuaan:

- Kulit kusam dan kering.

Kurang tidur dapat mengganggu proses regenerasi kulit yang terjadi saat tidur. Ketika tidur, tubuh memperbaiki dan meregenerasi sel-sel kulit yang rusak selama aktivitas sehari-hari. Kurang tidur mengganggu proses ini, menyebabkan kulit terlihat kusam, kering, dan kurang bercahaya.

- Timbulnya garis halus dan keriput.

Kurang tidur dapat meningkatkan produksi hormon stres kortisol yang dapat merusak kolagen, protein yang menjaga kulit tetap kencang dan elastis. Akibatnya, kurang tidur dapat menyebabkan timbulnya garis halus, keriput, dan tanda-tanda penuaan dini lain pada kulit.

- Pembengkakan dan kebotakan.

Kurang tidur dapat menyebabkan pembengkakan di sekitar mata dan wajah karena penumpukan cairan. Hal ini dapat menyebabkan munculnya lingkaran hitam di bawah mata dan membuat wajah terlihat lebih tua. Selain itu, kurang tidur dapat memengaruhi keseimbangan hormon dalam tubuh, yang dapat berkontribusi pada penipisan rambut dan kebotakan.

- Perubahan warna kulit.

Kurang tidur dapat mengganggu produksi melanin, pigmen alami yang memberikan warna pada kulit. Hal ini dapat menyebabkan kulit terlihat lebih pucat atau lebih gelap dari biasanya, mengurangi kecerahan dan keseragaman warna kulit.

- Penurunan kemampuan regenerasi sel.

Tubuh melakukan sebagian besar proses regenerasi dan perbaikan sel saat tidur. Kurang tidur mengganggu proses ini, menghambat kemampuan tubuh untuk meregenerasi sel-sel kulit yang rusak akibat paparan sinar UV dan faktor lingkungan lainnya.

- Peningkatan risiko kerusakan DNA.

Kurang tidur dapat meningkatkan stres oksidatif dalam tubuh, yang dapat menyebabkan kerusakan pada DNA dan sel-sel tubuh. Kerusakan DNA ini dapat mengakibatkan percepatan proses penuaan dan peningkatan risiko penyakit terkait penuaan, seperti kanker.

- Penurunan produksi hormon pertumbuhan.

Hormon pertumbuhan diproduksi secara maksimal selama tidur dan berperan penting dalam proses regenerasi sel dan jaringan. Kurang tidur mengganggu produksi hormon pertumbuhan, yang dapat memperlambat proses regenerasi kulit dan mempercepat proses penuaan.

Dengan demikian, menjaga pola tidur yang sehat dan cukup sangat penting untuk menjaga kesehatan dan kecantikan kulit serta mencegah penuaan dini. Ini termasuk menciptakan rutinitas tidur yang konsisten, menciptakan lingkungan tidur yang nyaman, dan menghindari kebiasaan begadang atau kurang tidur secara teratur.

5. Meningkatkan potensi gangguan mental.

foto: freepik.com

Sering begadang dapat memicu dampak negatif yang signifikan pada kesehatan mental seseorang. Berikut adalah penjelasan secara detail mengenai dampak negatif begadang dalam meningkatkan potensi gangguan mental:

- Kecemasan dan depresi.

Kurang tidur secara kronis dapat meningkatkan risiko mengalami kecemasan dan depresi. Kurang tidur dapat memengaruhi keseimbangan hormon dan neurotransmitter dalam otak, termasuk serotonin dan dopamin, yang berperan dalam regulasi suasana hati dan emosi. Akibatnya, seseorang yang kurang tidur cenderung lebih rentan terhadap gangguan suasana hati seperti kecemasan dan depresi.

- Gangguan bipolar.

Begadang dapat memicu episode mania pada individu yang memiliki gangguan bipolar. Kurang tidur dapat memicu peningkatan energi, impulsivitas, dan penurunan kebutuhan untuk tidur pada orang dengan gangguan bipolar yang dapat memperburuk gejala mania.

- Gangguan stres post-trauma (PTSD).

Kurang tidur dapat memperburuk gejala PTSD, seperti mimpi buruk dan gangguan tidur. Orang dengan PTSD cenderung memiliki respons stres yang meningkat saat mereka kurang tidur, yang dapat memperburuk gejala dan mempengaruhi kualitas hidup secara keseluruhan.

- Gangguan perilaku tidur.

Begadang secara teratur dapat menyebabkan gangguan perilaku tidur, seperti insomnia atau hipersomnia. Gangguan ini dapat mengganggu pola tidur yang sehat dan menyebabkan stres tambahan, yang pada gilirannya dapat memperburuk kondisi mental atau menyebabkan timbulnya gangguan mental baru.

- Penurunan kemampuan kognitif.

Kurang tidur dapat mengganggu fungsi kognitif, termasuk kemampuan berpikir, memori, dan konsentrasi. Hal ini dapat menyebabkan kesulitan dalam menyelesaikan tugas-tugas sehari-hari dan memperburuk gejala gangguan mental yang ada.

- Peningkatan risiko gangguan psikotik.

Kurang tidur dapat meningkatkan risiko mengalami episode psikotik pada individu yang rentan, seperti orang dengan skizofrenia atau gangguan bipolar. Begadang dapat memicu gejala psikotik, seperti halusinasi atau waham dan memperburuk kondisi mereka secara keseluruhan.

- Pengaruh pada kualitas hidup.

Begadang dapat memengaruhi kualitas hidup secara keseluruhan dengan mengganggu keseimbangan emosional, meningkatkan stres, dan mengurangi kualitas tidur. Hal ini dapat menyebabkan penurunan produktivitas, kesulitan dalam hubungan interpersonal, dan penurunan kepuasan hidup secara umum.

Dengan demikian, menjaga pola tidur yang sehat dan cukup adalah penting untuk menjaga kesehatan mental dan kesejahteraan secara keseluruhan. Ini melibatkan menciptakan rutinitas tidur yang konsisten, menciptakan lingkungan tidur yang nyaman, dan menghindari kebiasaan begadang atau kurang tidur secara teratur. Jika seseorang mengalami gangguan tidur atau masalah kesehatan mental, penting untuk mencari bantuan dari profesional kesehatan mental untuk evaluasi dan perawatan yang sesuai.

6. Meningkatkan risiko kanker.

foto: freepik.com

Begadang atau tidur larut malam yang disengaja dapat menimbulkan beberapa dampak negatif pada kesehatan secara serius, termasuk peningkatan risiko terkena kanker. Berikut adalah penjelasan secara detail mengenai dampak negatif begadang dalam meningkatkan risiko kanker:

- Gangguan pada sistem imun.

Kurang tidur dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh yang bertanggung jawab melawan sel-sel kanker dan infeksi. Ketika sistem kekebalan tubuh lemah, risiko terkena kanker meningkat karena sel-sel kanker dapat berkembang dan berkembang biak tanpa hambatan.

- Perubahan pada hormon.

Kurang tidur dapat memengaruhi produksi hormon dalam tubuh, termasuk hormon yang terkait dengan pertumbuhan sel-sel kanker. Penelitian telah menunjukkan bahwa kurang tidur dapat meningkatkan kadar hormon stres kortisol yang dapat mempromosikan pertumbuhan sel-sel kanker.

- Gangguan pada metabolisme.

Kurang tidur dapat mengganggu metabolisme tubuh, termasuk metabolisme glukosa dan lemak. Gangguan ini dapat meningkatkan risiko terkena kanker, terutama kanker yang terkait dengan obesitas dan resistensi insulin, seperti kanker payudara, kanker usus besar, dan kanker prostat.

- Perubahan pada gen.

Kurang tidur dapat memengaruhi ekspresi gen dalam tubuh, termasuk gen yang terkait dengan risiko kanker. Penelitian telah menunjukkan bahwa kurang tidur dapat memengaruhi ekspresi gen yang mengatur siklus sel dan pertumbuhan sel, yang dapat meningkatkan risiko mutasi genetik dan perkembangan kanker.

- Peningkatan risiko kanker payudara.

Beberapa studi telah menemukan hubungan antara kurang tidur dan peningkatan risiko kanker payudara pada wanita. Kurang tidur dapat mengganggu produksi melatonin, hormon yang berperan dalam regulasi siklus tidur dan terbukti memiliki efek protektif terhadap kanker payudara.

- Peningkatan risiko kanker usus besar.

Kurang tidur telah dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker usus besar. Gangguan pada ritme sirkadian dan metabolisme glukosa dapat memainkan peran dalam perkembangan kanker usus besar pada mereka yang kurang tidur secara teratur.

- Gangguan pada proses pembersihan toksin.

Tidur adalah waktu ketika tubuh membersihkan dan memperbaiki diri dari kerusakan sel serta menghilangkan toksin yang terakumulasi. Kurang tidur dapat mengganggu proses ini, meninggalkan tubuh lebih rentan terhadap paparan karsinogenik dan perkembangan kanker.

- Stres oksidatif.

Kurang tidur dapat meningkatkan stres oksidatif dalam tubuh yang dapat merusak sel-sel dan DNA. Kerusakan sel dan DNA ini dapat meningkatkan risiko terkena kanker dan mempercepat proses kanker yang ada.

Dengan demikian, menjaga pola tidur yang sehat dan cukup adalah penting untuk menjaga kesehatan dan mencegah risiko kanker. Ini melibatkan menciptakan rutinitas tidur yang konsisten, menciptakan lingkungan tidur yang nyaman, dan menghindari kebiasaan begadang atau kurang tidur secara teratur. Selain itu, menjaga gaya hidup sehat dengan mengonsumsi makanan bergizi, berolahraga secara teratur, dan menghindari paparan karsinogenik juga penting dalam pencegahan kanker.

7. Menurunkan imunitas tubuh.

foto: freepik.com

Begadang atau kurang tidur secara teratur dapat memiliki dampak yang signifikan pada sistem kekebalan tubuh seseorang. Berikut adalah penjelasan secara detail mengenai dampak negatif begadang dalam menurunkan imunitas tubuh:

- Penurunan produksi sel-sel kekebalan.

Tidur yang cukup penting untuk produksi dan aktivasi sel-sel kekebalan, seperti limfosit T dan sel NK (natural killer). Kurang tidur dapat mengganggu produksi dan fungsi sel-sel kekebalan yang dapat melemahkan kemampuan tubuh untuk melawan infeksi dan penyakit.

- Peningkatan risiko infeksi.

Kurang tidur telah dikaitkan dengan peningkatan risiko infeksi, termasuk infeksi virus dan bakteri. Ini disebabkan oleh penurunan respons kekebalan tubuh terhadap patogen serta penurunan produksi sitokin, protein yang diperlukan untuk merangsang respons kekebalan tubuh terhadap infeksi.

- Perubahan pada respons inflamasi.

Kurang tidur dapat meningkatkan respons inflamasi dalam tubuh yang dapat mengganggu keseimbangan sistem kekebalan dan menyebabkan reaksi inflamasi yang berlebihan. Hal ini dapat meningkatkan risiko terkena penyakit autoimun dan penyakit inflamasi kronis.

- Penurunan produksi antimikroba.

Tidur yang cukup penting untuk produksi protein antimikroba seperti defensin yang membantu melawan bakteri, virus, dan jamur. Kurang tidur dapat mengurangi produksi protein ini, meningkatkan risiko terkena infeksi dan memperlambat proses penyembuhan.

- Gangguan pada sistem endokrin.

Kurang tidur dapat memengaruhi keseimbangan hormon dalam tubuh, termasuk hormon yang terkait dengan sistem kekebalan, seperti kortisol dan melatonin. Gangguan ini dapat mengganggu fungsi sistem kekebalan tubuh dan meningkatkan risiko infeksi.

- Peningkatan risiko penyakit kronis.

Penurunan kekebalan tubuh akibat kurang tidur dapat meningkatkan risiko terkena penyakit kronis, seperti diabetes, penyakit jantung, dan kanker. Sistem kekebalan tubuh yang lemah juga dapat memperburuk gejala penyakit kronis yang sudah ada.

- Pengaruh pada kesehatan mikrobiota.

Kurang tidur dapat memengaruhi keseimbangan mikrobiota usus yang berperan penting dalam regulasi sistem kekebalan tubuh. Gangguan pada mikrobiota usus dapat melemahkan kekebalan tubuh dan meningkatkan risiko infeksi dan penyakit.

- Peningkatan risiko flu dan penyakit menular lainnya.

Kurang tidur dapat meningkatkan risiko terkena flu dan penyakit menular lainnya. Sistem kekebalan tubuh yang lemah membuat seseorang lebih rentan terhadap infeksi virus dan bakteri yang dapat menyebabkan penyakit serius.

Dengan demikian, menjaga pola tidur yang sehat dan cukup adalah penting untuk menjaga kesehatan sistem kekebalan tubuh. Ini melibatkan menciptakan rutinitas tidur yang konsisten, menciptakan lingkungan tidur yang nyaman, dan menghindari kebiasaan begadang atau kurang tidur secara teratur. Selain itu, menjaga gaya hidup sehat dengan mengonsumsi makanan bergizi, berolahraga secara teratur, dan mengelola stres juga dapat membantu memperkuat sistem kekebalan tubuh.

SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags