Brilio.net - Pemanasan global hingga perubahan iklim memberikan dampak tersendiri bagi kesehatan seseorang. Nggak heran bila, banyak orang yang mendorong berbagai pihak untuk lebih peduli terhadap lingkungan hijau. Pasalnya, memperoleh kehidupan yang asri serta menghirup udara tanpa polusi jadi salah satu hak asasi setiap orang.
Menurut riset dari University of Cambridge mengungkapkan bahwa menghabiskan waktu di ruang terbuka hijau dapat menurunkan risiko miopi atau rabun jauh hingga 30 persen. Tim peneliti melakukan studi terhadap 6.000 anak-anak berusia 6-12 tahun selama periode 2020-2023.
BACA JUGA :
Mengenal infeksi ginjal kondisi kesehatan yang dialami Liam Payne, penyebab, ciri-ciri dan mencegahnya
Manfaat berada di lingkungan hijau ternyata tidak terbatas pada kesehatan mata saja. Laporan dari World Health Organization (WHO) menyebutkan bahwa interaksi rutin dengan alam dapat menurunkan tingkat stres hingga 40 persen sekaligus meningkatkan daya konsentrasi. Studi tersebut menemukan penurunan kadar hormon kortisol pada individu yang menghabiskan minimal 2 jam sehari di taman atau area hijau.
Ruang terbuka hijau juga memberikan dampak positif bagi kualitas udara perkotaan. Satu pohon dewasa mampu menyerap hingga 22 kilogram karbon dioksida per tahun. Data Kementerian Lingkungan Hidup menunjukkan bahwa kota-kota dengan ruang terbuka hijau di atas 30 persen memiliki tingkat polusi udara 25 persen lebih rendah dibandingkan kota lainnya.
Oleh karena itu, lingkungan hijau sangat penting bagi kehidupan setiap orang. Lantas apa saja manfaat habiskan waktu di lingkungan hijau ini? Yuk simak selengkapnya di bawah ini seperti brilio.net sadur dari berbagai sumber, Selasa (22/10)
BACA JUGA :
3 Jenis pencemaran lingkungan dan penyebabnya yang merusak ekosistem
Manfaat habiskan waktu di lingkungan hijau
foto: freepik.com/jcomp
1. Menurunkan risiko miopi
Penelitian dari jurnal Lancet Digital Health tahun 2023 membuktikan bahwa anak-anak yang menghabiskan minimal 2 jam sehari di luar ruangan memiliki risiko miopi 30 persen lebih rendah. Cahaya alami dan fokus mata pada objek jarak jauh di ruang terbuka membantu perkembangan normal mata.
Studi yang dilakukan terhadap 20.000 anak di Asia Timur menunjukkan penurunan signifikan kasus rabun jauh pada kelompok yang rutin bermain di taman dibanding mereka yang lebih banyak beraktivitas dalam ruangan.
2. Meningkatkan kesehatan mental
Jurnal Environmental Science & Technology tahun 2022 melaporkan bahwa 20 menit berada di lingkungan hijau dapat menurunkan kadar hormon kortisol hingga 40 persen. Para peneliti dari University of Michigan menemukan bahwa interaksi dengan alam meningkatkan produksi serotonin dan dopamin, yakni hormon yang berperan dalam menciptakan perasaan bahagia. Selain itu, studi terhadap 2.500 pekerja kantoran membuktikan bahwa mereka yang memiliki akses ke taman atau area hijau selama jam istirahat memiliki tingkat stres serta kecemasan 35 persen lebih rendah.
3. Memperkuat sistem imun
Selanjutnya riset dari Chiba University Jepang mengungkapkan bahwa kegiatan forest bathing atau shinrin-yoku dapat meningkatkan jumlah sel natural killer hingga 50 persen. Sel-sel ini berperan penting dalam melawan virus dan sel kanker dalam tubuh. Penelitian longitudinal selama 3 tahun terhadap 3.000 responden menunjukkan penurunan 23 persen kasus flu pada kelompok yang rutin melakukan aktivitas di hutan atau taman dibanding kelompok kontrol.
4. Membantu pemulihan fisik lebih cepat
Kemudian pada penelitian dari Environmental Health Perspectives tahun 2023 membuktikan bahwa pasien rumah sakit dengan pemandangan area hijau dari jendela kamar memiliki masa pemulihan 15 persen lebih cepat. Tak sampai disitu saja, para peneliti dari Uppsala University Swedia juga menemukan bahwa aktivitas ringan di lingkungan hijau meningkatkan sirkulasi darah lalu mempercepat penyembuhan luka hingga 25 persen. Data dari 50 rumah sakit di Eropa menunjukkan penurunan penggunaan obat penghilang rasa sakit pada pasien yang memiliki akses ke taman terapi.
5. Meningkatkan daya konsentrasi dan kreativitas
Aktivitas di alam terbuka juga terbukti memperbaiki attention span hingga 45 menit lebih lama dibanding aktivitas dalam ruangan. Berdasarkan penelitian dari Nature Neuroscience mengungkapkan bahwa 40 menit berjalan di area hijau meningkatkan performa kognitif hingga 20 persen. Lebih jauh, University of Melbourne melakukan studi terhadap 1.500 pekerja kreatif dan menemukan peningkatan produktivitas 28 persen pada kelompok yang bekerja dengan pemandangan atau akses ke ruang hijau.
6. Memperbaiki kualitas tidur
Tidur yang berkualitas menjadi kebutuhan penting bagi setiap orang. Pasalnya dengan tidur yang berkualitas dapat membantu menurunkan berbagai risiko penyakit. Nah, area lingkungan hijau ternyata baik untuk meningkatkan kualitas tidur seseorang. Menurut Jurnal Sleep Health melaporkan bahwa paparan cahaya alami dan udara segar di lingkungan hijau membantu mengatur ritme sirkadian tubuh.
Penelitian dari Stanford Sleep Institute menunjukkan bahwa 30 menit aktivitas pagi di taman meningkatkan kualitas tidur malam hingga 37 persen. Studi ini dilakukan terhadap 4.000 orang dewasa yang membuktikan bahwa mereka yang tinggal dekat area hijau memiliki durasi tidur lebih panjang serta lebih sedikit mengalami gangguan tidur.
7. Menurunkan tekanan darah dan risiko penyakit jantung
Riset dari American Heart Association membuktikan bahwa 2 jam per minggu di lingkungan hijau menurunkan risiko penyakit kardiovaskular hingga 20 persen. Data dari 15 tahun penelitian terhadap 100.000 warga Inggris menunjukkan penurunan 15 persen kasus hipertensi pada penduduk yang tinggal dekat taman. Selain itu, para peneliti dari Tokyo Medical University menemukan penurunan tekanan darah sistolik rata-rata 5-8 mmHg setelah aktivitas 40 menit di hutan.
8. Mendukung perkembangan sosial anak
Terakhir, lingkungan hijau ternyata memiliki banyak manfaat untuk manusia. Tak hanya menjaga kesehatan fisik maupun mental. Namun, lingkungan hijau juga membantu meningkatkan perkembangan sosial anak. Berdasarkan studi longitudinal dari University of British Columbia terhadap 2.500 anak usia 4-7 tahun menunjukkan peningkatan kemampuan sosial 40 persen lebih baik pada anak yang rutin bermain di taman.
Penelitian dari Journal of Environmental Psychology mengungkapkan bahwa permainan di alam terbuka meningkatkan kemampuan problem-solving dan kerja sama tim hingga 35%. Data dari 200 sekolah dasar di Skandinavia membuktikan bahwa program pembelajaran outdoor menghasilkan perkembangan empati serta keterampilan komunikasi yang lebih baik dibanding pembelajaran konvensional.