Brilio.net - Kamu pasti familiar banget sama rutinitas kerja dari pagi sampai sore yang dijalani sama kebanyakan orang kantoran di Indonesia. Sebenarnya di kontrak kerja udah jelas tertulis jam pulang itu jam 5 sore.
Sayangnya, masih banyak yang suka nilai rajin-malasnya seseorang dari seberapa lama dia nongkrong di kantor. Tak sedikit karyawan menilai bahwa karyawan yang pulang tenggo (teng langsung go) adalah pegawai malas.
BACA JUGA :
Aman meski tanggal tua, 6 cara cerdas atur gaji ala milenial kantoran
Nah, dari survei JobStreet tahun 2023 terungkap fakta mencengangkan kalau 68 persen pekerja di Indonesia terpaksa lembur karena takut dicap males sama rekan kerja atau atasan. Survei yang sama juga nemu kalau 45 persen orang ngaku hidup mereka jadi berantakan gara-gara budaya kerja yang lebih mentingin durasi daripada hasil kerjaan. Kondisi kayak gini bikin suasana kerja jadi nggak sehat dan malah bisa bikin produktivitas menurun dalam jangka panjang.
Oleh karena itu, sudah saatnya kamu ubah cara pandang soal produktivitas di kantor. Seharusnya yang jadi ukuran itu bukan berapa lama kamu di kantor, tapi seberapa bagus hasil kerjaanmu. Perlu dipahami kemampuan pulang tepat waktu justru nunjukin kalau seseorang pinter ngatur waktu kerjanya.
Lantas bagaimana cara memecah stigma malas di tempat kerja karena pulang tepat waktu? Biar makin afdhol yuk simak ulasan lengkap di bawah ini yang dilansir brilio.net dari berbagai sumber, Selasa (22/10)
BACA JUGA :
7 Cara menolak ajakan nongkrong teman setelah pulang kantor tanpa dikucilkan dari pergaulan
Cara memecah stigma malas di tempat kerja
foto: freepik.com/benzoix
1. Buktikan produktivitas lewat hasil kerja
Jadikan kualitas dan ketepatan waktu pengerjaan tugas sebagai fokus utama. Misalnya, jika ada target mingguan, pastikan selesai sebelum deadline. Dokumentasikan setiap pencapaian dalam bentuk laporan singkat yang bisa ditunjukkan ke atasan. Dengan begitu, kamu punya bukti nyata kalau pulang tepat waktu bukan berarti kinerja menurun.
2. Komunikasikan progress kerja secara rutin
Biasakan update kemajuan pekerjaan ke tim dan atasan, minimal di awal atapun akhir hari. Manfaatkan tools seperti Slack atau email untuk memberi tahu apa yang sudah dikerjakan serta apa yang akan dikerjakan besok. Transparansi ini membantu orang lain paham bahwa waktumu di kantor digunakan dengan efektif.
3. Terapkan time blocking dengan konsisten
Bagi waktu kerja dalam blok-blok khusus. Contohnya, 09.00-11.00 untuk tugas prioritas, 11.00-12.00 untuk meeting, 13.00-15.00 untuk project tim, dan 15.00-17.00 untuk administratif. Metode ini membantu memaksimalkan produktivitas selama jam kerja normal.
4. Tingkatkan efisiensi dengan automasi
Manfaatkan teknologi untuk mengotomatisasi tugas-tugas repetitif. Misalnya, gunakan template untuk laporan rutin, aktifkan auto-reply untuk email saat sibuk, atau pakai project management tools untuk tracking deadline. Ini membuktikan kamu kerja lebih pintar, bukan lebih lama.
5. Bangun personal branding sebagai problem solver
Jadilah orang yang bisa diandalkan untuk memberikan solusi efektif. Kalau ada masalah di tim, usulkan ide-ide konkret yang bisa langsung diimplementasikan. Personal branding seperti ini akan mengalihkan fokus dari jam kerja ke nilai tambah yang kamu berikan.
6. Tetapkan batasan yang jelas dan profesional
Komunikasikan dengan sopan kapan kamu available dan tidak available. Misalnya bilang, "Saya fokus mengerjakan laporan sampai jam 3, setelah itu bisa diskusi." Sikap profesional ini menunjukkan kamu menghargai waktu kerja serta waktu pribadi.
7. Berikan hasil lebih dari ekspektasi
Selesaikan tugas dengan kualitas di atas standar. Kalau diminta bikin presentasi 10 slide, bikin 12 slide dengan konten yang lebih mendalam. Ini membuktikan bahwa fokusmu adalah pada kualitas output, bukan sekadar menghabiskan waktu di kantor.
8. Tawarkan bantuan di saat senggang
Kalau tugasmu sudah selesai lalu masih ada waktu sebelum jam pulang, tanyakan apa ada yang bisa dibantu. Ini menunjukkan kamu proaktif serta peduli dengan tim, sekaligus membantah anggapan pulang tepat waktu sama dengan tidak peduli tim.
9. Dokumentasikan sistem kerja efektifmu
Buat panduan atau SOP cara kamu menyelesaikan tugas dengan efisien. Bagikan ke tim supaya mereka bisa belajar bekerja lebih efektif. Hal seperti ini membuktikan kamu berkontribusi pada peningkatan produktivitas tim secara keseluruhan.
10. Tunjukkan work-life balance berdampak positif
Bagikan bagaimana pulang tepat waktu membuatmu lebih fresh dan produktif keesokan harinya. Ceritakan project sukses yang kamu selesaikan berkat energi serta fokus yang terjaga. Ini bisa menginspirasi rekan kerja untuk menerapkan kebiasaan serupa.
11. Jadilah role model manajemen waktu
Praktekan apa yang kamu kampanyekan. Mulai dan selesaikan meeting tepat waktu, kirim deliverables sesuai deadline, lalu tunjukkan konsistensi dalam kualitas kerja. Perilaku ini akan menular ke rekan kerja serta perlahan mengubah budaya kantor.
12. Edukasi pentingnya hasil vs durasi
Bagikan artikel atau research tentang produktivitas modern yang mementingkan output ketimbang jam kerja. Ajak diskusi santai soal tren ini di tim. Pengetahuan ini bisa membantu mengubah mindset kolega tentang definisi produktivitas.
Ingat, mengubah stigma butuh waktu dan konsistensi. Yang terpenting ialah membuktikan kalau kualitas kerja nggak ada hubungannya dengan durasi di kantor. Tunjukkan bahwa profesionalitas soal bagaimana kamu mengelola waktu dengan efektif untuk menghasilkan output terbaik.