Brilio.net - Dalam ibadah sholat, kesempurnaan dan kekhusyukan sangat penting untuk memastikan diterimanya doa dan amalan. Salah satu aspek yang sering dibahas dalam sholat adalah sujud sahwi, sebuah tata cara yang diperuntukkan bagi orang yang mengalami kekeliruan dalam sholatnya. Sujud sahwi adalah cara untuk mengatasi dan memperbaiki kesalahan kecil yang mungkin terjadi selama pelaksanaan sholat. Dalam artikel ini akan membahas tata cara sujud sahwi dengan lengkap, termasuk niat, syarat, dan hukumnya, untuk membantu kamu memahami dan melaksanakannya dengan benar.
Sujud sahwi merupakan amalan yang dianjurkan dalam Islam untuk mengoreksi kekurangan atau kesalahan yang tidak sengaja dilakukan dalam sholat, seperti menambah atau mengurangi gerakan atau bacaan. Tata cara sujud sahwi sangat penting untuk dipahami agar kamu dapat melaksanakan sholat dengan sempurna. Sebelum membahas tata caranya lebih dalam, mari simak niat yang harus diucapkan saat melakukan sujud sahwi.
BACA JUGA :
Tata cara sholat jenazah, pahami pengertian, hukum, bacaan dan doa
Selain tata cara dan syarat, penting untuk memahami hukum sujud sahwi dalam Islam. Sujud sahwi bukanlah kewajiban mutlak, namun merupakan sunnah yang dianjurkan untuk menjaga kesempurnaan ibadah sholat. Dalam konteks ini, sujud sahwi berfungsi sebagai upaya perbaikan agar ibadah kamu tidak terpengaruh dengan kekeliruan yang mungkin terjadi. Dengan memahami hukum dan tata cara sujud sahwi, kamu dapat melaksanakan sholat dengan lebih tenang dan khusyuk.
Berikut ulasan lengkapnya, seperti dirangkum brilio.net dari berbagai sumber, Rabu (28/8).
Tata cara sujud sahwi.
BACA JUGA :
Cara sholat hajat yang benar menurut ajaran Islam, pahami keutamaan, hukum, dan waktu pelaksanaannya
foto: freepik.com
Dalam ibadah sholat, tidak jarang kamu menghadapi situasi di mana kekeliruan kecil terjadi, baik itu dalam gerakan, bacaan, atau urutan sholat. Untuk mengatasi masalah ini dan menjaga kesempurnaan ibadah, umat Islam dianjurkan untuk melakukan sujud sahwi. Sujud sahwi adalah amalan penting yang dirancang untuk memperbaiki kekeliruan dalam sholat dan memastikan bahwa ibadah tetap sah dan diterima.
Adapun niatnya sebagai berikut:
foto: Istimewa
Arab latin: Subhana man laa yanaamu walaa yashu.
Artinya, "Maha Suci Allah yang tidak tidur dan tidak lupa."
Syarat dilakukan sujud sahwi.
foto: freepik.com
1. Waktu pelaksanaan sujud sahwi.
Sujud sahwi dilakukan sebelum salam jika kesalahan diketahui sebelum salam. Namun, jika kekeliruan baru diketahui setelah salam, maka sujud sahwi harus dilakukan setelah salam.
2. Ragu mengenai jumlah rakaat atau sujud.
Jika kamu merasa ragu tentang jumlah rakaat atau sujud yang telah dilakukan, pilihlah angka yang lebih kecil sebagai kepastian. Misalnya, jika kamu ragu apakah sudah melakukan dua rakaat atau satu rakaat, anggaplah baru satu rakaat. Demikian pula, jika ragu sudah dua kali sujud atau satu kali sujud, tetapkanlah bahwa baru satu kali sujud.
3. Lupa kelebihan rakaat atau kaifiyah.
Jika kamu lupa melakukan tambahan rakaat atau bagian tertentu dari sholat, pelaksanaan sujud sahwi dilakukan sebagaimana disebutkan sebelumnya, yaitu sebelum salam jika kesalahan diketahui sebelum salam atau setelah salam jika kesalahan diketahui setelah salam.
4. Lupa kekurangan rakaat.
Jika kamu terlupa melakukan rakaat yang kurang, maka rakaat yang kurang tersebut harus ditambahkan. Sujud sahwi dilakukan sesuai dengan tata cara yang dijelaskan pada poin sebelumnya, dengan penambahan rakaat berdasarkan hadis Zul Yadaini dari Abu Hurairah, yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim.
5. Keterlambatan duduk tasyahud.
Jika seharusnya duduk untuk tasyahud awal atau akhir tetapi kamu sudah terlanjur berdiri, jika posisi berdiri belum sempurna, kembalilah duduk untuk tasyahud dan tidak perlu melakukan sujud sahwi. Namun, jika kamu sudah berdiri dengan sempurna, teruskan berdiri untuk menyelesaikan shalat dan lakukan sujud sahwi sebelum salam. Dalam kasus ini, ikuti imam dalam hal sujud sahwi jika kamu adalah makmum, meskipun imam mungkin mengalami keraguan atau kelupaan.
Hukum sujud sahwi.
foto: freepik.com
Dalam praktik ibadah sholat, sujud sahwi menjadi penting untuk memperbaiki kekurangan yang mungkin terjadi selama sholat. Meskipun tujuannya sama, masing-masing madzhab dalam Islam memiliki pandangan dan tata cara tersendiri mengenai sujud sahwi. Berikut adalah penjelasan hukum sujud sahwi menurut empat madzhab utama dalam Islam: Hanafi, Maliki, Syafi'i, dan Hanbali.
1. Madzhab Hanafi.
Dalam madzhab Hanafi, sujud sahwi adalah sunnah yang dianjurkan ketika terjadi kesalahan dalam sholat, baik dalam hal tambahan atau pengurangan. Sujud sahwi dilakukan sebelum salam untuk mengatasi kekurangan atau kesalahan yang terjadi selama sholat. Namun, jika kesalahan terjadi setelah salam, tidak ada kewajiban untuk melakukan sujud sahwi.
2. Madzhab Maliki.
Madzhab Maliki menyatakan bahwa sujud sahwi harus dilakukan jika ada tambahan atau pengurangan yang terjadi dalam sholat. Sujud sahwi dilakukan sebelum salam jika kesalahan diketahui sebelum salam. Jika kesalahan terjadi setelah salam, sujud sahwi tetap dilakukan setelah salam. Dalam madzhab Maliki, sujud sahwi juga dianjurkan untuk kekeliruan dalam tasyahud atau gerakan sholat.
3. Madzhab Syafi'i.
Dalam madzhab Syafi'i, sujud sahwi dilakukan untuk mengatasi kesalahan seperti tambahan atau pengurangan dalam sholat. Sujud sahwi harus dilakukan sebelum salam jika kekeliruan diketahui sebelum salam. Namun, jika kesalahan baru diketahui setelah salam, sujud sahwi harus dilakukan setelah salam. Madzhab Syafi'i menekankan pentingnya sujud sahwi untuk menjaga kesempurnaan sholat.
4. Madzhab Hanbali.
Madzhab Hanbali mengajarkan bahwa sujud sahwi adalah bentuk perbaikan untuk tambahan atau pengurangan yang tidak disengaja dalam sholat. Sujud sahwi dilakukan sebelum salam untuk kesalahan yang terjadi sebelum salam, dan setelah salam untuk kesalahan yang terjadi setelah salam. Dalam madzhab Hanbali, sujud sahwi juga dianjurkan untuk kekurangan rakaat yang diketahui setelah selesai sholat.