Brilio.net - Gigi copot menjadi fase alami yang dialami setiap anak-anak pada usia tertentu. Peristiwa tanggalnya gigi susu ini biasanya terjadi saat usia 5 hingga 12 tahun. Ketika gigi susu yang lepas kerap membuat anak-anak merasa cemas sekaligus penasaran dengan gigi barunya nanti.
Orang tua zaman dulu punya cara unik untuk mengatasi gigi susu yang copot. Biasanya akan meminta anaknya melempar gigi tersebut ke atas genteng rumah. Ritual ini konon dilakukan agar gigi baru bisa tumbuh dengan baik dan rapi.
BACA JUGA :
8 Mitos makan sambil berdiri, katanya rezeki bisa jatuh dan hilang
Entah bagaimana awalnya perkembangan mitos ini, namun banyak yang percaya sekaligus terapin cara ini. Harapannya gigi si kecil jadi lebih kuat dan rapi. Bila ditelisik, ada banyak mitos lainnya soal gigi copot yang dibuang ke genteng. Penasaran apa saja?
Brilio.net mengulas delapan makna mitos soal gigi copot yang wajib dibuang ke genteng, dilansir dari berbagai sumber, Kamis (14/11).
1. Gigi baru tumbuh lurus ke bawah.
BACA JUGA :
Apa benar membawa keberuntungan? Ini 5 mitos tentang menemukan uang di jalan
foto: freepik.com/8photo
Masyarakat Indonesia punya kepercayaan kalau gigi susu yang copot harus dilempar ke genteng rumah sambil mengucap doa. Konon katanya, gigi yang dibuang ke atas akan membuat gigi baru tumbuh lurus ke bawah, nggak miring atau berantakan. Para orangtua zaman dulu percaya kalau arah lempar gigi bakal menentukan arah tumbuhnya gigi baru si anak. Makanya harus dilempar ke atas biar giginya tumbuh rapi ke bawah.
2. Biar gigi cepat tumbuh kembali.
Lempar gigi ke genteng juga dipercaya bisa bikin gigi baru cepat tumbuh. Ritual ini biasanya dilakukan sambil berdoa maupun mengucapkan kalimat khusus seperti "tukar gigi baru". Kepercayaan ini sebenarnya punya maksud baik supaya anak-anak nggak terlalu lama tanpa gigi, yang bisa bikin mereka minder atau susah makan.
3. Mencegah gigi dimakan tikus.
Ada juga yang percaya kalau gigi yang copot harus dibuang ke genteng biar nggak dimakan tikus. Soalnya kalau giginya dibuang sembarangan ataupun dimasukkan ke tempat sampah, ditakutkan bakal dimakan tikus. Menurut mitos yang beredar, kalau gigi susu dimakan tikus, gigi baru yang tumbuh bakal mirip gigi tikus alias tonggos ke depan.
4. Tanda kedewasaan.
foto: freepik.com/pressfoto
Ritual buang gigi ke genteng ini juga dianggap sebagai simbol peralihan dari masa anak-anak ke masa yang lebih dewasa. Orangtua biasanya menjelaskan ke anaknya kalau copot gigi itu tanda sudah mulai besar. Ritual ini sekaligus jadi momen penting yang menandai pertumbuhan si anak, mirip kayak ritual potong rambut pertama atau sunatan.
5. Mendatangkan keberuntungan.
Mitos lain yang berkembang ialah kepercayaan bahwa membuang gigi ke genteng bisa mendatangkan keberuntungan. Beberapa daerah percaya kalau gigi yang dilempar harus sampai ke genteng biar si anak dapat berkah. Ada juga yang bilang kalau gigi nggak nyangkut di genteng, artinya keberuntungan belum mau nempel sama si anak.
6. Mencegah sakit gigi di masa depan.
Para orangtua dulu percaya kalau ritual buang gigi ke genteng bisa mencegah si anak dari sakit gigi di kemudian hari. Mereka yakin kalau ritual ini dilakukan dengan benar, gigi baru yang tumbuh bakal lebih kuat dan sehat. Meskipun secara medis nggak ada hubungannya, tapi kepercayaan ini masih dipegang teguh sampai sekarang.
7. Mempererat hubungan dengan saudara.
foto: freepik.com/freepik
Di beberapa daerah, ritual lempar gigi ke genteng harus dilakukan bareng-bareng sama saudara kandung. Katanya sih biar hubungan persaudaraan tetap erat sampai dewasa. Ritual ini juga sering jadi momen seru yang bikin anak-anak senang dan melupakan rasa takut atau sakitnya gigi yang copot.
8. Menghormati leluhur.
Terakhir, ritual membuang gigi ke genteng rumah juga dipercaya sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur. Genteng yang berada di bagian atas rumah dianggap lebih dekat dengan langit maupun tempat tinggal para leluhur. Masyarakat percaya kalau minta restu leluhur lewat ritual ini, pertumbuhan gigi baru akan diberkahi sekaligus berjalan lancar.