Brilio.net - Pernikahan jadi hal yang diidamkan banyak orang, apalagi yang sudah memiliki pasangan. Pasalnya, melalui pernikahan pasangan berkomitmen untuk mengikat janji suci terus bersama sampai ajal menjemput. Ketika menjelang menikah, biasanya seseorang akan mempersiapkan banyak hal. Mulai dari gaun pengantin, cincin pernikahan, dekorasi acara, dan lainnya.
Nggak heran bila menjelang pernikahan, calon pengantin cenderung sibuk mempersiapkan berbagai hal demi mewujudkan pernikahan idamannya. Tak jarang pada proses persiapan menikah tersebut, calon pengantin mengalami berbagai tekanan hingga memicu stres.
BACA JUGA :
50 Jokes gombalan lucu, menghibur dan bikin bikin doi salting
Terlebih bagi calon pengantin wanita, banyak hal yang perlu disiapkan sehingga jadi lebih sensitif. Misalnya sering uring-uringan, mudah tersinggung, atau bahkan mudah menangis meski hal sepele. Perasaan nggak karuan inilah kerap menyerang wanita menjelang menikah.
Kondisi tersebut dikenal dengan istilah bridezilla sindrom. Lantas apa bridezilla sindrom ini? Yuk, simak ulasan lengkapnya, seperti dilansir brilio.net dari berbagai sumber, Jumat (28/6).
Apa itu bridezilla sindrom?
BACA JUGA :
75 Rayuan maut singkat, penuh makna sekaligus bikin tersipu malu
foto: freepik.com
Menyadur dari Psychology Today, istilah bridezilla sindrom pertama kali digunakan pada pertengahan 1990-an untuk menggambarkan calon pengantin yang berubah menjadi 'monster, ketika merencanakan pernikahan.
Belakangan istilah dikenal bridezilla sindrom digunakan untuk menggambarkan kondisi calon pengantin wanita yang merasakan kecemasan berlebihan, dengan ditandai perubahan emosi jadi mudah marah, sedih, ataupun kesal menjelang hari pernikahan.
Biasanya kondisi tersebut terjadi H-1 minggu, sebulan atau beberapa hari sebelum pernikahan. Umumnya pengantin yang mengalami bridezilla sindrom lalu berbuat ulah saat tidak memperoleh apa yang diinginkan.
Ciri-ciri bridezilla sindrom
foto: freepik.com
1. Terlalu sibuk urus pernikahan sampai lupa kesehatan.
Biasanya menjelang acara pernikahan, pengantin akan dilibatkan dengan berbagai persiapan. Mulai dari memilih gedung pernikahan, udangan, catering fotografer, foto prewedding, atau bahkan hingga memilih souvenir pernikahan. Terlebih sang pengantin juga memiliki kesibukan di kantor yang tidak bisa ditinggalkan begitu saja.
Alhasil semua urusan diambil alih oleh sang pengantin yang ujungnya menguras energi. Akibatnya ketika terlalu sibuk urus ini itu hingga mengabaikan kesehatan. Jadi, daripada urus semuanya, cobalah untuk meminta bantuan orang kepercayaan dalam membantu kamu mengurus pernikahan.
2. Setiap hari bicarakan soal pernikahan.
Ciri selanjutnya seseorang terkena bridezilla sindrom yakni terlalu sering bicarakan soal pernikahan. Saking seringnya hingga terkesan terobsesi. Tak jarang pengidap sindrom ini selalu membicarakan soal acara pernikahan hampir setiap jam.
3. Pasangan mulai menghindari membahas soal pernikahan.
Jika terlalu sering diomongin soal persiapan pernikahan, pasangan akan mengalami kelelahan secara psikis yang berakibat pasangan kamu menghindari ketika berbicara soal persiapan acara.
4. Frustasi dengan persiapan pernikahan.
Memang nggak mudah mempersiapkan soal pernikahan, sehingga tak jarang pengantin mengalami frustasi karena persiapan yang selalu mengalami kendala. Alhasil sang pengantin merasa sedih yang berujung frustasi pada persiapan pernikahan yang tak kunjung habisnya.
Penyebab bridezilla sindrom
foto: freepik.com
1. Tanggung jawab yang besar.
Ketika menikah tentu jadi momen sekali seumur hidup yang perlu dipersiapkan dengan matang. Tujuannya agar proses pernikahan bisa berjalan dengan lancar. Oleh karena itu, tanggung jawab yang besar harus dipikul calon pengantin.
Terlebih untuk wanita pasti ingin mengatur segala hal agar lancar, mulai dari pesta pernikahan, pakaian, hingga detail-detail lainnya. Beban tanggung jawab inilah yang dapat membuatnya merasa stres dan tertekan.
2. Rasa khawatir yang berlebihan.
Calon pengantin wanita sering kali khawatir tentang berbagai hal, seperti kemungkinan cuaca hujan, keluarga yang tidak hadir, atau detail-detail lain yang dapat mempengaruhi pernikahan. Rasa khawatir seperti ini bisa memicu emosi yang tidak stabil serta membuat kamu lebih sensitif.
3. Ekspektasi yang tinggi.
Sebuah pernikahan menjadi hal penting bagi calon pengantin. Karena itu, dia selalu menaruh harapan tinggi pada acara pernikahannya. Jika harapan-harapan ini tidak tercapai, sehingga membuat sang pengantin mudah menangis atau marah.
4. Keterbatasan waktu.
Terkadang persiapan pernikahan yang banyak dan tenggat waktu yang terbatas membuat si wanita merasa khawatir persiapan pernikahan tidak sesuai ekspektasi. Terlebih ketika ada keterbatasan anggaran membuatnya semakin overthinking yang pada akhirnya merusak mood.
Cara mengatasi bridezilla sindrom
foto: freepik.com
1. Istirahat yang cukup.
Pernikahan kamu mungkin sebentar lagi, tetapi perlu inget nggak semuanya harus kamu ambil alih. Berikan jeda waktu untuk beristirahat agar kamu tidak terkena sindrom bridezilla ini.
2. Bagi tugas.
langkah selanjutnya, bagi tugas dengan pasangan atau orang terdekat. Delegasikan apa yang menjadi prioritas kamu dan mana tugas yang bisa dilimpahkan ke orang lain. Cara ini agar kamu tidak pusing mempersiapkan pernikahan.
3. Komunikasikan rencana pernikahan dengan pasangan.
Agar acara pernikahan tidak jadi momok konflik, sebaiknya komunikasikan apa yang jadi harapan kalian berdua. Pilih mana yang bisa dikerjakan bersama atau bahkan bicarakan keresahan masing-masing. Harapannya dengan komunikasi yang lancar, kalian bisa berbagi beban lalu diskusikan yang terbaik untuk acara pernikahan nanti.
4. Realistis.
Pernikahan memang spesial tetapi ingat bahwa sesuaikan dengan kemampuan kalian. Jangan memaksakan sesuatu di luar kendali kamu. Cobalah untuk realistis dengan melihat kondisi serta kesanggupan kalian sebagai pasangan dalam menjalankan pernikahan impian. Pasalnya, yang terpenting dari sebuah pernikahan bukan pada acara tetapi kehidupan setelah menikah.