Brilio.net - Musik dan Islam sudah lama menjadi perbincangan masyarakat Tanah Air dalam beberapa tahun ini. Banyak musisi Indonesia yang 'gantung gitar' lalu meninggalkan musik dan serius mendalami agama Islam. Fenomena ini dikenal masyarakat dengan sebutan 'hijrah'.
Sebagian dari mereka menganggap musik sebenarnya tak sesuai dengan syariat agama dan sangat percaya musik bisa menimbulkan tindakan buruk bagi mereka yang melakukannya. Maka dari itu mereka yang percaya 'musik itu haram' mantap meninggalkannya secara total dan sampai sekarang memilih mempelajari ilmu agama Islam secara mendalam.
BACA JUGA :
Ketika Salman Al Jugjawy silaturahmi ke rumah Eross, sempat ngejam lho
Dalam Islam di Indonesia, memang sampai saat ini hukum penggunaan musik untuk dakwah masih menjadi kontroversi walau pun sudah banyak dilakukan.
Pertengahan tahun 2017 ini, dunia hiburan musik kembali dikagetkan lagi oleh hijrahnya seorang musisi rock, asal Bandung. Dia adalah Yukie, vokalis grup alternatif rock, Pas Band. Tapi tahukah kamu, sebelum Yukie, beberapa musisi Indonesia juga banyak yang melakukan hijrah dalam beberapa tahun ke belakang. Siapa saja mereka?
Berikut deretan musisi Tanah Air yang hijrah dalami agama Islam, seperti dirangkum brilio.net dari berbagai sumber teks dan video, Rabu (5/7).
BACA JUGA :
12 Foto ini buktikan kalau Baim 'The Dance Company' sosok papa humoris
Ada yang sudah total berhenti bermusik, namun ada pula yang masih berkarya lewat musik sebagai media dakwah.
1. Yuki.
Pria bernama lengkap Yuki Arifin Martawidjaja ini diketahui hijrah belum lama ini. Awalnya pada Mei lalu foto-foto Yuki membersihkan kaca jendela masjid membuat heboh netizen. Dari situ, diketahui Yuki ternyata memang sedang mempelajari agama Islam secara mendalam bersama kawan-kawan lamanya.
Pada sebuah wawancara, Yuki mengaku selama ini sangat menyesal kenapa tak dari dulu mendalami agama Islam. Sebagai seorang publik figur, rocker senior tahun 90an, Yuki merasa berdosa sudah memberi banyak contoh buruk kepada para penggemarnya. Alasan itulah yang memantapkan Yuki untuk berhijrah.
"Semua hal durjana yang dikerjakan oleh laki-laki, pernah saya kerjakan. Kalau ingin menemukan sebuah jalan kebahagiaan yang hakiki ya cuma ini jawabannya," kata Yuki.
Namun Yuki mengaku tidak berhenti bermusik dan tetap akan berkarya bersama Pas Band, yang sudah seperti keluarganya sendiri. Dalam waktu ke depan, pria yang hampir kepala lima ini ingin memberikan pengertian kepada para penggemarnya tentang apa pentingnya arti ibadah dan ingat Tuhan dalam menjalani kehidupan.
2. Ucay.
Ucay juga diketahui hijrah dan stop bermusik. Mantan vokalis Rocket Rockers ini merasa galau bermusik sejak kerap bandnya itu diundang manggung di klab malam. Ucay semakin lama semakin resah melihat banyak orang mabuk-mabukan dan tak kenal ajaran agama.
"Saya merasa kegiatan saya ini (main musik) mulai bertabrakan dengan agama saya, yaitu Islam," kata pria bernama lengkap Noor Al-Kautsar ini.
3. Reza.
Ilsyah Ryan Reza atau akrab disapa Reza ini juga diketahui hengkang dari band yang sudah membesarkannya, Noah. Kabar Reza hijrah dan mendalami ajaran agama Islam sempat heboh pada 2014 silam.
"Ke depan, hidup saya lebih (fokus) ke agama. Setelah Januari (2015) saya fokus ke saya dulu. Setelah itu Allah yang tentuin, semua jiwa dan dunia bergantung sama Allah," kata Reza dalam wawancaranya dulu.
Namun Reza diketahui tak stop bermusik. Beberapa waktu lalu Reza masih melakukan dakwahnya melalui musik bersama rekan musisi yang juga sudah hijrah lebih dulu, yakni Salman Al Jugjawy, alias Sakti mantan gitaris Sheila On 7.
"Saya main kalau saya lagi pengen main (drum), udah cukup. Mungkin sepuluh menit, setengah jam, cuma untuk ngobatin rindu aja, udah," ujarnya seperti dikutip brilio.net dari akun video Project Neo di YouTube.
Selain berdakwah 'door to door', kini Reza juga sibuk mengembangkan bisnis busana muslimnya, seperti gamis, kemeja, dan lain-lain.
4. Salman Al Jugjawy.
Sosok musisi Sakti Ari Seno atau yang dulu dikenal dengan nama Sakti sudah jarang terlihat tampil di TV sejak memutuskan hengkang dari grup band Sheila On 7. Sejak keluar dar SO7 pada 2006 silam, ia mengubah namanya menjadi Salman Al Jugjawy. Penampilanya pun berubah seiring dengan keputusannya memperdalam ilmu agama.
Meski begitu, ia tidak benar-benar meninggalkan musik. Pada tahun 2010 Salman Al Jugjawy sempat mengeluarkan sebuah album religi bertajuk 'Selamatkan' di bawah naungan labelnya sendiri bernama Al Jugjawy Records. Tiga tahun kemudian ia mengeluarkan album religi lagi bertajuk 'Islam Itu Indah'.
Salman kini menetap di Jogja dan tak berhenti melakukan silaturahmi kepada teman-teman musisi. Kini dia mempunyai dua bisnis yang terbilang sukses.
Salman membuat toko busana dan aksesori muslim yang ia beri julukan 'Distro Akhir Zaman' bernama aljugjawy.co. Sedangkan bisnisnya yang kedua adalah toko buku online bernama salmanlibrary. Kedua bisnisnya itu dia kelola sendiri dari rumahnya di Jogja dan sangat aktif melakukan promo di media sosial Instagram.
5. Irvan Sembiring.
Irvan Sembiring atau akrab disapa Irvan Rotor juga berpindah haluan dari gemerlapnya dunia musik ke dunia dakwah. Gitaris band thrash metal legenda bernama Rotor ini memutuskan meninggalkan bandnya. Ia diketahui sempat stop bermusik dan memilih mendalami agama dan mantap menjadi dai.
Pria yang kini dikarunia empat anak dari seorang istri itu hanya menyebut, masa-masa sebagai musisi metal serupa berada di selokan bau.
"Ibaratnya gue 20 tahun di comberan, heboh, ketika habis dakwah, kayak dibawa ke penthouse hotel bintang lima," kata dia dalam wawancaranya tahun 2013 silam.
Namun jiwa musiknya yang kembali bergejolak membuat dirinya membangkitkan kembali Rotor, sejak 2009 silam ia sampai kini masih tetap menjadi dai dan tak berhenti mendalami agama Islam, meski masih menggandrungi musik metal.
6. Ombat Nasution.
M Hariadi Nasution atau dikenal sebagai Ombat Nasution ini juga diketahui hijrah dan mendalami ajaran agama Islam. Namun Ombat tak stop bermusik dengan band metalnya, Tengkorak. Ombat bersama Tengkorak memilih musik sebagai media penyampaian pesan mereka soal agama.
Selain masih berkesenian bersama Tengkorak, Ombat kini juga menjadi Managing Partners MHN Law Firm, Ketua Lembaga Bantuan Hukum Muslim Indonesia (LBHMI), dan Ketua Badan Pengurus PUSHAMI (Pusat Hak Asasi Muslim Indonesia).
7. Derry Sulaiman.
Nama Deri Guswan Pramona dulu dikenal sebagai seorang gitaris band thrash metal Betrayer. Tapi perubahan total terjadi pada dirinya, hingga akhirnya menjadi seorang pendakwah dan berganti nama jadi Derry Sulaiman.
Namun hijrahnya Derry tak membuat dia lantas mengharamkan musik. Pria yang memilih keluar dari Betrayer pada 1998 silam itu sampai kini masih mencintai musik dan malah membuatnya sebagai media dakwah Islam.
"Dakwah saya beda sama dai kondang ya. Ilmu mereka dari pesantren, ilmunya lebih jauh dari saya. Saya lebih banyak di jalan ketimbang di masjid. Dakwah saya lebih banyak ajak orang untuk ke masjid. Kalau ketemu sama teman-teman metal, selalu bilang musik boleh metal, salat tak bisa tinggal," kata Derry.
8. Donny Supriyadi.
Donny Supriyadi atau yang kerap disapa Donny 'Them_f**k' juga memutuskan untuk hijrah dan meninggalkan band metal lawas 90an asal Bandung, Jeruji. Dia sudah enggan beraktivitas di band karena musik dianggapnya sudah mengabaikan rohaninya untuk Sang Pencipta.
"Waktu saya habis dengan latihan, mengurus bikin lagu, udah gitu bikin album, manggung, bikin tur, terus siklusnya seperti itu. Sementara sisi rohani saya terabaikan. Seperti halnya musik saya itu seperti kota metropolitan yang begitu megah, sementara sisi religi saya kosong seperti sepetak kamar kontrakan. Ini berarti ada yang salah," kata Donny yang kini mengisi aktivitasnya dengan berdagang.
9. Yuke Semeru.
Hijrah nyatanya juga tak menyentuh musisi-musisi muda saja. Yuke Semeru adalah contohnya. Yuke dulunya adalah pemain bass Gong 2000, band rock legendaris Indonesia.
Sekira era 1984-1985 adalah puncak karier sekaligus kegelisahan Yuke tentang musik. Kala itu dia masih bergabung dengan band Exit. Namun di tengah kesibukan tur musiknya itu, dia mulai menemukan hidayah untuk segera mendalami Islam.
"Saat itu saya kaget, ada salah seorang anggota band saya yang penampilannya jadi berubah, dia pakai jubah putih. Ketika saya bertanya apa sebabnya, dia tidak mau jawab. Saya malah dikenalkannya dengan seorang ustaz," kenang Yuke.
Setelah dia mencoba berhenti bermusik dan mulai mempelajari Islam, Yuke secara otomatis juga berhenti merokok. "Saya merasa tidak nyaman tiap kali bersentuhan dengan alat musik."
10. Berry Manoch.
Berry Manoch adalah sosok fenomenal dan bisa dibilang inspiratif. Vokalis Saint Loco ini memutuskan masuk Islam karena hidayah yang luar biasa sudah langsung dirasakannya.
Kegelisahan Berry mulai terjawab ketika awalnya dia meminta gitarisnya untuk mengajari salat. Akhirnya pria yang sudah mengenal narkoba selama 15 tahunan itu mantap masuk Islam dan mendalami ajaran-ajarannya.
"Tepatnya pada 22 Febuari 2015 saya melaksanakan prosesi baca syahadat dilakukan secara simbolik di rumah teman saya dan saya jadikan kehidupan saya sebagai seorang mualaf hingga saat kini," kata Berry.
Namun Berry mengaku tidak berhenti begitu saja bermain musik walau pun sudah hijrah. Berry mengaku sangat mencintai musik dan tak menutup kemungkinan bisa membuatnya karya musiknya menjadi media dakwah, inspirasi banyak orang. Namun ketika ditanya soal membuat lagu religi, Berry menjawabnya dengan diplomatis.
"Saya main musik tidak sendiri dan ada tim. Ada banyak sekali orang yang bergantung sama saya juga. Tetapi hidup itu proses. Bagaimana lebih baik ke depannya dan saya tidak mau muluk-muluk dan tidak mau berpikir, biar terjadi alami saja. Kalau untuk bikin single religi ada keinginan tapi tunggu wawasan tentang agama saya lengkap dan sudah jauh lebih siap. Saya tidak mau sekadar karena saya mualaf kemudian jadi mengeluarkan single religi," tutupnya.
11. Andri Ashari.
Andri Ashari atau kerap disapa Andri Lemes adalah vokalis Rumahsakit, band indie pop kenamaan Jakarta era 90-an. Andri diketahui hengkang dari bandnya itu dan berhenti main musik sejak akhir Desember 2013. Dia mantap berhijrah usai mengikuti kajian-kajian dan menemukan buku Islam yang mengatakan bahwa musik itu haram.
"Saya ketemu bukunya Ustaz Yazid yang Hukum Lagu, Musik dan Nasyid (berisi hukum musik itu haram), ya udah saya beli aja. Alhamdulillah halaman pertama isinya langsung dalil-dalil," kata Andri ketika mengikuti suatu kajian di Jakarta.
12. Alfi Chaniago.
Serupa dengan Andri Ashari ex vokalis Rumahsakit, Alfi Chaniago juga mantap berhijrah meninggalkan musik sejak 2010 karena menganggapnya haram dan sama sekali tak sesuai dengan ajaran agama Islam. Alfi ini dulunya adalah bassis band pop disco asal Jakarta, The Upstairs. Ia bahkan memiliki identitas Islami dengan nama Bani Muhammad Mustar.
"Ya ada Islam yang main Qasidah, ada juga Islam yang nggak main Qasidah. Tapi setelah gue pelajarin, menurut keyakinan hati gue yang bener itu ya kalau ingin berdakwah yang berhasil itu ya seperti cara nabi gitu lho," kata Alfi.
Tak lama setelah Alfi, diketahui sang drummer The Upstairs, Beni, juga ikut mengundurkan diri pada 2014 silam. Jimi Multazham menduga Beni juga mengikuti jejak Alfi, stop bermusik dan mengharamkannya.
"Gelagat ini sudah mulai terbaca oleh gue dalam beberapa bulan terakhir Beni mendalami agama," kata Jimi pada April 2014.
13. Aditya Ardinugraha.
Kabar soal hijrahnya musisi ini datang pada awal 2015 silam. Aditya Ardinugraha (Adi), sang gitaris band indie pop Bandung, Pure Saturday mengundurkan diri dari band dan mengaku ingin mendalami ajaran agama Islam tanpa ingar bingar musik.
Yang lebih mengagetkan, keluarnya Adi ini dibarengi dengan Yudistira Ardinugraha alias Udi sang drummer.
"Anak-anak Pure Saturday sedang ngobrol-ngobrol waktu itu, baru saja beres main. Tiba-tiba Adi dan Udi mengeluarkan statement, mau resign. Kami benar-benar kaget. Nggak ada curhat dulu atau semacamnya, tapi langsung pengumuman keluar. Keputusan mereka sudah positif, tidak bisa diganggu-gugat. Mau bagaimana lagi? Ini urusan prinsip, urusan kepercayaan," kata Budi, manager Pure Saturday.
14. Alm Gito Rollies.
Gito Rollies adalah rocker kelahiran Papua 1 November 1947. Pria bernama lengkap Bangun Sugito ini sering mengonsumsi minuman keras sampai mengonsumsi narkoba ketika masih muda dan belum mengenal hidayah Islam.
Hijrahnya diketahui terjadi 2007 silam. Kehidupannya kala itu mulai berubah drastis ketika dia sempat merasakan fly tiga hari akibat narkoba dan pada akhirnya mendapatkan hidayah. Gito mulai mempelajari Alquran dan Hadis kepada beberapa ulama.
"Saya harus hijrah, bukan ini tujuan saya dilahirkan ke muka bumi, tetapi ada tugas lain yang harus saya lakukan sebagai bekal pertemuan dengan Sang Pemilik jiwa ini," katanya kala itu.
Sebelum menutup usianya di 2008 karena kelenjar getah bening, diketahui Gito sempat bermusik lagi dengan single religinya bersama Gigi pada 2007, Cinta Yang Tulus.
15. Harry Moekti.
Buat mereka yang menghabiskan masa remaja pada rentang 1980 sampai 1990-an, tentu sosok Hari Moekti tidak asing. Pria bernama asli Hariadi Wibowo ini dulu sangat ngetop dengan lagunya yang berjudul Aku Suka Kamu Suka. Saat itu, Hari Moekti boleh dibilang bergelimang harta. Bayarannya sekali manggung bisa mencapai Rp 50 juta.
Di awal 1990-an, kegamangan dan kegalauan Hari Moekti terjawab sedikit demi sedikit. Dia mulai mendekati banyak ustaz dan mulai mengaji. Saat itu, pikirannya mulai terbuka, hatinya terketuk. Dia tersadar pekerjaannya selama ini memang membuat terlena, meski belum tentu berdosa. Bahkan tak jarang membuat manusia berpaling dari Tuhan, dan lebih menuhankan dunia.
Hari berpikir ternyata selama ini apa yang dia lakoni justru merusak sendi-sendi Islam, dan itu terselip dalam tembang-tembangnya yang digemari remaja. Dia merasa menjadi idola tidak membuat kehidupannya dan para penggemarnya lebih baik. Itu cuma sesaat. Perasaan bersalah dan penyesalan mulai tumbuh, tapi bukan benci.
Kehidupan Hari Moekti saat ini berubah 180 derajat. Dia stop bermusik, tanggalkan semua ketenaran, tepuk tangan, kemeriahan panggung, keglamoran, dan semua bunga-bunga dunia hiburan. Dia mantap menjejak di jalan dakwah. Memilih menjadi da'i di sisa hidupnya, mempersembahkan seluruh tenaga dan kemampuannya menjayakan Islam.
Kini tak ada lagi petikan gitar, hentakan dan pukulan drum, betotan senar bass, dan lengkingan suara Hari Moekti. Semua diganti dengan lantunan Asma Allah SWT dan Shalawat Nabi Muhammad SAW, pun menuntun Hari Moekti bergabung dengan gerakan Hizbut Tahrir Indonesia.