Brilio.net - Cerita silat (cersil) sempat begitu diminati banyak kalangan pada era 80-an sampai 90-an. Dari anak-anak sampai orang dewasa, menggemari cerita-cerita yang akarnya berasal dari China tersebut.
Masuknya cerita-cerita silat disambut hangat oleh masyarakat Indonesia. Cerita-cerita tersebut diterjemahkan oleh para penerjemah Indonesia, bahkan pada akhirnya dibukukan. Tak berhenti sampai di sini, beberapa di antaranya diangkat menjadi serial TV dan film.
BACA JUGA :
7 Kisah perjuangan Yana Zein lawan kanker ini bikin haru
Salah satu contoh kisah silat yang paling familier hingga saat ini adalah The Return of the Condor Heroes karya penulis China legendaris Chin Yung (Jin Yong). Novel ini dijadikan versi serial TV pada tahun 1983, di mana tokoh sentralnya Yeung Kuo atau Yoko diperankan Andy Lau, dan Siu-lung-nui atau Bibi Lung diperankan Idy Chan. Generasi 80-an dan 90-an pasti paham banget deh, sama serial satu ini.
Nah, dari Indonesia sendiri muncul beberapa nama penulis cersil. Penulis cersil yang namanya menggaung misalnya Bastian Tito yang menulis pendekar 'edan', Wiro Sableng. Bahkan Wiro Sableng juga pernah dijadikan serial TV yang tenar pada akhir 1990-an dan awal 2000-an. Ken Ken adalah aktor yang memerankan pendekar dengan tato 212 di dadanya tersebut.
Selain itu, juga ada nama Asmaraman Sukowati Kho Ping Hoo. Pria kelahiran Sragen, Jawa Tengah pada 17 Agustus 1926 tersebut terkenal sebagai penulis cersil karena terdorong dari ayahnya yang mengajarinya silat sejak masih kecil.
BACA JUGA :
Sempat bilang sudah sembuh 80%, Yana Zein meninggal dini hari tadi
Dia mengarang sendiri cersil berdasarkan fantasi dan pengetahuannya, bukan menerjemahkan kisah-kisah dari China ke dalam Bahasa Indonesia. Pun dalam kisah-kisah yang ditulis, pria yang lahir dari keluarga Tionghoa peranakan ini memadukan latar sejarah Tiongkok dan Jawa.
Salah satu cersil Kho Ping Hoo yang terkenal adalah Serial Bu-Kek Sian-Su yang terdiri dari 17 judul. Setiap judul terdiri dari 18-62 jilid. Di sisi lain, untuk ceritanya yang berlatar sejarah dan budaya Jawa seperti Darah Mengalir di Borobudur dan Badai di Laut Selatan.
Nah, kali ini brilio.net mengulas singkat keturunan dua penulis cersil yang melegenda tersebut, Kamis (1/6). Keturunan mereka ini ternyata seleb papan atas Indonesia, lho.
1. Vino G Sebastian.
foto: Instagram/@vinogbastian__
Yup, aktor ganteng satu ini adalah anak dari Bastian Tito. Vino sendiri sudah banyak memerankan berbagai tokoh film, mulai dari karakter anak sekolahan di Catatan Akhir Sekolah, selengekan-romantis di film Madre atau Reality, Love, and Rock'N Roll, lucu di film Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss, sampai yang berbau action seperti Serigala Terakhir.
Nah, kerennya pada tahun ini, suami Marsha Timothy tersebut mendapatkan kesempatan berharga memerankan tokoh ciptaan sang ayah dalam film 212 Warrior yang diproduksi Fox! Rencananya, film ini akan dirilis di bioskop pada 2018, termasuk di Indonesia sebagai asal cerita Wiro Sableng.
2. Deddy Mahendra Desta.
foto: Instagram/@desta80s; kangzusi.com
Nah, kalau seleb yang sudah banting setir dari anak band ke presenter ini merupakan cucu dari Kho Ping Hoo. Namun begitu, darah penulis cersil tak mengalir dalam diri Desta, panggilan akrabnya.
Dia lebih suka menekuni dunia seni seperti kedua orangtuanya, Tina Asmaraman Prakosa dan Prakosa Hadiwijaya, yang merupakan lulusan Akademi Seni Rupa Indonesia (ASRI). Bahkan Desta mengaku kepada sebuah media nasional bahwa dia nyaris tidak pernah membaca buku karangan engkongnya. Alasannya lebih kepada ketertarikannya terhadap seni.
Namun begitu, dari kakeknya tersebut, Desta belajar menghargai dan menghormati perbedaan. Mengingat sang kakek keturunan Tionghoa, mama dan dua saudaranya memeluk agama Kristen, sementara Desta dan papanya memeluk agama Islam.