Brilio.net - Setelah sukses merilis film The Big 4, Netflix Indonesia kembali menyuguhkan film Netflix Original Indonesia terbarunya. Netflix menyajikan sebuah film remaja dengan cerita yang tak biasa. Film yang dibintangi oleh Shenina Cinnamon, Emir Mahira, dan Caitlin North Lewis ini menceritakan tentang kisah seorang murid cerdas yang memiliki blog rahasia yang berisi beragam cerita fantasi.
Tak hanya itu, film ini juga mengajak para anak muda agar mulai belajar menerima dan mencintai diri sendiri. Hal tersebut diungkapkan oleh sang sutradara, yakni Lucky Kuswandi dalam acara konferensi pers yang dihadiri langsung oleh brilio.net pada Rabu (8/2).
BACA JUGA :
5 Alasan film Netflix Original Indonesia The Big 4 menarik ditonton, aksi tarung dibalut komedi
"Dear David membicarakan hal yang sangat universal, yaitu menerima dan mencintai diri sendiri, walau bungkusnya memang film remaja. Terutama bagi remaja dan di dalam media sosial, mereka selalu membandingkan diri dengan orang lain dan selalu ada tekanan mereka hadapi," terang Lucky.
Resmi rilis pada 9 Februari 2022, berikut 5 alasan Dear David menarik untuk ditonton.
BACA JUGA :
7 Film Joko Anwar yang tayang di Netflix, ada Nightmares and Daydreams
1. Menceritakan cerita remaja dengan cara tak biasa.
foto: Netflix Indonesia
Alih-alih mengangkat kisah percintaan remaja, film karya Lucky Kuswandi ini justru mengupas tentang beragam hal yang terjadi pada anak remaja. Ia memilih untuk mengangkat kisah cinta segitiga, krisis identitas, dan eksplorasi seksualitas.
Tak hanya itu, Lucky juga menampilkan potret kehidupan remaja yang lekat dengan media sosial. Perjalanan serta pengalaman yang dialami oleh ketiga karakter utama akan saling beririsan dan mendorong ketiganya untuk menerima serta lebih mencintai diri sendiri.
2. Menyajikan konflik yang kompleks dari masing-masing karakter.
foto: Netflix Indonesia
Laras, David, dan Dilla sebagai tiga karakter utama di Dear David tampil sebagai remaja dengan pergulatan batinnya masing-masing. Semua karakter hadir dengan konfliknya masing-masing. Karakter Laras dihadapkan dengan latar belakangnya yang merupakan keluarga kelas menengah.
David yang terlihat tenang ternyata diam-diam memiliki kecemasan akibat trauma di masa kecil. Sementara karakter Dilla yang cuek ternyata juga memendam amarah dan perasaannya selama ini.
"Ide cerita ini terinspirasi dari kehidupan pribadi penulis muda Winnie Benjamin yang memiliki blog dan menulis cerita fanfiction. Kami merasa ini unik dan menarik untuk dieksplorasi serta relevan dengan anak muda saat ini, juga cocok bagi mereka yang sudah melewati fase itu dan menemukan diri kembali," ungkap Produser film Dear David, Muhammad Zaidy.
3. Mengangkat topik tentang self love.
foto: Netflix Indonesia
Seperti yang disinggung di atas, film ini mengangkat isu mengenai self love. Ketiga karakter utama dalam ini digambarkan berada dalam fase remaja yang identik memiliki keingintahuan yang tinggi dan berusaha mencari jati dirinya melalui beragam pengalaman dan kejadian.
Emir yang memerankan karakter David pun mengatakan bahwa film ini mencari surat cinta tersendiri bagi dirinya di masa lalu.
"Saat pertama kali baca naskahnya, saya langsung merasa andai saja saat saya seumur David dan ada film seperti ini yang bisa saya tonton. Jadi film ini seperti surat cinta bagi diri saya sendiri di masa lalu," ungkapnya.
Sementara itu Shenina yang berperan sebagai Laras juga turut berbagi tentang kemiripan pengalamannya dengan karakter Laras yang ia perankan.
"Saya pernah di posisi Laras, melalui perjalanan tersendiri dan proses panjang untuk bisa menerima dan mencintai diri sendiri. Maka saya ingin menumpahkan apa yang saya lewati melalui karakter Laras," tuturnya.
4. Menghadirkan performa terbaik dari para aktor muda.
foto: Netflix Indonesia
Palari Film bersama dengan Netflix mencoba menerapkan persiapan yang matang sebelum produksi film berlangsung sehingga pada saat proses shooting, para aktor dan aktris dapat menampilkan performa terbaiknya.
Bahkan deretan pemain film ini juga berlatih selama kurang lebih satu setengah bulan untuk mendalami karakternya masing-masing. Emir mengatakan dirinya diberi waktu yang maksimal untuk menyatukan kemistri dengan para pemain film.
"Dari awal semua sudah disiapkan secara matang dan kami diberi waktu yang cukup untuk mempersiapkan diri. Saya diberi waktu untuk menjalin hubungan dengan tokoh ayah di film dan mempersiapkan diri untuk adegan yang cukup menguras emosi," kata Emir.
Sementara Shenina diminta oleh sang sutradara untuk menulis cerita fantasi untuk membantunya masuk ke dalam karakter yang diperankan.
"Ada satu buku tempat saya menuliskan fantasi-fantasi yang semoga tidak akan ketahuan siapa-siapa dan itu menjadi salah satu (cara) yang membuat saya semakin memahami siapa itu Laras," pungkasnya.