Brilio.net - Menjadi artis memang pekerjaan yang luar biasa karena bayarannya yang bisa tembus ratusan juta rupiah. Profesi yang satu ini juga membuat banyak orang bercita-cita ingin jadi artis.
Kendati terlihat mentereng, jadi artis bukanlah hal yang mudah. Para artis ini harus berjuang dari bawah untuk bisa hidup layak dan bahagia seperti sekarang ini.
BACA JUGA :
Sikap Rendy Kjaernett akui selingkuh dengan Syahnaz Sadiqah tuai simpati, ini alasannya khianati istri
Terlahir dalam kondisi keluarga yang kurang berada membuat mereka bekerja keras demi mengangkat derajat keluarga. Bahkan ada yang harus banting tulang menjadi penjual gorengan demi menyambung hidup.
Seperti yang dialami oleh bocah satu ini. Dia adalah Denny Cagur. Sebelum bergelimang harta, komedian yang juga presenter ini pernah merasakan hidup susah.
BACA JUGA :
Penyanyi cilik Tanah Air 'kembaran' Boboho pernah kuliah di Inggris, kini sudah menikah
foto: Instagram/@dennycagur
Pria kelahiran 29 Agustus 1977 ini berasal dari keluarga sederhana. Untuk membantu perekonomian keluarga, dia jualan gorengan tiap hari.
Denny Cagur saat itu memilih untuk menjual combro dan bakwan untuk memenuhi kebutuhan dan sekolahnya. Ia juga menjual kerupuk kulit untuk menambah penghasilan.
Pekerjaan sebagai tukang gorengan itu dilakukan dengan ikhlas dan penuh semangat selama 20 tahun. Denny Cagur juga sempat menjadi pengajar untuk anak berkebutuhan khusus.
Denny dan keluarganya semangat mencari uang tambahan agar ia dan saudara-saudaranya bisa terus sekolah. Karena salah satu cara mengubah nasib adalah melalui pendidikan. Tiap tahun Denny Cagur dan keluarga pindah kontrakan menyesuaikan dengan perekonomian mereka.
Denny sendiri mengaku bahwa ia sudah mengenal dunia komedi sejak masih duduk di bangku sekolah dasar (SD). Ketika duduk di bangku SMP hingga SMA, artis kelahiran Bandung ini mulai belajar komedi secara serius. Ia belajar dengan menonton video-video dari grup lawak legendaris seperti Ngelaba hingga Bagito.
"Nah mulai-mulainya tuh SMP, SMA gue udah mulai nonton Ngelaba, udah mulai nonton Bagito, mulai tau acara komedi gue liatin terus di sekolah gue praktikin," ucap Denny dikutip dari kanal Youtube Pita Kuning.
foto: Instagram/@dennycagur
Saat kuliah di Universitas Negeri Jakarta, Denny pun mulai serius menggeluti dunia komedi. Pada 1997, ia kemudian membuat grup lawak Cagur bersama Narji, dan Wendy.
Namun karier grup ini tidak langsung sukses. Mereka sering dibayar hanya dengan nasi kotak dan uang transport yang tak lebih dari Rp 80 ribu. Tapi mereka tak kecewa dan terus berusaha hingga akhirnya menembus program kompetisi lawak di salah satu stasiun televisi swasta.
Inilah yang menjadi nama Cagur dikenal luas oleh publik. Ketika jadwal mereka semakin sibuk, masing-masing anggota juga bersolo karier sebagai komedian. Denny juga mendapat tawaran beragam acara televisi sebagai presenter.
foto: Instagram/@dennycagur
Kini, komedian 45 tahun ini berhasil memiliki kekayaan berkat usahanya. Rumah mewah lengkap dengan berbagai fasilitas kelas bintang 5 dimilikinya. Rumah mewah di kawasan Pejaten, Pasar Minggu, Jakarta Selatan tersebut konon harganya menyentuh angka 15 miliar Rupiah.
Mulai dari tampak depan, terdapat koridor dengan pilar besar yang menyusuri halamannya. Rumah bergaya Eropa ini juga memiliki lapangan basket privat yang dipasang jaring-jaring.
Tak hanya kolam renang dengan perosotan, Denny juga memiliki arena bermain, kolam ikan yang luas dan juga tempat main billiard. Garasinya dipenuhi dengan kendaraan pribadi, mulai dari mobil hingga beberapa motor yang harganya fantastis.
foto: YouTube/AH
Tak hanya itu, Denny Cagur juga mengoleksi sejumlah mobil mewah, salah satunya Porsche Cayman yang harganya ditaksir mencapai Rp 2 Miliar. Hal ini terlihat dari vlog Atta Halilintar yang mengunjungi pelawak sukses itu.
"Ini mobil kesayangan, karena ya Porsche ini adalah mobil impian dari dulu," kata Denny Cagur yang mengaku butuh waktu 10 tahun untuk mewujudkan mimpi punya mobil mewah ini.
Meski jalan yang ia lalui tak mudah, namun Denny percaya akan doa dan usahanya. Bahkan ia menganggap bahwa kehidupan masa lalunya itu adalah kenangan manis yang selalu membuat ia rendah hati.