Brilio.net - Perjuangan setiap orang untuk meraih mimpi patut diapresiasi. Apalagi, jika orang tersebut memulai untuk bekerja keras meraih cita-citanya dimulai dari nol.
Begitupun dengan para selebriti Tanah Air, tak sedikit dari mereka berasal dari keluarga yang kurang berada. Meski begitu, kondisi ekonomi ini yang menjadi motivasi mereka untuk bekerja keras.
BACA JUGA :
Tak malu bergaya sederhana walau tajir, begini 7 potret Soimah borong 3 sapi untuk kurban Idul Adha
Seperti kisah bocah polos berponi berikut ini. Berasal dari keluarga dengan penghasilan pas-pasan, tak membuatnya patah semangat. Bocah ini terus berjuang mewujudkan mimpinya menjadi seorang pesinden.
Sosok bocah polos tersebut adalah Soimah. Ketika duduk di bangku SD hingga SMP, Soimah pernah bekerja sebagai pembawa es balok. Ia bekerja dari sore hingga menjelang subuh. Bahkan ia pernah menggendong es sejauh 200 meter guna menambah pundi-pundi uang miliknya.
Ketika waktu menunjukkan pukul 3 dini hari, Soimah pergi ke pasar untuk membantu ibunya berdagang ikan. Tidak hanya membersihkan, Soimah juga bertugas menaburi ratusan ikan-ikan yang akan dijual ibunya itu dengan garam.
BACA JUGA :
Anak kecil penjual ikan pernah dituding tak berduit ini ternyata crazy rich, suami juragan bus
Seusai menaburi dengan garam, Soimah kemudian mengeringkan ikan-ikannya di pantai. Rutinitas seperti ini ia lakukan setiap hari sebelum berangkat sekolah. Hal tersebut demi membantu perekonomian keluarga.
foto: Instagram/@showimah
Ia juga mengatakan bahwa dirinya selalu bau ikan. Ia bahkan merasa malu dengan telapak tangannya karena berwarna merah kehitaman akibat setiap hari membantu memanggang ikan.
Soimah remaja semakin tertarik dengan dunia seni. Berkat saran tantenya, MM Ngatini yang adalah istri pengurus padepokan tari Bagong Kussudiardjo yang ada di Yogyakarta, Soimah semakin dekat dengan komunitas seni dan melanjutkan pendidikan di SMKI (Sekolah Menengah Karawitan Indonesia) jurusan karawitan.
Soimah kemudian melanjutkan pendidikannya di Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta. Di tengah perkuliahannya, Soimah kebanjiran panggilan untuk menyanyi dari panggung ke panggung. Karena sudah mengerti cara menghasilkan uang secara mandiri, Soimah memilih untuk tidak meneruskan kuliahnya dan berhenti di semester 6.
Karier Soimah sebagai sinden semakin melambung ketika dirinya bergabung dengan Jogja Hip Hop Foundation. Bersama komunitas seni tersebut, Soimah menjalani tur dunia untuk yang pertama kalinya pada 14 Mei 2011.
foto: Instagram/@showimah
Dari situlah ia memulai karier di dunia hiburan Indonesia dengan tampil dalam satu stasiun televisi, ANTV. Soimah didapuk sebagai penyanyi latar di acara "Seger".
Karier Soimah pun tak hanya berhenti pada dunia tarik suara. Namun, karena bakat yang dimilikinya, ia juga dipercaya untuk menggawangi banyak program televisi, baik acara komedi maupun musik.
Berjuang menapaki dunia hiburan dari nol, kini artis berusia 42 tahun itu berhasil meraih kesuksesannya meskipun melewati aral melintang yang tak mudah. Alhasil kini Soimah disebut jadi artis papan atas hingga digadang-gadang mendapatkan honor fantastis hanya dalam sekali tampil dalam acara off air di televisi.
foto: Instagram/@showimah
Tarif Soimah ini terungkap setelah Marshel Widianto meminta juri D'Academy ini bernyanyi di acara nikahannya. Dia menyebut tarifnya mencapai ratusan juta rupiah.
"Mau tahu harga saya off air? Rp 300 juta. Pasti kalian nganggepnya bercanda yah?," celetuk Soimah.
Hanya saja selebihnya Soimah menjelaskan bahwa tarif tersebut sejatinya bisa dinego. Meskipun terbilang fantastis, Soimah tidak asal ambil job off air. Hal tersebut disesuaikan dengan kondisi moodnya.
"Bisa dinego. Ada yang Rp 500 juta ditolak-tolak. Kalau aku off air sesuai mood. Bukan nggak butuh duit. Tapi kalau gede, aku nggak mood berangkat, aku nggak ambil," terang Soimah.