Brilio.net - Hidup memang dinamis. Maka tak heran jika setiap orang pasti mengalami perubahan, entah itu perubahan yang lebih positif ataupun sebaliknya. Perubahan itu pun dialami beberapa artis Tanah Air. Jika dahulu kehidupan mereka tak lepas dari kemewahan, namun kini mereka memilih untuk mengubah kehidupannya menjadi sederhana.
Hal tersebut pula yang dilakoni bocah polos ini. Saat dewasa dia dikenal sebagai komedian ternama Tanah Air. Yap, sosok yang dimaksud dalam foto ini adalah Narji.
BACA JUGA :
Penampakan rumah 4 eks personel Cagur, Narji punya kebun seluas lapangan bola
Kisah sukses Narji di dunia hiburan, berawal saat dia tergabung dalam kelompok komedian bernama Cagur yang didirikan pada 23 Juli 1997. Nama Cagur merupakan singkatan dari Calon Guru, mengingat mereka mahasiswa Universitas Negeri Jakarta (UNJ) atau IKIP. Cagur juga disebut-sebut sebagai singkatan dari Canda Gurau, lantaran anggoran Cagur ini kerap melontarkan candaan yang mengocok perut dalam kesehariannya.
BACA JUGA :
9 Potret lawas grup komedian Cagur, paras Narji dinilai tak banyak berubah
Cagur pada awalnya terdiri dari Denny, Narji, Edwin Hermawan Kaliselang dan Sapto. Beberapa lama kemudian, Sapto digantikan Bedu. Denny, Narji, dan Bedu. Namun pada 2002, Bedu mengundurkan diri dan posisinya digantikan Wendy.
Malang melintang di dunia lawak, Narji memutuskan untuk keluar dari grup Cagur dan mengikuti acara hiburan baru Trio Semprul bersama Andhika Pratama dan Gading Marten. Pada 2016 Narji hengkang dari Trio Semprul dan memulai solo kariernya di berbagai sinetron, film dan acara tv yang menghibur para penonton.
Menjadi seorang komedian memang suatu pekerjaan yang menjanjikan. Bagaimana tidak? Besaran penghasilan yang akan didapat begitu besar.
Namun, siapa sangka Narji justru memilih untuk vakum dari dunia yang membesarkan namanya. Tak lagi berprofesi menjadi komedian, ayah tiga anak itu memilih mengolah lahan di Pekalongan, Jawa Tengah.
Kesibukkan yang digeluti Narji kini berawal dari ketidaksengajaan. Mulanya, artis 45 tahun ini hanya ingin melipir sebentar dari hiruk pikuk ibukota ke Pekalongan, kampung halaman istrinya, Dyan. Dia tertarik saat mengetahui bahwa pedagang sayur yang berjualan di Jakarta ternyata memiliki kehidupan yang sukses di Pekalongan.
Berbeda dari orang kota, masyarakat Pekalongan berinvestasi dalam bentuk sawah dan lahan pertanian. Hal ini yang menjadi alasan Narji tertarik dan akhirnya memutuskan untuk mencoba berinvestasi di bidang pertanian.
Tidak memiliki latar belakang sebagai petani atau mengurus lahan pertanian, Narji didampingi bersama mertuanya untuk bersama-sama mengelola sawah. Mulai dari membajak sawah sendiri hingga memanen semua tanaman yang sudah siap panen juga tak jarang dilakukan Narji dengan bantuan sang mertua.
Awalnya, Narji hanya membeli sawah di daerah Dawuan. Namun, ternyata sang istri diam-diam memperluas sawah untuk Narji melalui perantara sang ayah. Dari membeli sendiri hingga dibelikan istri, luas sawah Narji dan keluarganya sekarang mencapai sekitar 3.000 meter persegi.
Lahan pertaniannya itu secara rutin dirawat dan ditanami sayur dan buah-buahan. Narji juga mempekerjakan orang-orang sekitar. Meski tak mudah, dia turun langsung untuk menggarap lahan. Kini, usahanya telah membuahkan hasil.