Brilio.net - Meski sempat merasa malu dan khawatir untuk menceritakan kisahnya, tingginya angka pengidap mental illness atau gangguan mental di Indonesia, membuat pasangan selebgram Rachel Vennya dan Niko Al-Hakim terdorong untuk membagikan pengalaman pribadinya terkait hal tersebut.
Baru-baru ini, Rachel dan sang suami membuat pengakuan bahwa mereka memiliki gangguan mental. Niko didiagnosis mengidap Generalized Anxiety Disorder (GAD). Sementara itu, Rachel sendiri mengidap bipolar. Hal tersebut mereka tuturkan langsung melalui channel YouTube Rachel & Niko.
BACA JUGA :
Unggah foto bercadar, penampilan Rachel Vennya curi perhatian
"Sebenernya takut banget sharing hal ini lebih dalam, walaupun aku suka ngasih tau kalo aku punya anger issues, mgkn bbrp dr kalian jg sempet inget tahun 2014 an aku pernah terbuka soal BD yg aku bener2 struggling bgt jalaninnya, sampe akhirnya aku menutup itu semua krn stigma org2 terhadap BD, ... cm kali ini, aku mencoba memberanikan diri untuk nyeritain pengalaman aku sampe di titik ini, berteman bersama BD dan Niko bersama GAD," ungkap Rachel lewat akun Instagram-nya, dikutip brilio.net, Senin (27/4).
BACA JUGA :
7 Momen pemotretan virtual Rachel Vennya, simpel tapi kece
Dalam video tersebut, Niko mengaku bahwa ia kerap merasa sesak napas dan cemas. Sayangnya, ia tak langsung menyadari bahwa ada yang salah dengan psikisnya kala itu. Alih-alih, kesadaran akan hal tersebut baru muncul ketika ia melihat seorang publik figur yang membicarakan tentang apa yang sering dirasakannya itu.
"Terus gue lihat public figure bicara soal yang kayak gue alamin, gue chat dia sharing segala macam. Akhirnya nyaranin ke psikolog atau psikiater gitu, terus gue cerita ternyata memang benar didiagnosis GAD, Generalized Anxiety Disorder. Jadi gue suka merasakan kecemasan," papar Niko.
Oleh sang dokter, akhirnya Niko pun diberi sejumlah obat. Kini, Niko pun mengaku bahwa ia sudah mulai bisa meredakan kecemasannya.
"Gue dikasih obat buat anti kecemasan. Gue sekarang seperti menjalani kehidupan normal kembali," ucapnya.
Sementara itu, karena bipolar yang diidapnya, Rachel mengaku jika ia kerap menjadi lebih emosional.
"Kalau gue jadi dari kecil gue emosional. Gue kalau lagi marah, gue jalan keluar rumah sampai kaki gue sakit. Gue jalan sambil nangis kayak orang gila. Gue dulu tuh kalau kayak hidup nggak sesuai apa yang kita mau, itu suka jedot-jedotin kepala ke tembok," ucap Rachel.
Tak hanya itu, dirinya bahkan sempat mencoba bunuh diri hingga akhirnya dibawa ke rumah sakit. Dari situ, ia pun baru mengetahui jika dirinya mengidap bipolar disorder.
"Sampai akhirnya pada 2013 gue nggak nerima sesuatu yang gue terima dan gue mencoba bunuh diri dengan minum sesuatu biar gue mati saja. Tapi habis itu aku telepon mama aku, aku minta maaf segala macam. Dan aku dibawa ke rumah sakit jiwa. Pas dibawa ke rumah sakit jiwa aku didiagnosis bipolar disorder," katanya.
Kendati demikian, kini Rachel sendiri telah berdamai dengan penyakitnya itu. Ia bahkan telah menganggap bipolar menjadi 'temannya' sendiri.
Lebih jauh, melalui video tersebut, Rachel kemudian berpesan kepada netizen agar mereka tak melalui self diagnosed. Pasalnya, untuk mengetahui apakah seseorang mengidap penyakit mental atau tidak, hanya psikolog dan psikiater lah yang dapat menentukan.