Brilio.net - Sejak kepergian Babe Cabita pada 9 April 2024 lalu, Fati Indraloka istri dari almarhum mengaku masih merasakan kesedihan mendalam karena ditinggalkan oleh lelaki yang sangat dicintai. Bahkan, Fati menyebut kalau luka itu bakal membekas dan tidak akan bisa hilang sampai kapanpun.
Saat ini, Fati terus menguatkan hati agar bisa ikhlas menerima takdir yang sudah digariskan dalam hidupnya. Tentu agar bisa mendapatkan keberkahan dan almarhum suaminya bisa tenang di kubur.
BACA JUGA :
Istri Babe Cabita lelang vespa kesayangan mendiang suami, sebut hasil penjualan disumbangkan ke masjid
Bagi Fati yang sudah mengenal Babe Cabita selama 12 tahun dan akhirnya menjadi pasangan suami istri hingga dikaruniai dua anak, tidak mudah mengatakan kalau dirinya baik-baik saja. Apalagi, dengan begitu banyak perjuangan yang mereka lakukan selama ini.
foto: Instagram/@fatiyw
BACA JUGA :
Istri Babe Cabita bagikan chat mendiang sebelum meninggal, terungkap harapan suaminya yang bikin mewek
Dalam wawancaranya di podcast Deddy Corbuzier baru-baru ini, Fati mengungkapkan betapa sulitnya menjalani kehidupan tanpa sosok Babe Cabita di sisinya. Fati bercerita bahwa kehilangan suaminya bukan hanya menjadi pukulan berat bagi dirinya, tetapi juga trauma bagi anak-anak mereka.
Seperti yang diceritakan Fati, anaknya Bambino, mulai menunjukkan tanda-tanda trauma yang tidak disadari sebelumnya. Fati menceritakan bahwa Bambino dulunya sangat menyukai telur dadar dan durian, makanan favorit Babe. Namun, setelah kepergian sang ayah, Bambino tiba-tiba tidak mau lagi menyentuh makanan tersebut.
Fati baru menyadari perubahan ini setelah lima bulan berlalu. Suatu hari, ketika mereka sedang berkendara, Fati mencoba bertanya kepada Bambino mengapa ia tak lagi menyukai telur dadar dan durian.
"Nah itu nih, jadi tuh kemarin itu baru ngeh setelah 5 bulan ini anak, dulu tuh Babe kalau makan dadar, kan Babe tuh tiap hari kan dadar, nah dia tuh selalu ikut mau dadar, terus Babe tuh suka durian," ungkap Fati dikutip brilio.net dari kanalYouTube Deddy Corbuzier, Selasa (3/9).
"Bambino tuh juga suka durian, terus baru kemarin ngeh, kok anak ini ditawarin telur dadar dan durian, nggak pernah mau, nggak pernah mau om," cerita Fati.
foto: YouTube/Deddy Corbuzier
Awalnya, Bambino hanya diam, tapi kemudian ia mengaku bahwa ia merasa mual jika harus memakannya. Ketika Fati bertanya lebih jauh, Bambino dengan polosnya mengungkapkan bahwa ia takut merasa kangen dengan papanya jika makan makanan yang sama.
"Bambino, kok nggak pernah suka lagi? Kan dulu suka, maksudnya kalau papa makan tuh Bambino suka," tanya Fati.
"Nggak, Bambino mau muntah kalau makan itu," ucap Fati menirukan jawaban sang anak.
Reaksi ini menunjukkan betapa dalamnya kehilangan Babe memengaruhi Bambino. Meskipun masih sangat muda, Bambino ternyata memendam rasa rindu dan kesedihan yang mendalam, hingga ia tidak ingin mengingat papanya melalui hal-hal kecil seperti makanan favorit mereka.
foto: YouTube/Deddy Corbuzier
Perasaan Bambino semakin terlihat ketika ia menolak membahas atau bahkan melihat sesuatu yang berhubungan dengan Babe. Di malam hari, ia sering kali membalikkan badan dan menutupi wajahnya dengan bantal, seolah ingin menghindar dari kenyataan yang menyakitkan.
Fati menyadari bahwa meskipun anaknya baru berusia lima setengah tahun, kenangan tentang Babe begitu kuat dan mendalam. Hal tersebut menunjukkan betapa besar peran sang ayah dalam hidup anak-anaknya.