Brilio.net - Bicara soal boyband SMASH, tentu tak lepas dari para personelnya yang rupawan. Boyband yang digawangi oleh tujuh personel ini mampu membuat para penggemarnya yang mayoritas kaum hawa jatuh hati. Salah satu yang mencuri atensi ialah Bisma Karisma.
Merintis karier lewat boyband SMASH, membawa nama Bisma Karisma masuk dalam deretan musisi yang diidolakan banyak orang. Kepiawaiannya dalam bernyanyi sekaligus menari, membuat pria asal Bandung itu memancarkan pesona memikat. Ditambah lagi, senyumnya yang manis dan parasnya yang tampan, bikin penggemar makin tergila-gila.
BACA JUGA :
10 Potret transformasi Bisma Karisma, kece dengan rambut gondrong
Meski telah menapaki karier cemerlang di dunia musik, tak membuat pria 31 tahun ini berhenti mengasah kemampuannya di bidang lain. Bisma mencoba peruntungan di dunia seni peran. Nggak tanggung-tanggung, saat berkunjung ke kantor redaksi brilio.net, Senin (29/11) lalu dalam rangka kunjungan media film Kadet 1947, Bisma mengungkapkan hingga memutuskan cuti kuliah untuk fokus bermain seni peran.
"Dua ribu lima belas saya ambil kuliah lagi musik bisnis semester 3, terus tiba tiba umur 25 saya rasanya pengen punya film sebelum meninggalkan bumi. Dari situ saya coba seriusin saya cuti kuliah, saya cari PH yang memang satu visi," terang Bisma.
BACA JUGA :
Mantap bersolo karier, ini 9 cerita perjalanan karier Bisma Karisma
foto: brilio.net/Ferra Listianti Putri
Alasannya mendalami dunia film tak lain karena ruang musik sudah menjadi bagian dari hidupnya. Ia pun ingin keluar dari zona nyaman yang menurutnya menjadi pengalaman yang cukup menantang. Namun, tak sekadar jadi pemain saja, Bisma pun ingin mencoba beberapa elemen mulai dari produser hingga kru film yang memiliki andil besar dalam kesuksesan sebuah karya.
"Ruang musik sudah cukup khatam. Tapi untuk ruang film, ibarat kapal pesiar lebih besar lagi, lebih kompleks lagi. Itu dia alasannya kenapa saya pengen punya film. Bukan hanya sebagai pemain saja tapi tahu masing-masing ruang, dari atas sampai bawah. Semua punya peran yang besar," tuturnya.
Kerja kerasnya pun tak sia-sia. Dua tahun dalam perjalanannya mengenal film, ia turut andil memproduksi debut filmnya yang berjudul Juara The Movie. Film yang disutradarai oleh Charles Gozali dan diperankan oleh Cut Mini dan Tora Sudiro ini membuka ruang kreatif Bisma, nggak hanya sebagai pemain, namun juga co-produser.
"Diproduksi fim pertama saya, sebagai co-produser, sebagai pemain, dan soundtrack saya juga yang mengerjakan," tambahnya.
Film bertema action komedi yang mengudara pada 2016 di seluruh bioskop Indonesia ini diakui Bisma tak mudah digarap. Ia yang merupakan penari breakdance harus mencoba hal baru dengan mendalami seni silat selama 6 bulan. Walau sulit, justru hal tersebut yang membuatnya tertantang untuk kembali mendalami berbagai karakter di film layar lebar.
"Dua tahun kenapa lama, dari awal selama 6 bulan saya diajari silat. Meskipun silat basicnya tarian, tapi beda ya sama breakdance. Proses itu yang kemudian 'Wah menarik juga ya ternyata produksi film dan menjadi aktor bahkan'. Di musik saya menjadi Bisma Karisma seutuhnya. Tapi kalau di film justru membuat saya punya ruang, pengalaman-pengalaman saya alokasikan ke dalam suatu bentuk karakter yang membuat saya tidak terlihat akting. Sulit tapi seru menurut saya," tuturnya.
Akting selaras dengan tujuan hidup Bisma yang ingin memanusiakan manusia
Dari perbincangan dengan Bisma, diketahui bahwa upayanya untuk totalitas dalam film patut diacungi jempol. Dalam mendalami karakter, bahkan Bisma melakukan riset dan terjun langsung ke lapangan. Ia mengaku semakin ketagihan dengan berbagai karakter yang berbeda dengan jati dirinya. Hal tersebut selaras dengan tujuannya yakni memanusiakan manusia.
"Saya pernah dapat peran sebagai PU, ya saya punya waktu seminggu waktu itu bekerja sebagai PU di kantor teman. Meskipun teman juga syok ketika saya telpon. Pas saya datang ya, saya menjadi orang itu, karakter itu. Membuat saya semakin ketagihan mencari karakter-karakter lain, buat saya sulit tapi membuat belajar akan kehidupan menjadi seorang manusia. Karena manusia kan beda-beda, tujuan hidup saya memanusiakan manusia. Mudah-mudahan lewat film, saya punya ruang untuk mewujudkan itu," paparnya.
Kendati demikian, Bisma mendapati berbagai tantangan dalam berperan. Tidak memiliki background sekolah akting, membuatnya sedikit kesulitan. Bahkan, ia sempat ada di kondisi putus asa karena tidak bisa memosisikan tokoh yang ia perankan dengan kehidupan nyata. Disebutkan, momen tersebut membuatnya takut untuk melihat dirinya di cermin.
"Tantangan terberat bagaimana mendeliver rasa, saya menjadi, bukan saya memerankan saja. Being bukan doing, itu yang cukup saya push. Bahkan, saya sampai ada di tahap, saya nggak bisa balik dan terjebak di karakter saya. Saya sampai balik semua cermin di rumah saya sekitar dua tahun. Saya baru balik enam bulan. Karena saya nggak punya basic studi, itu PR saya. Saya butuh sekolah lagi di dunia akting. Tapi semua orang bisa bermain ketika punya rasa, saya percaya itu," kata Bisma.
Karakter orang gila jadi incaran Bisma
foto: Instagram/@sibisma
Dari berbagai peran yang sudah dimainkan, Bisma memiliki cita-cita yang hingga kini belum tercapai. Selain drama musikal, ia menginginkan untuk menjadi sosok orang gila. Menurutnya, sosok yang sering dianggap negatif oleh banyak orang justru memberikan banyak pelajaran baginya.
"Saya belum pernah memerankan drama musikal. Kayaknya seru, ya. Kalau untuk yang lebih menantang, saya sangat senang berkomunikasi dengan orang gila. Saya pengen memerankan mereka-mereka yang sering ajak ngobrol. Misal tiba-tiba orang pada mundur, saya deketin. Cita-citaku mendapat peran orang gila, menurut kalian, tapi menurut saya nggak," terangnya di akhir.