Brilio.net - Gus Miftah menerima banyak kritik pedas dari masyarakat, sebab ucapannya dinilai tak pantas diucapkan oleh seorang pendakwah. Hal itu karena video viralnya yang mengolok-olok seorang penjual es teh di tengah-tengah ceramahnya di Magelang, Jawa Tengah.
Sebagai rasa tanggung jawab, pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Ora Aji itu akhirnya memilih untuk mundur diri dari posisinya sebagai Utusan Khusus Presiden.
BACA JUGA :
6 Potret lawas Miftah Maulana sebelum terkenal, gaya nyentriknya dengan rambut gondrong khas banget
Ketidakhati-hatian Gus Miftah dalam berbicara membuat jejak digitalnya menjadi perbincangan. Terutama soal Gus Miftah yang dikenal sebagai sosok penceramah dan kerap berbincang soal agama, namun kedapatan mengucapkan kata-kata kasar berulang kali.
Saat ini, berbagai video Gus Miftah banyak tersebar di media sosial, termasuk rekaman lama dari sesi kajian yang pernah ia sampaikan. Salah satunya yang vira; adalah ketika Gus Miftah 'diskakmat' oleh seorang pelajar SMA ketika dirinya mengisi acara di sebuah sekolah.
"Gus Miftah ini kan seorang kyai, prinsip Gus Miftah ini kok sering ngomong kasar itu gimana?" tanya seorang pelajar SMA, dikutip brilio.net dari akun TikTok @bocil_reserse48, Rabu (11/12).
BACA JUGA :
Viral video lawas Gus Miftah cerita kembalikan honor ceramah Rp 75 juta, ogah tarifnya di bawah biduan
foto: TikTok/@bocil_reserse48foto
Pertanyaan yang disampaikan dengan nada sopan itu membuat suasana acara menjadi riuh. Meski begitu awalnya Gus Miftah menjawab dengan bercanda.
"Karena yang saya hadapi ini wajah-wajah seperti kamu," ucapnya.
Namun, ia segera melanjutkan jawabannya dengan penjelasan yang lebih serius. Menurutnya, kebiasaan berbicara dengan bahasa yang kurang formal dilakukan untuk mendekatkan diri kepada kelompok marginal.
"Kebiasaan saya ngomong nggak enak itu sengaja untuk membuat saya dekat dengan kawan-kawan saya kaum marjinal, bebernya.
Ia juga membagikan pengalamannya ketika mencoba pendekatan formal melalui pembacaan ayat-ayat suci dalam ceramah. Namun, pendekatan itu ternyata tidak diterima oleh jamaahnya.
Dulu saya pernah ngaji baca ayat, terus mereka bilang, Gus, besok nggak usah ngaji lagi ya. Saya pusing dengar kayak gitu, katanya.
foto: TikTok/@bocil_reserse48
Gus Miftah juga mengisahkan interaksinya dengan para pekerja seks komersial (PSK) yang sempat menolak melanjutkan pengajian karena merasa ia terlalu menjaga jarak. Ia akhirnya memilih untuk bersalaman demi menjaga keberlanjutan dakwah.
Saya pernah ngaji, terus salaman sama mbak-mbak PSK. Bukan muhrim kok salaman. Bapak ibu tahu alasannya apa? Dulu saya memutuskan tidak salaman, dianya tidak mau ngaji. Nggak usah ngaji, dianya sok suci, ujarnya.
Menurut pria 43 tahun itu, penggunaan bahasa kasar bertujuan untuk membangun kedekatan dengan golongan tersebut, sehingga pesan dakwahnya dapat diterima dengan baik. Namun, ia menegaskan bahwa meskipun terbiasa menggunakan bahasa seperti itu, ia tetap menjaga batasan tertentu.
Nah bahasa saya itu karena terbiasa bertemu dengan mereka. Tapi demi Allah, saya ngaji 23 tahun dengan mbak-mbak di sana nggak pernah saya memanggil lont*, ucapnya dengan tegas.
Namun, ia memastikan bahwa dalam kehidupan sehari-harinya, ia sangat berbeda. Diakuinya, bahasa yang digunakan bersama keluarga dan santri sangat sopan.
Kalau kalian tahu keseharian saya, saya sama istri saya boso. Saya aja sama santri boso, ungkapnya.
foto: Instagram/@gusmiftah
Respons Gus Miftah terhadap pertanyaan siswi SMA tersebut rupanya juga menuai berbagai komentar dari netizen. Banyak yang menyoroti gaya jawabannya yang dianggap terlalu berbelit-belit dan tidak langsung ke inti pertanyaan.
"pertanyaan simple jawabanya kemana mana," tulis @bandaresbatu.
"ditanya a jawabnya z," sahut @haloyaa.__
"tinggal jawab aja...udah kebiasaan gitu...muter muter," komentar @siskacs3.
"agak lain gus satu ini," ujar @ahmad_s1010.