Fedi Nuril adalah seorang aktor yang sering menarik perhatian netizen dengan cuitan-cuitannya mengenai kondisi politik di Indonesia. Tak jarang, ia menjadi sasaran komentar pedas dari warganet.
Baru-baru ini, Fedi menerima serangan dari netizenyang diduga merupakan buzzer, setelah ia memberikan pendapat tentang pemilihan presiden di Indonesia. Beberapa netizen bahkan meminta Fedi untuk pindah negara karena dianggap tidak mendukung Presiden Terpilih.
BACA JUGA :
7 Potret Fedi Nuril ini bikin warganet salah fokus, disebut tampak lebih tua
Meskipun pemilihan presiden sudah berlalu, komentar yang meminta Fedi untuk pindah negaramasih terus bermunculan di media sosialnya. Fedi mengakui bahwa hingga saat ini, banyak yang masih menyuruhnya untuk pindah.
"Masih sampai sekarang banyak yang suruh saya pindah negara," ungkap Fedi Nuril saat ditemui di Studio 6 Entek City, Daan Mogot, Jakarta Barat, pada Rabu malam (20/11).
Fedi Nuril diserang netizen yang diduga buzzer, gara-gara berkomentar tentang pemilihan presiden Indonesia tahun ini. Bahkan, ia diminta pindah negara.
BACA JUGA :
Ulasan film Garasi, penampilan Fedi Nuril muda bikin salah fokus
Meski begitu, Fedi tidak merasa tertekan dan menanggapi komentar tersebut dengan santai. Ia mengaku sudah terbiasa menghadapi situasi seperti ini.
"Saya enggak pusing, biasa aja lah dibahas. Apa yang mau dipusingin," tambahnya dengan nada santai.
foto: Instagram/@fedinuril
Lebih lanjut, Fedi merasa tidak pernah mengungkapkan niat untuk pindah negara, meskipun hasil Pilpres tidak sesuai harapannya. Ia mengaku tidak peduli dengan komentar pedas yang dilontarkan netizen.
"Jadi kalau ada yang komen katanya mau pindah negara, itu tinggal dijawab, gue nggak pernah ada rencana pindah negara. Biasa itu ulah buzzer," tegas Fedi.
foto: Instagram/@fedinuril
Di tengah situasi tersebut, Fedi tetap bersyukur karena film terbarunya yang berjudul "1 Imam 2 Makmum" mendapatkan respon positif dari penonton. Dalam film ini, Fedi kembali berperan sebagai pria yang menjalani poligami, beradu akting dengan Amanda Manopo dan disutradarai oleh Key Mangunsong.