Brilio.net - Kehadiran Cinta Laura di Jember Fashion Carnaval (JFC) memicu kontroversi. Artis muda berdarah Jerman-Indonesia itu diprotes Front Pembela Islam (FPI) Jember dan MUI karena busana yang dikenakannya dinilai terlalu terbuka.
Herdiana, ibunda Cinta Laura menyampaikan permohonan maaf jika busana yang dikenakan putrinya dinilai terlalu terbuka. Namun Herdiana menegaskan jika busana yang dipakai Cinta Laura bertujuan untuk mempromosikan budaya Indonesia.
BACA JUGA :
Kostumnya di JFC jadi kontroversi, Cinta Laura minta maaf kepada MUI
" Jadi kita harus lihat dari sudut pandang berbeda," ujar Herdiana dikutip brilio.net dari Liputan6.com
Menurut Herdiana, dia sempat kaget saat mendengar ada pihak yang memprotes busana yang dikenakan oleh Cinta Laura. Pasalnya, pihak penyelenggara Jember Fashion Carnaval tidak memprotes busana yang akan ditampilkan putrinya tersebut.
Dalam kesempatan itu, Cinta mengenakan busana asal Kalimantan Timur, Hudoq. Di tengah kehebohan ini, ibunda Cinta Laura menjelaskan bahwa pihak JFC 2019-lah yang secara khusus meminta Cinta mengenakan Hudoq.
BACA JUGA :
10 Momen Cinta Laura tampil di Jember Fashion Carnaval, memesona
"Kita kan harus sesuai dengan permintaan mereka. Mereka minta Cinta pakai baju itu ya secara profesional Cinta pakai baju itu. Kalau disuruh pakai yang lain, Cinta juga pakai," ucap Herdiana.
Jadi, pihak JFC 2019 sendiri tidak ada masalah dengan busana yang dikenakan artis 25 tahun tersebut. Pihak Cinta Laura sendiri pun tak menyangka busana itu akan mendapat protes dari pikah-pihak tertentu.
"Pada kesempatan itu Cinta diwajibkan sebagai ikon Jember Fashion Carnaval pakai baju Hudoq, itu dari kebudayaan Kalimantan Timur. Jadi kita tak pikir negatif macam-macam, karena ini kebudayaan Dayak kan," jelas Herdiana.