Brilio.net - Kontroversi gaya hidup mewah yang diperlihatkan Erina Gudono masih terus jadi perbincangan hangat. Usai unggahannya mengendarai private jet menuju Amerika Serikat di tengah aksi penolakan RUU Pilkada beberapa waktu, sorotan semakin tertuju pada menantu Presiden Jokowi tersebut.
Selain desakan pada KPK untuk melakukan pemeriksaan kepada Kaesang Pangarep karena adanya dugaan gratifikasi, publik kini ramai mendesak agar beasiswa yang diterima Erina Gudono di University of Pennsylvania dicabut. Sebagai informasi, Erina kini berstatus sebagai penerima beasiswa studi di School of Social Policy and Practice University of Pennsylvania.
BACA JUGA :
Gaya hedonnya jadi sorotan, ini taksiran harga 7 item busana bermerek milik Erina Gudono
Banyak yang beranggapan jika beasiswa tersebut tidak tepat diberikan kepada Erina Gudino, karena sikapnya yang dianggap flexing di tengah suasana memanas dalam negeri karena RUU Pilkada. Ramai isu tersebut membuat Erina Gudono turut menjadi sorotan media lokal di Amerika Serikat, salah satunya Media The Daily Pennsylvanian.
Artikel dengan judul Indonesians urge Penn to revoke scholarship granted to daughter-in-law of countrys president tersebut menyoroti desakan warga Indonesia yang meminta pihak kampus untuk mencabut beasiswa Erina Gudono. Hal ini berasal dari kampanye email massal yang digaungkan netizen Indonesia kepada University of Pennsylvania.
BACA JUGA :
Kaesang Pangarep inisiatif klarifikasi ke KPK soal jet pribadi, ngaku cuma nebeng teman
foto: Instagram/@erinagudono
Di awalan artikel yang ditulis The Daily Pennsylvanian menjelaskan, bahwa kekhawatiran netizen terlebih lagi di sosial media X, sudah ada sejak tanggal 28 Juli 2024 lalu. Menurut The Daily Pennsylvanian latar belakang yang dianggap istimewa membuat Erina Gudono tidak layak untuk menerima beasiswa tersebut.
"Para kritikus juga diduga telah memulai gerakan email massal yang menuntut pencabutan beasiswa Erina Gudono," tulis The Daily Pennsylvanian, dikutip brilio.net dari thedp.com, Kamis (19/9).
The Daily Pennsylvanian mencatat bahwa desakan tersebut juga ramai digaungkan sejumlah pengguna media sosial di unggahaan Erina Gudono. Dalam unggahannya yang berisi ungkapan syukurnya telah diterima kuliah, banyak netizen yang menandai akun resmi UPenn sebagai bentuk menyerukan agar pihak kampus mempertimbangkan keputusan mereka.
foto: Instagram/@erinagudono
"Saya tidak menyangka Allah SWT begitu baik hati karena memberi berkah anak dan kuliah di saat yang bersamaan dalam satu tahun pernikahan, tulis Erina pada caption unggahannya.
Unggahan tersebut telah disukai lebih dari 100 ribu kali. Erina juga menambahkan kedua orang tuanya pindah ke Pennsylvanian setelah menikah, merujuk pada mereka yang kuliah, bekerja, melahirkan, dan membesarkan anak di negara tersebut. Setelah itu, Erina juga telah menonaktifkan kolom komentar di unggahan tersebut.
Hal itu menuai komentar dari Kusumaningtya seorang lulusan dari Universitas Columbia, yang mempersoalkan kurangnya komentar Erina Gudono mengenai krisis yang sedang berlangsung terkait putusan terbaru oleh pengadilan tinggi Indonesia.
Kusumaningtya juga menambahkan Erina dan sejumlah orang bisa melanjutkan pendidikan dengan bebas. Tetapi di kemudian hari UPenn harus lebih mempertimbangkan latar belakang calon penerima beasiswa.
"Namun, ia mendorong Penn untuk memikirkan pelamar di masa depan yang memiliki andil dalam mengganggu isu-isu hak asasi manusia, isu-isu demokrasi di negara mereka sendiri ketika mempertimbangkan calon penerima beasiswa," ujar Kusumaningtya.