Brilio.net - Kabar menghebohkan terkait dugaan kasus kekerasan di acara diksar Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) UII yang digelar pada 13-20 Januari lalu, ternyata didengar juga oleh host acara petualang Medina Kamil.
Baru-baru ini lewat akun Twiter pribadinya, Medina pun menuliskan komentarnya.
BACA JUGA :
Ini curhatan peserta ungkap dugaan penganiayaan di Diksar MAPALA UII
"gak tau jelas ttg musibah mapala uii tp yg jelas di alam itu gak perlu org "kuat" namun yg ramah n mencintainya. jd alasan ampe disiksa apa?" tulisnya di akun @medinakamil yang dikutip brilio.net, Jumat (27/1).
"seharusnya anggota baru di ajarin ilmu penting tuk nikmati alam serta menjagany serta cara2 bertahan di alam. iya gak seh? *bukananakmapala"
BACA JUGA :
Bentuk tanggung jawab moral, rektor UII mengundurkan diri
Perempuan 34 tahun itu juga mempertanyakan alasan terjadinya aksi kekerasan yang terjadi di acara diksar tersebut.
"jadi fungsiny kekerasan tuk jd mapala itu buat apa ya? kok mo nikmatin yg indah2 harus disiksa dulu.. mau bentuk mental kuat gak gt jg kale."
Medina juga membagikan pengalamannya saat dirinya latihan dulu.
"pengalaman sy pernah di plonco sama kopasus aja gak sampe bikin hancur badan. ada byk cara bikin fisik n mental kuat tanpa kekerasan."
"urusan perploncoan udah biasa bagi sy. dr smp, sma, kuliah sampe kerja aja msh kena plonco. jd tau etikanya,sy gak sekedar cuap2 aja disini," imbuhnya.
Kicauannya itu pun mengundang banyak komentar netizen. Seperti akun @D0PIL menuliskan, "@medinakamil mbak Kasih tau gih ke mereka kalo filosofi2 mereka tuh salah :(("
"Btl kak @medinakamil, kt tinggal di alam sj sdh melatih mental," tulis @ahmadmughofar2.
"Bener ka @medinakamil stop tradisi kekerasan dg alasan membentuk mental," imbuh @deni_riswandi3.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, tiga orang mahasiswa UII tewas usai mengikuti acara pendidikan dasar atau The Great Camping (GC), yang digelar Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) UII di Gunung Lawu Lereng Selatan, Tawangmangu, Jawa Tengah yang digelar pada 13 hingga 20 Januari 2017.