Brilio.net - Marathon kini bukan lagi sekadar olahraga, tapi sudah menjadi gaya hidup. Nggak heran jika banyak orang rela mengeluarkan kocek cukup besar hanya untuk mengikuti ajang lari jarak jauh ini.
Gaya hidup ini juga menghinggapi sejumlah selebritis. Salah satunya, Ibnu Jamil. Cowok kelahiran Jakarta, 30 April 1982 ini sejak 6 tahun silam mulai menggeluti olahraga ketahanan fisik ini.
BACA JUGA :
Cuma pakai kaus kaki, pria ini berhasil menang lari maraton 23 km
Milih lari (marathon) karena gue tipe orang yang mau olahraga tapi malas bergantung dengan orang lain. Kalau main bola kan tergantung orang lain, teman kita. Makanya gue nyari olahraga yang bisa dilakukan sendiri yaitu lari, ujarnya kepada brilio.net beberapa waktu lalu.
Oh ya, asal tahu saja ya, aktor dan presenter ini mengantongi catatan waktu terbaiknya 4 jam 50 menit untuk full marathon (42,195 Km) yang diraihnya di ajang Seoul Marathon tahun lalu.
BACA JUGA :
Borobudur Marathon bakal digelar lagi nih, lari sambil wisata yuk!
Nah, pemeran Seno dalam sitkom OK-Jek ini pun memasang target memperbaiki catatan waktunya di ajang Berlin Marathon yang digelar 24 September 2017 lalu. Sayangnya, Ibnu gagal menggapai ambisinya itu.
Di kilometer 20 kaki gue kram. Ya terpaksa sisa jarak tempuh gue lalui dengan jalan cepat. Masih untung gue finish. Ada pelari profesional yang nggak finish (DNF). Ya gue kecewa banget pastinya, ujar Ibnu saat ditemui brilio.net di ajang The Color Run 2017, Minggu (1/10/2017).
Sebelumnya Ibnu menargetkan bisa memperbaiki catatan waktunya menjadi 4 jam 30 menit. Tapi apa mau dikata, faktor suhu yang cukup dingin membuatnya terpaksa mengubur impiannya itu.
Padahal, untuk persiapan Berlin Marathon gue sudah lari terus latihan otot paha dan perut bahkan sampai race di Indonesia seperti Bali Marathon (21 Km), Puma Net Run di BSD (12 KM) sampai di Malaysia (12 Km), dan Long Run sekitar 30 Km lari sendiri, terangnya.
Ibnu mengaku, selain faktor suhu yang cukup ekstrem, dia juga terlalu ngotot di awal. Boleh jadi dia terlalu terobsesi untuk mengubah catatan waktu terbaiknya. Lawan gue bukan pelari lain tapi diri sendiri karena gue kan bukan pelari pro, katanya.
Berlin Marathon yang memiliki flat track merupakan full marathon ke-8 yang dia ikuti. Sebelumnya tahun lalu dia juga terjun di 4 ajang full marathon (Seoul, Tokyo, Jakarta, dan Bali).
Tahun depan, Ibnu bertekad bakal memperbaiki target catatan waktunya sambil memupuk obsesi untuk ikut di ajang Boston Marathon, lomba marathon tertua di dunia yang menjadi impiannya.
Ya, semoga saja tercapai deh obsesinya. Semangat terus bro!