Brilio.net - Baru-baru ini berita pembubaran konser di Aceh menyita perhatian publik. Di mana sejumlah organisasi kemasyarakatan (ormas) membubarkan konser grup musik Base Jam di acara Aceh Culinary Festival, di Taman Sulthanah Safiatuddin, Banda Aceh, Minggu (7/7) malam.
Dilansir brilio.net dari liputan6.com, Senin (8/7), semula Base Jam dijadwalkan naik panggung sambil memainkan sekitar 10 lagu. Namun baru beberapa lagu dimainkan, Base Jam dipaksa turun. Hal ini lantaran warga Aceh protes terhadap flyer promo yang beredar di media sosial.
Dalam foto tersebut, Sita, salah satu personel Base Jam, tidak mengenakan kerudung, di mana hal tersebut menyalahi aturan yang berlaku di Aceh. Melihat hal itu, kemudian warga Aceh melayangkan protes keras.
Terkait hal tersebut, pihak Base Jam pun angkat bicara. Mereka bahkan tidak menyangka akan mengalami hal kurang menyenangkan tersebut.
"Tadinya enggak ekspektasi sampai besar, karena sudah kita selesaikan juga. Sebelum kami naik, dari set list kita yang seharusnya 10 lagu dibilang jadi tiga, empat lagu. Kami pikir karena sudah malam," kata sang basis yang dilansir dari liputan6.com.
"Selesai lagu ketiga, 'Bukan Pujangga', akhirnya disetop, baru setengah lagu disetop karena sudah dimatikan sound-nya, permintaan oknum di situ. Begitu dimatikan kami berhenti langsung meninggalkan venue," lanjut Sita.
Pembubaran yang terjadi di Aceh sempat membuat personel Base Jam kecewa. Padahal mereka begitu bersemangat untuk menghibur warga Aceh.
"Kita excited banget dan juga lihat dari sosmed, Base Jam sangat welcome dan pengin ketemu. Ada kejadian begini, kita sedih juga ya. Maksudnya enggak bisa berikan yang terbaik. Sedih banget sih sebenarnya," timpal Sigit Wardana, sang vokalis.