Brilio.net - Ngomongin soal dunia imaging atau manipulasi foto, nama Agan Harahap sudah pasti menjadi salah satu sosok yang langsung teringat di benak para pengguna media sosial. Keahliannya dalam mengolah gambar dengan bantuan photoshop memang nggak perlu diragukan lagi. Kemampuannya tersebut membuat nama Agan nggak kalah tenar dari para selebgram.
Saking halusnya, nggak sedikit lho yang tertipu dengan hasil editan ciptaan Agan Harahap. Kerap memanfaatkan isu-isu hangat yang ramai diperbincangkan, kelihaian Agan Harahap dalam mengolah gambar tokoh terkenal sering jadi 'jebakan' tersendiri bagi warganet. Bagi mereka yang percaya, karya ciptaan Agan Harahap tak jarang dijadikan bahan menyebar hoaks.
Terbaru, Agan Harahap kembali jadi perbincangan setelah mengunggah karya editannya yang menampilkan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dalam balutan seragam petugas SPBU. Saat itu, Ahok memang digadang-gadang akan menjabat sebagai pimpinan Pertamina. Kehadiran foto tersebut pun jadi perbincangan hangat warganet, termasuk Ahok sendiri yang dibuat tertawa saat melihat foto editannya tersebut.
BACA JUGA :
Joseph Mentari, jelajahi daerah tertinggi bumi dengan motor
foto: Instagram/@aganharahap
Dalam caption-nya, Agan menuliskan sebuah keterangan yang cukup meyakinkan. Agan menuliskan jika foto tersebut diambil saat Ahok melakukan fitting seragam. Ia juga memberikan keterangan jika foto tersebut di dapat di salah satu grup WhatsApp dan merupakan info valid. Bak sebuah pertanda, beberapa hari kemudian, Erick Thohir yang merupakan Menteri BUMN mengumumkan jika Ahok duduk sebagai komisaris utama Pertamina.
"Mendapat foto ini dari salah satu grup whatsapp dengan kalimat:
.
Sumber A1: Beliau tadi siang baru fitting seragam. INFO VALID!
.
.
Jangan berhenti di anda! Jadikan jari anda sebagai ladang amal. #indahnyaberbagi," tulis Agan pada keterangan caption-nya di akun Instagramnya.
Ahok bukan satu-satunya tokoh besar yang jadi sasaran Agan Harahap. Sebelumnya, pria berdarah Batak ini juga menghebohkan publik lewat karyanya yang menampilkan Presiden Jokowi muda berpenampilan anak punk. Dengan caption meyakinkan, tak sedikit publik yang percaya. Saking ramai jadi perbincangan, Presiden Jokowi bahkan harus memberikan klarifikasi jika foto tersebut bukan dirinya.
BACA JUGA :
5 Fakta Risa Santoso, rektor termuda berusia 27 tahun
foto: Instagram/@aganharahap
Foto editan Jokowi bak anak punk tersebut juga berhasil dipajang pada salah satu pameran seni di Bali pada 2018. Digelar di tempat yang sama dengan acara IMF (Internasional Monetary Found), foto tersebut berhasil menarik perhatian para tamu, termasuk menteri Kabinet Indonesia Kerja saat itu. Luhut Pandjaitan dan Triawan Munaf bahkan nggak lupa buat selfie bareng foto tersebut. Agan juga memilih foto tersebut menjadi salah satu karya berkesan sepanjang kariernya.
"Menurut saya itu yang dari caption-nya aja udah mustahil, tapi banyak yang percaya. Sampai dipakai orang, presiden sampai nanggepin juga. Buat saya ya itu salah satu yang oke," kata Agan ketika ditemui brilio.net, Rabu (13/11).
--
Tak ambil pusing jika orang percaya dengan karyanya
foto: brilio.net/Syamsu Dhuha
Kerap menjadikan nama-nama besar dari kalangan selebriti hingga tokoh politik sebagai objek editannya, Agan Harahap tentu kerap mendapatkan berbagai komentar dari para penggemar. Tak sedikit juga yang merasa tidak terima jika idolanya menjadi 'korban' editannya. Apalagi jika karya tersebut tak sesuai dengan citra yang selama ini mereka perlihatkan di layar kaca.
Namun hal tersebut rupanya tak terlalu diambil pusing oleh ayah dua anak ini. Ditemui di rumahnya di kawasan Panembahan, Yogyakarta, Agan Harahap memberikan jawaban santainya mengenai reaksi publik khususnya para penggemar tokoh yang ia jadikan objek. Dengan celana kolor dan kaus hitam, Agan memberikan contoh bagaimana fans Ahok melayangkan protes lantaran ia pernah mengedit foto Ahok saat musim Pilkada DKI Jakarta 2017.
foto: Instagram/@aganharahap
Dengan sikap santainya dan sesekali melontarkan guyonan saat sesi interview, Agan menganggap jika protes-protes atau reaksi publik yang percaya pada karyanya merupakan hiburan tersendiri. Apalagi jika karya tersebut hingga dipercayai oleh beberapa orang.
"Apalagi kalau mereka tuh nggak tahu itu foto sebenarnya digital imaging. Ya, mereka 'Ini benar, nggak mungkin editan. Kalau sampai editan potong kuping saya!'. Sampai ada komentar-komentar kayak gitu. Ya, kadang saya sama istri suka ketawa-ketawa kalau ada komentar kayak gitu. Ya hiburan," ungkap Agan.
Tak ada makna khusus yang ingin disampaikan Agan dalam setiap karyanya. Karya yang ia ciptakan memang murni untuk hiburan semata. Jika ada beberapa pihak yang kemudian menganggap hal tersebut sebuah realita, maka ia tak ambil pusing. Seniman berusia 39 tahun ini bahkan berseloroh jika orang-orang yang gampang percaya dengan karyanya justru akan terus menjadi 'korbannya'.
"Benar kata orang-orang tuh, piknik yang jauh, lebih care sama anak, lebih ke sesama ketimbang begini terus. Jadi kalau yang begini-begini terus bakal jadi korban gue sih. Dan itu pasti, orang-orang yang selalu kemakan tuh orang-orang yang kayak gitu," ujar Agan.
Beberapa karyanya juga sempat menjadi perbincangan hangat saat musim Pilpres 2019. Tak bisa dipungkiri, campaign-campaign yang ia buat pada Pilpres lalu sempat memanas di media sosial. Narasinya tentang karya dan dirinya bahkan diputarbalikkan. Namun, baginya hal tersebut merupakan risiko yang harus dihadapi.
foto: brilio.net/Ivanovich Aldino
"Lho, kok image gue yang kayak begini diputar narasinya jadi kayak begini, tapi ya sudah itu risiko. Demokrasi di era digital ternyata nggak seasyik yang aku pikir," lanjutnya.
Agan Harahap juga sadar betul jika karya yang dibuatnya dapat dengan mudah dimanfaatkan oleh beberapa pihak untuk menyebarkan hoaks. Tak ada cara khusus darinya untuk meredam hal tersebut. Baginya, semua orang bisa memiliki makna yang berbeda saat melihat hasil karyanya. Ia juga tak masalah jika karyanya dibagikan siapapun.
Jika banyak seniman sepertinya yang memanfaatkan watermark untuk menandai karya buatannya sebuah editan. Maka berbeda dengan lulusan Sekolah Tinggi Desain Indonesia Bandung ini. Agan memanfaatkan caption yang ia tulis sebagai pengaman karyanya. Narasi yang ia tulis pada caption juga sekaligus menyampaikan maksud jika foto yang ia buat hanya jokes semata.
"Tapi yang penting itu caption. Kenapa? Buat jaring pengaman gitu. Ketika lihat fotonya itu bisa benar, ketika baca caption-nya, 'Oke, si Agan joke nih'," kata Agan.
Meski sudah menuliskan caption yang memiliki unsur fiktif, namun tak jarang masih ada segelintir orang yang percaya. Jika sudah seperti itu, tak ada lagi yang bisa dilakukan untuk meredam orang-orang yang memang dengan sengaja ingin menyebarkan hoaks dengan memanfaatkan karyanya.
"Capture-capture sebar dengan narasi lain. Kalau udah kayak gitu, udah nggak tahu lagi caranya gimana. Ya, mungkin serahkan lagi sama yang di atas ya hahaha," tambahnya sambil tertawa.
Meski kerap membuat foto editan nyeleneh beberapa tokoh ternama, namun Agan selalu berusaha untuk menciptakan karyanya sesuai isu-isu yang berkembang. Bukan kepada tokoh yang bersangkutan, Agan justru memikirkan cara untuk mengkomunikasikan karyanya pada publik. Menyinggung suatu isu, namun tetap masih bisa diterima.
"Kita bisa contoh mungkin kayak pelawak, Cak Lontong gitu ada yang nyerempet-nyerempet (lawakannya) gitu tapi masih oke. Nah, itu juga yang saya lakuin dengan visual sebenarnya," paparnya.
--
Berawal dari album Facebook teman
Mengambil jurusan desain komunikasi visual saat kuliah, dunia seni rupa, fotografi dan dunia imaging sudah begitu melekat dalam dirinya. Meski mengawali karier sebagai seorang fotografer di Trax Magazine, namun Agan mengaku membenci mata kuliah fotografi. Hal tersebut membuatnya mencari cara agar bisa lulus dari mata kuliah fotografi tersebut.
"Gue benci banget sama pelajaran fotografi. Jadi gimana harus lulus, berarti harus menipu dosen. Jadi dengan men-DI (digital imaging)," ungkap pemiliknya.
Berbekal foto milik seorang teman yang tidak terpakai, pemilik nama lengkap Yohanes Paganda Halasan Harahap ini kemudian mengedit foto tersebut. Hasilnya ia mendapat nilai C dan dinyatakan lulus. Cara seperti itu juga lah yang diterapkan Agan saat sudah bekerja sebagai fotografer. Agan mengaku ia baru mendalami fotografi pada 2005 saat sudah bekerja.
foto: brilio.net/Syamsu Dhuha
Setelah memutuskan berhenti sebagai fotografer di majalah tersebut, Agan kemudian memutuskan untuk menjadi seniman seutuhnya pada 2012. Sejak beberapa tahun belakangan ini dirinya memboyong istri serta anak-anaknya untuk menetap di Yogyakarta.
Namanya mulai dikenal di dunia imaging tentu saja berkat media sosial yang kini berkembang pesat. Keisengan Agan dalam membuat foto editan seperti sekarang ini bermula dari seorang temannya yang gemar mengunggah foto selfie bersama selebriti ternama. Foto-foto tersebut kemudian disimpan di album Facebook dengan nama 'Teman-Teman Selebriti'.
"Jadi buat kita yang di Jakarta kayak, 'Apaan sih lu alay banget'.. Tapi buat temen-teman dia di sana, oh itu statusnya naik banget," ucap Agan.
Foto-foto tersebut kemudian menjadi inspirasi bagi Agan yang saat itu juga tengah mempersiapkan project bersama Ruang Rupa. Berangkat dari situ, Agan mencari sebuah tema yang berhubungan dengan bagaimana teknologi fotografi bisa berpengaruh pada kehidupan sehari-hari. Tahun 2011-2012, menjadi tahun pertama Agan mencoba menyebarkan keisengannya.
Tak mau kalah dari sang teman, Agan mulai mengedit foto-fotonya bersama beberapa pesohor dunia seperti Snoop Dogg, Metallica dan lain-lain. Dengan hasil yang halus tanpa cela, foto editan tersebut menampilkan sosok Agan yang begitu akrab dengan para selebriti. Foto tersebut kemudian ia unggah di Twitter dan menarik perhatian publik. Dari situ, ia mulai menemukan kesenangannya dalam membuat karya editan untuk diunggah di sosial media.
foto: Instagram/@aganharahap
"Orang-orang ada yang percaya, nge-retweet. Nah, baru dari situ, 'Oh, gini ya enaknya ternyata nipu-nipu di sosmed'. Akhirnya keterusan sampai sekarang hahaha," kata Agan tak bisa menahan tawanya.
Selain menciptakan foto dirinya bersama beberapa pesohor, Agan Harahap juga mengedit foto pesohor seperti sedang berada di situasi nyeleneh. Tokoh-tokoh fiktif seperti superhero bahkan nggak lepas jadi korban keisengannya. Beberapa karya editannya bahkan sudah terpajang pada beberapa pameran di luar negeri.
Meski bukan memanfaatkan karya orisinalnya, namun Agan mengaku tak pernah bermasalah dengan copyright. Sama seperti akun-akun meme yang bertebaran di media sosial, Agan juga memanfaatkan beberapa gambar yang tersebar di Google atau blog yang tak diketahui milik siapa. Tak semuanya karya Agan berasal dari gambar-gambar yang sudah tersebar. Ia juga menggunakan gambar orisinalnya sendiri.
"Tapi logikanya gini. Saya ngambil tuh, kadang-kadang Googling apa segala, tapi itu saya kembalikan lagi ke masyarakat dalam bentuk yang sudah dimodifikasi," jelas Agan.
Selain karya Jokowi Punk yang heboh di linimasa media sosial pada 2018, Agan Harahap masih memiliki satu karya yang berkesan bagi dirinya. Foto ikan lohan dengan bergambar palu arit yang ditangkap di Jogja buatannya juga tak kalah bikin heboh. Berbagai media bahkan mengangkat foto tersebut sebagai headline utama.
foto: Instagram/@aganharahap
Isu komunisme bangkit kembali yang sempat menyeruak juga semakin membuat warganet heboh atas kemunculan foto tersebut. Media sosial memang jadi salah satu sumber inspirasi bagi Agan dalam menciptakan sebuah karya. Terutama jika sedang ada isu-isu yang ramai diperbincangkan, maka Agan akan ikut membahas isu tersebut dengan sebuah karya yang bisa menimbulkan kehebohan.
"Ketika pilpres, pilkada tuh semua berantem-berantem tuh saya senang aja. Bikin sesuatu yang ngerame-ramein lagi atau buat nurunin tensi," ucap Agan.
Sebagai seorang seniman, Agan Harahap tak hanya dikenal sebagai seorang yang piawai memberikan hiburan lewat berbagai foto editan nyelenehnya. Agan juga dikenal sebagai seorang ilustrator. Beberapa teman-teman musisinya bahkan kerap meminta Agan untuk membuat ilustrasi pada albumnya. Nama Agan juga pernah masuk dalam nominasi Grafis Desain Album Terbaik pada AMI Awards.
Karya-karya yang dibuat Agan Harahap juga mengantarkan dirinya berpartisipasi dalam berbagai pameran kelas dunia di luar negeri. Baginya, materi dan penghargaan menjadi pelengkap bagi kariernya. Hal yang tertinggi yang ia dapat selama berkarier adalah apresiasi untuk karyanya, serta karya yang bisa jadi tiket jalan-jalan gratis dan bertemu teman baru.
"Itu yang menurut saya yang paling keren dan nggak bisa ada nominalnya," kata Agan.
Kini Agan tengah mempersiapkan pameran tunggalnya yang akan digelar di Singapura pada Maret 2020 mendatang. Meski kerap menggelar dan mengikuti pameran, namun bagi Agan pameran bukan menjadi tujuan utama bagi seorang seniman.
"Pameran adalah ganjaran bukan tujuan. Tujuan adalah bikin karya sebaik-baiknya," pungkas Agan Harahap.