Brilio.net - Seperti diketahui, kedua anak Uya Kuya, yakni Cinta dan Nino Kuya memilih untuk menempuh pendidikan di Amerika Serikat. Meski menyandang status sebagai anak selebriti ternama, namun Cinta dan Nino tak lantas hidup bermanja-manja. Tinggal di negeri orang, keduanya hidup mandiri dengan menjalankan kerja sampingan.
Jika Cinta Kuya memilih menjadi pelayan di sebuah restoran, maka berbeda dengan profesi yang dijalankan Nino Kuya. Bukan menjadi pelayan, Nino bekerja sebagai sopir untuk turis Indonesia yang liburan di Amerika Serikat.
BACA JUGA :
Cinta Kuya kembali bikin heboh, kemarin tolak Iphone 15 kini pilih dompet seharga Rp 70 ribu
Saat menjadi bintang tamu Pagi Pagi Ambyar, Nino menceritakan pengalamannya melakoni kerja sampingan di Amerika Serikat. Diungkapkan Nino, bukan hanya turis Indonesia saja, tak jarang orang-orang yang memakai jasanya adalah teman sang ayah.
foto: Instagram/@king_uyakuya
BACA JUGA :
Tolak tawaran ganti HP meski layar sudah pecah, 5 gaya hidup Cinta Kuya di Amerika Serikat bikin salut
"Sopirin teman-teman papa," kata Nino Kuya di studio Pagi Pagi Ambyar seperti diunggah ulang akun Instagram @rumpi_gosip, dilansir brilio.net pada Minggu (4/8).
Nino Kuya menjadi sopir untuk menjemput turis Indonesia dari bandara ke hotel, maupun orang-orang yang membutuhkan jasanya berkeliling kota di Amerika Serikat.
"Jadi kalau ada orang Indonesia ke sana, kadang yang pada bingung nggak mau nyetir sendiri, kadang kan suka minta jemput ke bandara. Kalau nggak ke Las Vegas, Nevada, butuh teman yang nyetirin, ya udah anak-anak (diminta nyetirin)," timpal Uya Kuya melanjutkan cerita Nino.
Terkait urusan tarif, Nino menyerahkan kepada Uya Kuya untuk menentukan. Dijelaskan Uya Kuya, paling sedikit Nino bisa mengantongi uang USD 150 hingga 200 atau setara dengan Rp 2 juta hingga Rp3 juta. Tarif tersebut dikenakan untuk sekali jalan dari bandara ke hotel.
foto: Instagram/@nino_kuya
"Kalau bandara doang ke hotel dari USD 150 sampai USD 200 sekitar Rp 2 juta sampai hampir Rp3 juta," kata Uya Kuya.
Namun, jika disewa untuk menemani pergi seharian, tarif yang didapat Nino lebih dari Rp 2 juta. Ia bisa mengantongi hingga Rp 11 juta hingga Rp 12 juta. Meski Uya Kuya yang memasang tarif, uang yang diberikan oleh turis Indonesia itu semua menjadi milik Nino yang sudah bekerja.
"Tergantung mobilnya mobil apa. Kalau (mobil) yang besar itu bisa USD 700 sampai USD 750 (sekitar Rp 11 juta sampai Rp12 juta)," ungkap Uya.
Tak hanya menjadi sopir, ternyata Nino juga sempat berbisnis kecil-kecilan dengan berjualan pisang goreng di komunitas warga Indonesia di Amerika Serikat. Lewat usahanya itu, Nino mengaku bisa meraup cuan hingga Rp 17 juta.
"Pisang goreng gitu, semua satu keluarga goreng. Itu jualannya di mobil, gorengnya di rumah. Ya kayak dikumpulin di parkiran," papar Nino Kuya.