1. Home
  2. »
  3. Selebritis
16 Oktober 2024 19:10

Marshanda beberkan awal mula idap bipolar disorder, akui minum obat psikiatri tanpa resep

Marshanda menceritakan bahwa pada usia 15 tahun, ia sering kali mengonsumsi kopi. Syeny Wulandari

Brilio.net - Kesehatan mental menjadi isu yang semakin mendesak di Indonesia. Data dari Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa sekitar 6,1% dari penduduk Indonesia berusia 15 tahun ke atas mengalami gangguan kesehatan mental.

Sayangnya, meskipun penting, topik ini masih jarang dibahas secara terbuka. Banyak orang merasa malu untuk mengungkapkan kondisi mental mereka. Namun ada juga yang berani berbagi kisahnya, seperti yang dilakukan oleh Marshanda.

BACA JUGA :
5 Momen Marshanda liburan di California ala van tour, sosok teman bule prianya jadi sorotan


Mantan istri Ben Kasyafani tersebut baru-baru ini membuka diri mengenai perjuangannya melawan bipolar disorder. Gangguan ini adalah kondisi mental yang ditandai oleh perubahan suasana hati yang ekstrem, mulai dari episode depresi yang mendalam hingga fase mania yang membuat penderitanya merasa sangat energik dan euforia.

Dalam sebuah wawancara di podcast yang dipandu oleh Inara Rusli, Marshanda membagikan perjalanan awalnya dalam menghadapi diagnosis tersebut. Ia mengungkapkan kesadarannya yang datang terlambat di usia 30-an.

"Saya baru sadar beberapa tahun lalu, gila nggak? Saya umur 30-an baru sadar akarnya ini dari mana," ungkap Marshanda dikutip brilio.net dari YouTube Inara Rusli, Rabu (16/10).

BACA JUGA :
Dibikin trauma saat pacaran, pengakuan Marshanda mengenai sikap Baim Wong ini mengejutkan

foto: YouTube/Inara Rusli

"Pertama kali diagnosa itu muncul dari psikiater. Terus saya tarik mundur lagi, awalnya gimana?" tanyanya pada dirinya sendiri.

Marshanda menceritakan bahwa pada usia 15 tahun, ia sering kali mengonsumsi kopi saat berada di lokasi syuting, bahkan hingga lima kali sehari. Kebiasaan ini berlangsung terus menerus, di mana ia sering pulang larut malam dan tidak tidur hingga jam 3 atau 4 pagi.

Kopi hitam bisa lima kali sehari. Nah, saya nggak tahu kalau kopi itu membuat saya nggak bisa tidur, jelasnya.

Marshanda mengungkapkan bagaimana orang-orang terdekatnya mulai merasa khawatir akan kondisinya. Hingga ada yang menyarankan untuk mencoba obat penenang.

"Orang-orang terdekat saya khawatir, Ca, itu ada Xanax, ambil aja," ujarnya.

foto: YouTube/Inara Rusli

Awalnya, obat itu membantu Marshanda untuk tidur, tetapi seiring waktu, dosis yang dibutuhkan semakin meningkat. Toleransi terhadap obat ini membuatnya semakin cemas dan gelisah.

Setelah setahun, saya menyadari ada yang tidak beres. Saya jadi anxious, merasa aneh. Saya langsung decide untuk stop dari dua pil ke nol setiap harinya, jelas Marshanda.

Marshanda menjelaskan bahwa keputusan untuk menghentikan konsumsi obatnya membawa dampak serius pada kesehatannya. Ia mengibaratkan keputusannya tersebut dengan kondisi seorang pecandu yang harus berhenti secara mendadak dari narkoba.

"Pas aku stop itu kan ibaratnya kayak seorang candu yang harus berhenti dari narkobanya mendadak. Nggak boleh, karena bisa bikin kita sakit. Kalau mendadak dari, ya dikurangin bertahap itu yang bener. Aku nggak tahu," bebernya.

Marshanda menjelaskan pengalaman sulit yang ia hadapi setelah menghentikan konsumsi obat secara mendadak. Dia menggambarkan munculnya gejala withdrawal yang membuatnya merasa marah, oversensitif, dan mengalami kesulitan tidur yang semakin parah.

Langsung lah muncul segala macam gejala withdrawal namanya withdrawal symptom. Marah, oversensitif, gak bisa tidur lebih parah. Ngomong jadi lebih cepat. Jadi kayak orang panik, gampang depresi gitu," ungkapnya.

foto: Instagram/@marshanda99

Dalam pencarian untuk mendapatkan pemahaman dan bantuan, Marshanda akhirnya berkonsultasi dengan seorang psikiater. Namun kala itu ia tidak memberikan informasi yang lengkap mengenai riwayat kesehatan mental dan konsumsi obat-obatan.

Pas di psikiater, informasi yang paling penting itu nggak saya bilang ke psikiaternya, tuturnya.

Saya harusnya ngomong, 'dok, ini saya dikasih sanak, setahun saya minum hampir setiap kali nggak bisa tidur. Terus saya stop langsung tuh enol', tambahnya.

Setelah evaluasi oleh psikiater, diagnosis bipolar disorder diberikan kepada Marshanda. Dia pun menyadari bahwa penting untuk berbagi informasi yang tepat dan akurat saat berhadapan dengan profesional kesehatan mental.

Saya nggak tahu apakah diagnosa itu benar atau tidak. Soalnya waktu itu saya muncul dengan gejala-gejala yang menunjukkan saya bipolar dan depresi, tandasnya.

Melalui pengalaman pribadinya, Marshanda berharap dapat memotivasi orang lain untuk lebih terbuka dan jujur tentang kondisi kesehatan mental mereka, Jangan ragu juga untuk mencari bantuan ketika dibutuhkan.

SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags