Brilio.net - Aktor Ferry Irawan tengah berjuang melawan penyakit distonia. Gangguan kesehatan ini diketahui dapat membuat pasien bergerak tak terarah, di luar kendali otak. Kondisi ini diakui Ferry sudah diidapnya sejak tahun 1999 lalu. Melalui perbincangan dengan Melaney Ricardo, Ferry mengatakan penyakit yang dialaminya termasuk langka, sehingga ia pun harus mendapatkan perawatan dokter.
"Distonia itu sakit yang diderita satu banding satu juta orang. Penyakit langka yang menyerang saraf motorik otak kecil. Kalau sudah kambuh itu menyebabkan orang tersebut seperti penderita parkinson, tremor, tubuh bergerak di luar perintah otak," ucap Ferry Irawan dalam channel YouTube Melaney.
BACA JUGA :
Fenomena sindrom Raynaud, penyakit langka yang belum ada obatnya
Mengalami keadaan tersebut, Ferry pada awalnya mengalami beberapa perubahan pada dirinya. Mulai dari perubahan arah kepala hingga beberapa kendala pada syarafnya. Bahkan ketika penyakit itu kambuh, Ferry mengalami tremor hebat, melebihi pasien yang sedang kejang.
foto: YouTube/Melaney Ricardo
BACA JUGA :
Terkena kelainan langka, pria ini bisa tepuk tangan pakai bahu
"Gerak di luar kendali, kepala miring, mulut ngeces terus. Makan enggak akan bisa, enggak bisa aktivitas lagi. Kalau lagi kambuh, walaupun sekuat apa pun orang pegangin, akan tetap gerak kencang, kayak orang kejang tapi lebih kencang," jelas Ferry Irawan.
Selain itu, ketika mendapat serangan penyakit ini, ia mengaku sakit kepala. Sempat menduga stroke, namun justru ia didiagnosis distonia. Dalam proses mendapatkan jawaban dari kondisinya, Ferry hingga menyambangi 6 dokter. Keadaan itu sampai membuat pembuluh darahnya pecah.
"Suatu waktu tiba-tiba aku ngerasa kepala aku kayak sakit ya, cuma lama-lama, posisi kepalaku miring sendiri. Terus diurut, enggak mau balik juga dia. Ke dokterlah, di-MRI, CT Scan, pembuluh darahku sudah pecah, tapi larinya bukan ke stroke. Sampai enam dokter, baru tahu aku kena distonia," ujarnya.
foto: YouTube/Melaney Ricardo
Menilik dari segi penyebab, aktor itu menjawab dikarenakan pikiran. Tekanan dalam pekerjaan yang pernah ia lalui menjadi salah satu alasan yang dijelaskan Ferry. Diakuinya, saat muda ia merasa memiliki banyak tenaga sehingga ia pun sampai terlibat dalam 3 sinetron sekaligus.
"Penyebab nomor 1 adalah pikiran. Trigger-nya itu dulu tahun 1999, itu kena serangan pertama kali. Faktornya mungkin dulu syuting pernah dari hari Rabu jam 9 pagi, break-nya hari Kamis jam 11 siang, karena masih muda, kuat. Dulu kan belum ada stripping, adanya weekly, seminggu aku megang tiga sinetron sekaligus," sambung Ferry Irawan lagi.
Bukan hal yang mudah bagi Ferry untuk bisa melalui masa itu. Sebab, tak bisa dipungkiri ia mengaku pernah merasa putus asa, hingga ingin mengakhiri hidup. Merasa tak kuat melawan penyakitnya, ia pun menyampaikan keinginan untuk menyerah kepada ibunya. Beruntung, Ferry pun mengurungkan niat itu dan berhasil bangkit dari keterpurukan.