Brilio.net - Menghembuskan napas terakhirnya pada Kamis (23/6) di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta, Rima Melati meninggalkan segudang karya dan kenangan bagi industri hiburan. Semasa hidup, istri mendiang Frans Tumbuan lekat dengan kepiawaiannya dalam berakting.
Jauh sebelum menapaki karier di dunia akting, Rima Melati mengawali sebagai seorang model. Hingga akhirnya, ia pun mulai jatuh cinta dengan dunia seni peran. Film pertama yang dibintangi Rima yakni, Djuara Sepatu Roda karya sutradara Wim Umboh pada 1958.
BACA JUGA :
Meninggal di usia 82 tahun, ini 11 potret lawas Rima Melati
Perlahan namun pasti, akting Rima Melati mulai diterima masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan sederet judul film yang berhasil dibintanginya. Terhitung, Rima Melati sudah mendedikasikan hidupnya di dunia film selama hampir 6 dekade, atau 60 tahun.
Berikut brilio.net rangkum dari berbagai sumber pada Kamis (23/6), rekam jejak Rima Melati semasa hidup.
BACA JUGA :
Rima Melati istri Marcell Siahaan kaget banyak yang mengira meninggal
1. Nama Rima didapatkan dari Ir Soekarno.
foto: Instagram/@menonton.id
Rima Melati merupakan nama pemberian dari Presiden Pertama Indonesia, Ir Soekarno. Dianggap kebarat-baratan, Ir Soekarno mengganti nama Marjolien Tambajong menjadi Rima Melati sekitar awal 1960-an.
Inspirasi nama Rima sebetulnya didapatkan dari ibundanya, Liantje, yang diilhami tokoh Rima the Bad Girl dalam film Green Mansions (1959).
Saat itu, Lientje yang sempat mengalami keguguran hendak memberi nama Rima pada anak keduanya. Lientje yang terpukul sempat menceritakan hal itu pada Bung Karno hingga akhirnya sang Presiden mengganti nama Marjolien menjadi Rima Melati.
2. Satu sekolah dengan Presiden Gusdur.
foto: kapanlagi.com
Nggak banyak yang tahu, saat duduk di bangku SD Kebangkitan Rakyat Indonesia Sulawesi (KRIS), Rima pernah satu kelas dengan mantan Presiden Indonesia keempat, Abdurrahman Wahid.
3. Dua kali menikah.
foto: Instagram/@artis.indo_hits
Rima Melati diketahui pernah menikah dengan seorang pria bernama Ir Herwindo (putri dari Hartini, istri keempat Ir Soekarno). Ir Herwindo merupakan buah pernikahan Hartini dengan suami sebelumnya, Soewondo Soerjosoedarmo.
Namun, pernikahan Rima Melati tak berlangsung lama. Ia pun kembali menikah dengan aktor Frans Tumbuan pada Desember 1973. Menariknya, hubungan Frans dengan Rima berawal dari perjodohan saat keduanya masih berusia 1 tahun.
Dari pernikahan bahagia tersebut, Rima dan Frans dikaruniai tujuh orang anak. Setelah 42 tahun, cinta mereka dipisahkan oleh maut yang menjemput Frans pada 23 Maret 2015.
4. Mendedikasikan hidupnya di film selama hampir 6 dekade.
foto: kapanlagi.com
Mengawali akting di film Djuara Sepatu Roda, Rima Melati berhasil membuktikan kemampuannya di dunia seni peran. Tak lama setelahnya, ia pun dipilih menjadi pemeran utama dalam film Kasih Tak Sampai pada 1961 silam.
Dengan kepiawaiannya dalam berakting, Rima pun kerap wara-wiri dalam sederet judul film. Selama hampir 6 dekade, Rima sudah tampil di lebih 100 judul film layar lebar.
Nggak hanya piawai berakting di depan layar, wanita kelahiran Tondano, 22 Agustus 1939 ini pernah menjajal bangku sutradara untuk film Bali Forever (2007), Blanco, the Colour of Love (1997), dan Api Cinta Antonio Blanco (1997).
5. Sempat tergabung personel grup musik.
foto: kapanlagi.com
Nggak hanya sebagai aktris seni peran, Rima Melati juga menjadi personel grup penyanyi wanita terkemuka pada 1960-an yaitu, Baby Dolls. Bersama Baby Huwae, Gaby Mambo, dan Indriati Iskak, ia turut meramaikan industri musik Tanah Air.
6. Meraih berbagai penghargaan.
foto: kapanlagi.com
Berbagai prestasi dan penghargaan bergengsi telah diraihnya. Rima terpilih sebagai The Best Actress versi PWI Jaya 1971 lewat filmnya 'Noda Tak Berampun', kemudian terpilih sebagai Aktris Harapan lewat film 'Wajah Seorang Laki-Laki' pada 1972.
Ia juga sempat dinobatkan sebagai Aktris Terbaik dari ajang penghargaan FFI 1973, lewat filmnya 'Intan Berduri'.
7. Aktivis sosial.
foto: kapanlagi.com
Pada 1989 Rima sempat didiagnosa mengidap kanker payudara stadium 3B. Hal tersebut membuatnya harus terbang ke Belanda untuk menjalani pengobatan, termasuk kemoterapi. Setelah dinyatakan sembuh, ia pun turut aktif mengkampanyekan kesadaran kanker payudara melalui Yayasan Kesehatan Payudara Jakarta.
Rima juga turut mengkampanyekan anti rokok di Yayasan Indonesia Tanpa Tembakau, hingga sempat mendapat penghargaan dari WHO berupa Award No Tobacco Day.