Brilio.net - Perhelatan Grammy ke-58 tahun ini memang terasa beda bagi masyarakat Indonesia. Kemunculan Joey Alexander di panggung musik nomor satu sejagat tersebut membuat media sosial ramai menggaungkan nama Indonesia. Bahkan, rasa bangga itu juga ditunjukkan oleh Presiden Joko Widodo lewat akun Twitternya. Meskipun begitu, hal ini ditanggapi dengan berbeda Anggun C. Sasmi, penyanyi kelahiran Indonesia yang sudah pindah kewarganegaraan Prancis. Lewat akunnnya di Qureta.com, Lady Rock yang telah berhasil go internasional itu menumpahkan pemikirannya soal kesuksesan go internasional artis dengan mengambil contoh Joey, Agnez Mo, Superman is Dead, dan lainnya, sebagaimana dikutip oleh brilio.net, Minggu (21/2).
Anggun menilai Joey dan Agnez Mo berbeda dalam genre musik. Alhasil, keduanya nggak bisa langsung diperbandingkan sola kesuksesan dalam menapaki karier go internasional.
BACA JUGA :
18 Meme Saiful Jamil dan Nassar bikin kamu ketawa-ketiwi
"Joey pun beruntung karena genre musiknya yang bisa dibilang elitis, alias tidak komersial, tidak mengharuskannya untuk masuk dalam format Amerika," tulisnya.
Lanjut dia, definisi kesuksesan go international masyarakat Indonesia juga patut untuk diluruskan. Anggun tidak setuju jika kadar keberhasilan artis atau musisi hanya berpatokan mampu tampil di blantika musik Amerika Serikat.
"Pertanyaannya: apakah kadar kesuksesan harus lewat Amerika? Apakah harus ada kata Grammy Awards dan Hollywood supaya bisa disebut sukses? Iko Uwais, Yayan Ruhian, Cecep Arif Rahman, Joe Taslim, adalah nama-nama yang dikenal dan dibanggakan di Indonesia, tetapi bagaimana dengan Tania Gunadi yang berkarir dan wajahnya sering dilihat di banyak seri TV Amerika?" terang dia.
BACA JUGA :
Meski rival berat , 8 aktor ini pernah main di Marvel dan DC Film
"Bagaimana pula dengan grup seperti Superman Is Dead yang sempat tour keliling Amerika? Bagaimana dengan Farah Angsana, designer Indonesia yang kreasinya kerap dipakai oleh Carrie Underwood? Tex Saverio yang juga menjadi salah satu designer pilihan Lady Gaga? Bagaimana pula dengan mereka yang memilih untuk mewujudkan mimpi di benua lain? Didit Hediprasetyo yang berhasil masuk ketatnya seleksi Chambre Syndicale de la Haute Couture di Prancis?" tambah dia.
Menurutnya, ambisi seorang artis untuk go internasional adalah urusan pribadinya. Sebab, sukses atau gagalnya hal tersebut menjadi tanggung jawabnya pribadi.
"Ambisi seorang artis untuk karirnya adalah sesuatu yang personal. Hanya milik sang artis itu sendiri, bukan milik orang lain atau juga negara. Gagal dan suksesnya seorang artis hanya bisa dirasakan oleh sang artis sendiri," pungkas dia.
Cek tulisan selengkapnya di akun Qureta Anggun C Sasmi