1. Home
  2. »
  3. Selebritis
18 Februari 2024 17:00

Nyaleg anggota DPD RI, ini 4 penyebab Komeng sukses jadi ‘Man of the Match’ di Pemilu 2024

Menurut salah satu Akademisi Komunikasi Media Digital dan Penyiaran, ada beberapa faktor yang membuat nama Komeng jadi perbincangan selama Pemilu Muhammad Rizki Yusrial
Sosoknya sebagai pelawak yang unik dan menghibur begitu melekat bagi para pemilih.

1. Foto unik Komeng di surat suara berpengaruh pada pemilih.

BACA JUGA :
Komeng ungkap alasan mencalonkan diri jadi anggota DPD, tujuannya tak jauh soal komedi


foto: liputan6.com

Afgiansyah berujar bahwa ekspresi pelawak lawas tersebut menghubungkan pemilih langsung ke personanya. Sebab, secara representatif, Komeng memang mempunyai citra sebagai seorang pelawak yang autentik, unik, dan menghibur.

"Pintu masuknya sebenarnya lewat foto itu pertama, dari sudut pandang semiotika ketika lihat foto Komeng ini itu ekspresi matanya itu nyeleneh lah. Nah, itu menggambarkan komunikasi Komeng sebagai seorang pelawak," ujar pengarang buku "TV vs Youtube. Benarkah TV Akan Mati" ini, saat diwawancarai oleh brilio.net, Minggu (18/02).

BACA JUGA :
Sukses jadi komedian kini nyaleg, intip 10 potret rumah Komeng koleksi dekorasi piringnya bikin salfok

2. Jargon khas Komeng uhuy jadi daya tarik bagi pemilih.

Selain itu, pria yang akrab disapa Afgi ini juga mengungkapkan bahwa ini berkaitan dengan media exposure. Lewat foto Komeng yang nyeleneh itu mengingatkan rekam jejaknya sebagai pelawak. Terlebih ada salah satu program TV yang bertajuk "Spontan". Di situ Komeng punya ciri khas dengan jargon "uhuy" yang membuat pemilih juga teringat dengan sosoknya.

Hal ini mempengaruhi psikologi pemilih lewat konsep paparan perseptual. Apalagi sejak dulu media televisi memang memudahkan paparan terhadap pesan tertentu melalui penyiaran berulang. Bukti nyatanya saat pemilihan dan nama Komeng disebut, anggota yang bertugas dengan spontan dan serempak berujar "uhuy".

"Ini penanda Komeng dari Spontan itu memang cukup besar. Jika ditarik ke belakang memang dia dari tahun 90-an hingga sekarang kita bisa akses gitu. Ini bisa menjadi papasan psikologis, sehingga ditafsirkan sama pemilih," kata Afgi.

3. Foto di surat suara memancing pemilih mencoblos Komeng.

Lebih lanjut, Afgi menjelaskan bahwa perolehan suara pelawak berusia 53 tahun tersebut juga dipengaruhi oleh psikologi komunikasi. Ada sebutan priming yang merupakan teknik dimana pengenalan suatu rangsangan mempengaruhi bagaimana orang merespon rangsangan berikutnya. Afgi menjelaskan lewat jargon uhuy tersebut, saat melihat wajah komeng di surat suara maka akan menciptakan rangsangan bagi pemilih untuk mencoblos Komeng.

4. Slogan uhuy menunjukkan keefektifan pencitraan dan pesan yang konsisten.

Selain itu ada lagi satu hal yang membuat Komeng begitu populer di hari pencoblosan. Istilah psikologinya menyebut dengan "recalling". Meskipun sudah 25 tahun berlalu, slogan uhuy menunjukkan keefektifan pencitraan dan pesan yang konsisten. Sehingga hal itu menimbulkan citra yang positif terhadap Komeng dan mendorong pemilih mendukungnya berdasarkan ingatan terkait citra tersebut.

"Jadi dari fotonya yang nyeleneh itu, pemilih jadi recall dari pesonanya yang terbentuk melalui media exposure," pungkasnya.

Hingga kini, perhitungan suara masih berlangsung. Komeng pun hingga saat ini masih mendapat sorotan. Ia mengatakan berencana akan mengenalkan budaya Indonesia ke taraf internasional.

SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags