Brilio.net - Ustaz Hanan Attaki adalah salah satu pendakwah yang memiliki gaya ceramah yang unik. Pria kelahiran 31 Desember 1981 itu merupakan pendiri gerakan Pemuda Hijrah yang aktif berdakwah di kalangan anak-anak punk, geng motor, skateboard, dan masih banyak lagi. Gaya dakwahnya yang berbeda dengan ustaz lainnya membuat jemaah senang mengikuti kajian Ustaz Hanan Attaki.
Pria yang lahir di Banda Aceh itu adalah anak kelima dari enam bersaudara. Semasa kecil dirinya pernah menjuarai beberapa perlombaan, salah satunya Musabaqah Tilawatil Quran di daerahnya.
BACA JUGA :
Ustaz Zacky Mirza alami kecelakaan mobil di Aceh, begini kondisinya
Ustaz Hanan Attaki sendiri juga seorang alumni dari Pondok Pesantren Ruhul Islam Banda Aceh. Tak lama setelah lulus dari pondok pesantren tersebut dirinya memutuskan untuk menimba ilmu di salah satu Universitas ternama di Mesir yaitu Al-Azhar.
Meskipun dirinya berasal dari keluarga yang tidak mampu, namun dengan usaha dan prestasinya dalam tilawah Alquran dirinya mampu mendapatkan beasiswa dari beberapa pihak pada saat di Kairo, Mesir. Pada saat di Kairo tersebut dirinya juga bertemu dan menikah dengan sesama pendakwah yaitu Haneen Akira. Dari pernikahannya tersebut Ustaz Hanan Attaki dikaruniai tiga orang anak yang bernama Maryam, Aisyah, dan Yahya.
Tak banyak muncul di layar televisi, dirinya justru banyak mengisi acara-acara secara offair. Alasannya ia tak terlalu menyukai sorotan kamera. Setelah kemabali ke Indonesia, ia membentuk sebuah sekolah gratis yang berbasis dari alam. Sekolah itu bertujuan untuk memberikan kesempatan bagi siapa saja yang ingin mengenyam pendidikan melalui kegiatan berpetualang di alam.
BACA JUGA :
Yusuf Mansur kini berambut gondrong, parasnya mirip Andre Taulany
Penasaran seperti apa? Berikut brilio.net rangkum 5 cerita kehidupan Ustaz Hanan Attaki yang dilansir dari salah satu kanal YouTube @deHakimStory pada Selasa(22/11).
1. Baru bisa baca Alquran saat kelas 5 SD.
foto: YouTube/@deHakimStory
Pada awal mula dirinya bisa belajar Alquran karena sebuah ketidak sengajaan. Dirinya yang tengah ingin mengumandangkan adzan di rumahnya justru didengar oleh seseorang yang kebetulan lewat depan rumahnya dan mendengar lantunan adzan dari Hanan Attaki.
Mulai dari situlah dirinya ditawari untuk belajar Alquran dan mengikuti kompetisi tilawah di daerahnya. Dari kompetisi itu dirinya berhasil mendapatkan juara satu. Hingga dari satu kompetisi itu dirinya mulai berani mengikuti kompetisi-kompetisi lainnya. Sosok Hanan yang awalnya tak bisa baca Alquran hingga akhirnya dirinya belajar Alquran selama 3 bulan.
2. Belajar mengaji dengan mikrofon.
foto: YouTube/@deHakimStory
Pada saat dirinya belajar baca Alquran disalah satu madrasah, sang guru ngaji memberikan tantangan kepada santri-santrinya, barang siapa yang ngajinya bagus akan mendapatkan sebuah mic. Dari situlah Hanan berusaha sekeras tenaga untuk bisa mengaji dengan bagus dan mendapatkan mic tersebut.
Dengan mic tersebut dirinya mengaji di madrasah hingga suaranya dapat terdengar hingga rumahnya, selain itu cara baca Alqurannya dapat terdengar oleh ibunya dan juga turut mengoreksi bacaannya saat pulang dari madrasah. Selama dirinya belajar baca Alquran selama 3 bulan tersebut, Hanan bisa menjuarai kompetisi tilawah dari tingkat kabupaten hingga nasional.
3. Kehidupan berubah setelah jadi juara.
foto: Instagram/@hanan_attaki
Sebelum mengenal kompetisi tilawah, keluarga Hanan sempat diusir dari kontrakan dan pindah ke tempat yang bisa dibilang tak layak huni. selama bertahun-tahun Hanan dan keluarganya hidup di rumah yang bolong-bolong hingga tak jarang hewan liar seperti babi hutan masuk ke rumahnya.
Setelah dirinya berhasil menjuarai berbagai macam kompetisi tilawah, Hanan sering diundang di berbagai acara untuk membaca ayat suci Alquran. Dari situlah dirinya sering mendapatkan tambahan uang lebih yang ia berikan kepada sang ibu. Lambat laun uang yang sering ia dapatkan dari hasil tilawah lebih besar dari pendapatan sang ayah sebagai tukang cukur.
4. Berangkat ke Kairo tanpa uang saku.
foto: Instagram/@hanan_attaki
Hasil dari mengikuti kompetisi tilawah tersebut sempat ia kumpulkan, hingga bisa digunakan untuk membeli tanah oleh keluarganya. Pada saat dirinya lulus dari Pondok Pesantren Ruhul Islam di Banda Aceh, Hanan memutuskan untuk menimba ilmu di Universitas Al-Azhar di Kairo.
Dengan uang yang habis untuk beli tiket, Hanan tetap optimis bisa bertahan dan jadi mahasiswa di kampus tersebut. Sesampainya di Kairo, dirinya belum tercatat sebagai mahasiswa Al-Azhar sehingga dengan kemampuan tilawahnya yang bagus ia manfaatkan untuk mencari beasiswa di berbagai sumber. Hingga pada akhirnya Hanan mendapatkan beberapa beasiswa untuk pendidikannya selama di Kairo.
5. Berjualan bakso di Kairo.
foto: Instagram/@hanan_attaki
Keterbatasan biaya, membuat Hanan mencari peluang untuk mendapatkan tambahan uang untuk kebutuhannya selama di Kairo. Modal jiwa bisnis yang dimilikinya, Hanan mencoba bekerja sama dengan kakak tingkatnya untuk membuatkan bakso dan dirinya yang akan menjualnya.
Saat itu target market dari Hanan sendiri menyasar kepada mahasiswa asal Malaysia, karena menurut Hanan orang Malaysia tidak bisa membedakan bakso yang enak dengan yang biasa saja. Dari penjualan pertamanya di salah satu event perkumpulan mahasiswa Malaysia, bakso yang ia bawa habis terjual.
Hal itu membuat ia dan temannya berencana membuat bakso dengan jumlah yang semakin banyak, dari situlah ia mendapatkan uang tambahan sebagai biaya hidupnya selama di Kairo. Setelah beberapa tahun dirinya kuliah di Kairo, Hanan dipertemukan dengan jodohnya, dan memutuskan menikah dengan sesama pendakwah juga.
Penulis: Muhammad Reza Ariski