Brilio.net - Grand final MasterChef Indonesia season 11 ramai jadi perbincangan karena penerima juara pertama tidak sesuai harapan publik. Saat acara final berlangsung, kontestan Belinda Christina dinobatkan sebagai juara pertama. Belinda berhasil mengungguli finalis lainnya, Kiki dengan selisih 10 poin.
Belinda diketahui berhasil meraih skor 1867 sementara Kiki mengantongi skor 1857. Skor tersebut merupakan akumulasi skor dari tiga ronde final. Belinda mengalahkan Kiki dalam dua ronde yaitu pada ronde 1 dan ronde 3.
BACA JUGA :
Ternyata adik angkatan, ini 7 momen Chef Renata saat awasi bench Belinda Christina di Masterchef 11
Sayangnya hasil ini tidak disambut hangat oleh publik bahkan menuai kontroversi. Alasannya, Kiki disebut lebih layak menjadi pemenang karena komentar para juri kala itu justru lebih banyak memuji makanannya dibandingkan dengan Belinda.
Namun, saat penampilan jumlah skor, justru angka Kiki malah kalah dari Belinda. Saking kecewanya, warganet menuding kalau para juri sudah tidak kompeten hingga menyebut MasterChef Indonesia terlalu rasis dalam menentukan pemenang. Tidak hanya disebut rasis, acara pencarian bakat memasak inipun dinilai hanya settingan.
BACA JUGA :
Lulusan SMK tata boga lawan lulusan Le Cordon Bleu, ini sosok Kiki runner up MasterChef Indonesia 11
Berbicara soal isu settingan, Chef Juna ternyata pernah menjawab kecurigaan netizen tersebut. Dalam kanal YouTube Chef Arnold 3 tahun lalu, Juna dengan tegas membantah bahwa MCI tidak menyuguhkan tayangan yang secara sengaja di-setting hanya untuk menaikkan rating. Dia mengaku bingung dengan banyaknya tuduhan di luar sana yang membahas soal hal tersebut.
"Sebenarnya justru bingung, yang dimaksud dramanya ini apa? Contoh kejadian Eddy (peserta MasterChef Indonesia) curang misalnya, terus pacaran, lah kalau mereka peserta memang pacaran sampai sekarang udah keluar terus gimana?" kata Chef Juna seperti dihimpun brilio.net dari YouTube Arnold Poernomo, Selasa (28/11).
Pasalnya, menurut Juna perihal apapun yang terjadi di galeri MasterChef, tidak ada yang di-setting, semuanya berjalan dengan apa adanya. Jika ada drama cinta-cintaan atau ribut, hal itu murni memang benar terjadi dan tidak sengaja diada-adakan.
Menimpali tanggapan Juna, Chef Renatta mengatakan jika semua drama yang terjadi di MasterChef Indonesia bukan buah dari pengaturan pihak stasiun televisi. Meski begitu, drama itu adalah hal yang biasa terjadi karena para kontestan dikarantina sehingga aura kompetisi terasa sampai ke acara.
"Apanya dulu yang settingan? Kalau dramanya ya nggak, orang di Indonesia banyak drama," kata Chef Renatta
"Tapi menurut gue di satu sisi si drama ini lumayan normal muncul dari mereka karena mereka dikarantina. Apalagi setiap orang dari daerah beda-beda dan umurnya juga beda-beda, jadi sudah pasti ada gesekan," tambahnya.
Pemilik nama lengkap Juna Rorimpandey ini menegaskan dirinya tak suka dengan konten settingan di sebuah acara yang dipandunya. Menurutnya, hal itu sama saja dengan mencari rezeki di jalan yang haram. Jika benar acara MasterChef Indonesia adalah settingan, maka Chef Juna memastikan tidak ikut berpartisipasi di dalamnya.
"Kalian yang di rumah kalau ngerasa ada setting-settingan lihat muka saya aja deh. Selama karier saya di dunia entertainment, tidak pernah ada satupun yang setting-settingan. Kalau ada settingan, pasti tidak ada saya di situ," tegasnya.
"Saya tidak akan pernah mau masuk ke dalam sebuah acara yang membodohi masyarakat karena secara tidak langsung itu mencari duit haram," ungkapnya.
Pernyataan Juna ini langsung disetujui oleh Chef Renatta Moeloek serta Chef Arnold. Mereka kompak mengaku tidak akan pernah bisa jika dituntut untuk melakukan apapun sesuai dengan naskah. Chef Arnold bahkan ikut menegaskan jika yang disetting dalam acara MasterChef Indonesia hanya menyangkut tantangan dan waktu.
"Jadi konklusinya, apakah MasterChef Indonesia settingan? Yes, kita set the challengenya apa, aturannya apa, sisanya interaksi itu tanggapan mereka masing-masing gitu lho," jelas Chef Arnold.