Brilio.net - Sapardi Djoko Damono, sastrawan Tanah Air yang begitu tersohor telah berpulang ke pangkuan Tuhan pada Minggu (19/7) pukul 09.17 WIB di Rumah Sakit Eka Hospital BSD, Tangerang Selatan.
Kepergiannya meninggalkan duka bagi keluarga, sahabat, sejawat, hingga para penikmat karya-karyanya. Tak terkecuali jajaran selebriti yang pernah membintangi film, yang diangkat dari buku karya pria kelahiran Surakarta pada 20 Maret 1940 itu.
BACA JUGA :
Sastrawan Sapardi Djoko Damono meninggal dunia di usia 80
Salah satunya Velove Vexia yang pernah berakting sebagai Pingkan dalam film berjudul sama dengan buku aslinya, Hujan di Bulan Juni, pada 2017 lalu.
BACA JUGA :
5 Potret Omas bareng ketiga anaknya, penuh kenangan
Putri pengacara kawakan O. C. Kaligis itu mengutarakan duka mendalam atas kepergian sosok yang berpengaruh dalam dunia sastra Indonesia tersebut. Melalui akun Instagram, Velove menuliskan puisi bertajuk Pada Suatu Hari Nanti.
"Pada suatu hari nanti jasadku tak akan ada lagi tapi dalam bait-bait sajak ini kau takkan kurelakan sendiri," tulis aktris kelahiran 13 Maret 1990 itu seperti dikutip Brilio.net dari akun Instagram @vaelovexia, Minggu (19/7).
Dia pun melanjutkan bait-bait puisi tersebut. Seolah menunjukkan Sapardi akan terus abadi di hati siapa pun, beserta karya-karyanya.
Pada suatu hari nanti,
jasadku tak akan ada lagi,
tapi dalam bait-bait sajak ini,
kau tak akan kurelakan sendiri.
Pada suatu hari nanti,
suaraku tak terdengar lagi,
tapi di antara larik-larik sajak ini.
Kau akan tetap kusiasati,
pada suatu hari nanti,
impianku pun tak dikenal lagi,
namun di sela-sela huruf sajak ini,
kau tak akan letih-letihnya kucari
Selain mengunggah puisi, Velove juga menunjukkan kebersamaannya dengan Sapardi. Sebagai informasi, film Hujan Bulan Juni yang dia bintangi bersama Adipati Dolken sebagai Sarwono, mengisahkan tentang konflik romansa antara Pingkan dan Sarwono. Film drama besutan Sinema Imaji dan Starvision yang pengambilan gambarnya dilakukan di Jakarta, Solo, Manado dan Jepang itu memiliki plot sesuai novel berjudul sama, seperti dikutip dari Antara.
Semasa hidupnya, Sapardi telah mengabadikan banyak karya. Deretan karyanya antara lain Duka-Mu Abadi (1969), Mata Pisau (1974), Perahu Kertas (1983), Sihir Hujan (1984), Hujan Bulan Juni (1994), dan Arloji (1998). Masih banyak karya lainnya yang ditelurkan profesor pengajar di Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia itu. Semuanya akan abadi di hati para pencintanya.