Baru-baru ini, video tentang rendang 200 kg yang dimasak oleh Willie Salim menjadi viral setelah ludes dalam waktu 15 menit di Plasa Benteng Kuto Besak (BKB) Palembang, Sumatera Selatan. Gubernur Sumsel, Herman Deru, memberikan tanggapan yang cukup pedas terkait insiden ini.
Dalam sebuah video yang diunggah di akun Instagram @oypalembang, Herman Deru mengekspresikan kekecewaannya terhadap Willie Salim. Ia merasa bahwa selebgram tersebut seolah-olah menyalahkan warga Palembang atas kejadian yang terjadi.
BACA JUGA :
Penuhi nazar, Aisar Khaled beri hadiah umrah untuk para karyawannya, kebaikannya bikin terharu
Menurut Herman, insiden ini bukanlah kesalahan warga, melainkan bagian dari strategi konten yang hanya menguntungkan Willie Salim. Ia menegaskan, "Wong kito yang salah? Tidak, memang dia sengaja. Itu salah satu hal yang kalau dilihat oleh anak-anak yang belum cukup umur, akan menganggap itu benar. Padahal itu orang yang cari uang," ujarnya.
Herman Deru juga menyesalkan dampak viralnya video tersebut yang membuat warga Palembang seolah-olah bertindak tidak tertib dan rakus. Ia menambahkan, "Kita dipermalukan. Tapi kalau aku adalah orang yang tidak paham dengan kejadian ini, aku tidak akan menyalahkan sedulur-dulur kita yang mengambil."
Budayawan Palembang, Ali Goik, juga mengecam tindakan Willie Salim. Ia berpendapat bahwa Willie harus bertanggung jawab atas hinaan publik terhadap warga Palembang akibat video tersebut. Ali menilai bahwa Willie seharusnya berkonsultasi terlebih dahulu dengan pihak terkait sebelum membuat video tersebut.
BACA JUGA :
Ukuran kado Imleknya nggak biasa, begini 6 potret hampers keluarga Sisca Kohl dan Jess No Limit
Ali Goik melihat ada indikasi bahwa konten tersebut adalah sebuah settingan, karena tidak masuk akal jika kegiatan sebesar itu dibiarkan tanpa pengawasan ketat. Proses memasak rendang, yang memakan waktu hingga sepuluh jam, seharusnya dipersiapkan dengan matang.
"Willie Salim harus bertanggung jawab. Ia harus segera mengklarifikasi dan meminta maaf secara terbuka kepada wong Palembang. Jika tidak, bukan tidak mungkin langkah hukum harus ditempuh untuk menuntut pertanggungjawaban atas kerugian nama baik masyarakat Palembang," tegas Ali Goik.
Dari kejadian ini, Ali menekankan pentingnya memperkuat lembaga kurasi budaya di Sumsel, termasuk di Palembang, untuk memastikan setiap kegiatan kebudayaan yang melibatkan masyarakat luas tidak melanggar norma adat. Martabat wong Palembang harus tetap dijaga dan dilindungi.