Brilio.net - Setiap manusia terlahir dengan dibekali emosi untuk merasakan suatu hal, ketika sedih maka manusia akan menangis dan ketika ada sesuatu yang tidak ia kehendaki, maka ia akan marah karena tingkat emosi yang sedang naik.
Emosi merupakan perasaan yang lazim dimiliki oleh setiap manusia. Biasanya manusia dapat merasakan emosi karena dipengaruhi oleh suasana hati. Suasana hati yang sedang sedih, marah, dan gembira merupakan contoh dari macam-macam emosi.
Namun biasanya emosi identik dengan munculnya rasa marah oleh seseorang. Hal ini dikarenakan emosi yang tidak dapat dikendalikan dengan baik. Kemarahan yang tidak dapat dikendalikan dapat berdampak buruk bukan hanya pada psikis namun juga berdampak bagi kesehatan fisik.
Amarah yang dirasakan oleh manusia adalah wajar sebagai salah satu wujud emosi yang tampak ketika hati kita merasa diperlakukan tidak adil, atau ada sesuatu yang tidak sesuai dengan kehendak kita maupun tidak sesuai dengan aturan, serta nilai yang berlaku yang telah disepakati bersama. Penyebab marah bisa beragam dan umumnya disebabkan oleh frustrasi, sakit hati, kejengkelan, kekecewaan, pelecehan, curiga, dan ancaman.
Dirangkum brilio.net dari berbagai sumber pada Selasa (11/8), emosi yang tidak terkendalikan dan menimbulkan rasa marah bisa saja memunculkan perkelahian yang berujung pada permusuhan di antara orang yang sedang berseteru. Berkaitan dengan hal tersebut, dalam sebuah hadits Rasulullah bersabda:
"Sebaik-baik orang adalah yang tidak mudah marah dan cepat meridloi, sedangkan seburuk-buruk orang adalah yang cepat marah dan lambat meridloi." (HR. Ahmad)
Cara menahan rasa marah menurut ajaran Islam.
BACA JUGA :
Macam-macam akhlak dalam Islam lengkap dengan penjelasan dan contohnya
foto: freepik.com
1. Membaca doa istiadzah untuk menutup pintu masuk setan.
Dengan membaca doa istiadzah, maka setan akan menyingkir dan lari sehingga ia tidak mampu lagi mengobarkan bara api amarah di hati kita.
BACA JUGA :
15 Manfaat air zamzam, air berkah yang dapat sembuhkan penyakit
A'uudzu billahi minas syaithanir rajiim
Artinya:
"Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk"
Doa tersebut berdasarkan dalam suatu hadits, Rasulullah bersabda:
"Sungguh, aku akan mengajari suatu kalimat, yang apabila ia mengucapkannya maka akan hilang apa yang ia dapatkan (marah). Jika ia membaca, 'Auudzubillahi minasy syaitaanir rajiim', niscaya hilanglah apa yang ia dapatkan." (HR. Ahmad, Bukhari, dan Muslim).
2. Membaca doa ketika marah.
Rasulullah mengajarkan umatnya untuk membaca doa ketika marah. Dengan hati yang ingat kepada Allah, maka kemarahan yang tadinya meluap menjadi reda. Rasa kesal dan jengkel yang tadinya menguasai hati menjadi sirna, dan pikiran yang tadinya kacau menjadi terkontrol.
Allahummaghfirli dzanbi, wa adzhib ghaizha qalbi, wa ajirni minas syaithani
Artinya:
"Ya Allah, ampunilah dosaku, redamlah murka hatiku, dan lindungilah diriku dari pengaruh setan."
3. Menjaga lisan dengan diam.
Biasanya ketika sedang emosi, hal yang paling sulit untuk dikendalikan adalah perkataan. Oleh karena itu, apabila merasa emosi atau marah, sebaiknya lekaslah diam agar perkataan yang keluar dari mulut ketika sedang emosi tidak melukai hati orang lain. Dari Ibnu Abbas Ra, Rasulullah Saw bersabda:
"Jika kalian marah, diamlah." (HR. Ahmad)
4. Merubah posisi ketika marah.
Ketika sedang emosi atau marah, maka sebaiknya mengambil posisi yang lebih rendah. Ketika marah dengan posisi berdiri, maka duduklah. Dan jika marah dengan posisi duduk, maka berbaringlah. Hal ini sesuai hadits dari Abu Dzar Ra, Rasulullah Saw menasihatkan:
"Apabila kalian marah, dan dia dalam posisi berdiri, hendaknya dia duduk. Karena dengan itu marahnya bisa hilang. Jika belum juga hilang, hendak dia mengambil posisi tidur." (HR. Ahmad dan Abu Daud)
5. Mengucap istighfar.
Ketika marah, perbanyaklah mengucap kalimat istighfar karena amalan istighfar dapat menenangkan hati dan pikiran sebagai alternatif cara mengendalikan emosi menurut Islam.
6. Berwudhu.
Ketika marah, maka berwudhulah. Hal ini dikarenakan salah satu fungsi air adalah untuk mematikan api, termasuk api setan yang berkobar dalam hati kita dan berwujud dalam rasa amarah. Dalam sebuah hadis dari Urwah As-Sa'di radhiyallahu 'anhu yang artinya:
"Sesungguhnya marah itu dari setan, dan setan diciptakan dari api, dan api bisa dipadamkan dengan air. Apabila kalian marah, hendaknya dia berwudhu." (HR. Ahmad dan Abu Daud)
7. Berdzikir.
Berdzikir merupakan amalan yang sangat dianjurkan kepada umat islam untuk dikerjakan kapanpun. Berdzikir ketika sedang emosi dapat membuat hati menjadi tenang. Dengan hati yang tenang, maka emosi pun dapat dikendalikan.
8. Mengingat keutamaan menjaga emosi.
Dalam suatu hadits, Rasulullah bersabda:
"Siapa yang berusaha menahan amarahnya, padahal dia mampu meluapkannya, maka dia akan Allah panggil di hadapan seluruh makhluk pada hari kiamat, sampai Allah menyuruhnya untuk memilih bidadari yang dia kehendaki." (HR. Abu Daud, Tirmidzi)
Keutamaan menjaga emosi yaitu disenangi banyak orang, mudah dalam bergaul sesuai ajaran Islam, tidak mudah dipengaruhi atau dihasut, serta fisik dan mental menjadi lebih sehat. Ketika seseorang dapat mengingat keutamaan-keutamaan tersebut maka ia akan lebih bisa mengontrol emosinya.
9. Memaafkan.
Ketika marah dengan seseorang karena dikecewakan, disakiti dan lain sebagainya maka cara paling ampuh untuk mengurangi rasa marah tersebut yaitu dengan belajar memaafkan kesalahan orang lain yang dapat memicu emosi. Dalam Alquran surat Asy-Syuura ayat 37, Allah berfirman:
Wallaziina yajtanibuna kabaa'iral-ismi wal-fawaahisya wa izaa maa gadibu hum yagfirun
Artinya:
"Dan (bagi) orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan-perbuatan keji, dan apabila mereka marah mereka memberi maaf."
10. Introspeksi diri dan berpikir positif.
Introspeksi diri berarti merenungkan setiap perbuatan dan perkataan yang telah dilakukan. Selain intropeksi diri, selalu berpikir positif dalam menghadapi persoalan dan masalah juga menjadikan pikiran tenang. Sehingga dengan membiasakan diri melakukan intropeksi dan berpikir positif, akan menghindarkan diri dari perasaan mudah marah.