Brilio.net - Selasa (13/11) lalu warga Bekasi digegerkan dengan tewasnya satu keluarga yang tinggal di Jalan Bojong Nangka 2 RT 3 RW 7, Kelurahan Jatirahayu, Kecamatan Pondok Melati, Kota Bekasi. Satu keluarga yang terdiri dari suami istri beserta dua anak ditemukan tak bernyawa pada Selasa pagi.
Polisi mengidentifikasi korban tersebut adalah Diperum Nainggolan (38), Maya Ambarita (37) dan dua anaknya berinisial S (7) dan A (7). Setelah mendapat laporan dari salah satu warga, pihak berwajib langsung mendatangi rumah korban dan membawa empat jenazah tersebut ke RS Polri Kramatjati untuk autopsi.
Setelah melakukan olah TKP, polisi menemukan kesimpulan bahwa tewasnya keluarga Diperum Nainggolan merupakan kasus pembunuhan. Setelah tiga hari berlalu, kasus pembunuhan keluarga di Bekasi tersebut akhirnya menemukan titik terang.
Tim gabungan Polda Metro Jaya, Polres Bekasi Kota, dan Polsek Pondok Gede sudah menangkap pelaku pembunuhan keluarga di Bekasi. Seorang pemuda bernama Haris Simamor berhasil ditangkap di wilayah Garut, Jawa Barat pada Rabu (14/11).
Usai ditangkap dua hari yang lalu, polisi akhirnya menetapkan HS sebagai tersangka pembunuhan keluarga di Bekasi pada Jumat (16/11). "Iya, dia (HS) sudah tersangka," ungkap Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono seperti dikutip brilio.net dari merdeka.com, Jumat (16/11).
Kasus pembunuhan keji keluarga di Bekasi tersebut pun menyita perhatian masyarakat. Dilansir brilio.net dari berbagai sumber, Jumat (16/11), berikut 14 fakta mengenai kasus pembunuhan keluarga di Bekasi.
1. Mengelola kontrakan dan membuka toko.
BACA JUGA :
Kisah bayi usia 8 hari meninggal akibat dicium ini bikin terenyuh
foto: liputan6.com
Keluarga Diperum Nainggolan tinggal di kompleks rumah kontrakan yang terdiri dari 28 pintu. Kontrakan tersebut juga merupakan milik kakak Diperum, Donggalas Nainggolan yang sudah ia kelola selama dua tahun terakhir ini.
Selain mengelola kontrakan sang kakak, Diperum juga membuka toko kelontong di pinggir jalan yang menyatu dengan kediamannya. Keseharian Diperum dan Maya pun dikenal dengan pribadi yang baik.
2. Pertama kali ditemukan oleh tetangga korban.
BACA JUGA :
6 Potret anarkis tawuran pelajar di Afrika, pakai senjata tajam
foto: merdeka.com
Meskipun tinggal di kawasan padat penduduk, namun tak banyak yang tahun peristiwa pembunuhan tersebut. Keluarga Diperum ditemukan tak bernyawa pertama kali oleh seorang dokter bernama Feby Lofa yang merupakan tetangga korban.
Dilansir brilio.net dari merdeka.com, Feby pertama kali menemukan Diperum dan Maya sudah bersimbah darah di ruang tengah dengan televisi yang masih menyala pada pukul 06.30 WIB.
Tiga jam sebelumnya, Feby sudah curiga setelah menemukan gerbang kompleks masih terbuka dan televisi masih menyala. Kecurigaan tersebut semakin bertambah ketika Feby tak bisa menghubungi Diperum dan Maya melalui telpon seluler. Feby juga sempat memanggil korban secara langsung, namun tak ada respon.
Kecurigaan tersebut membuat Feby memberanikan diri untuk mengecek kondisi keluarga Diperum dengan membuka jendela rumah korban. Saat itu lah, Feby menemukan Diperum dan Maya sudah tak bernyawa.
3. Empat korban ditemukan di ruangan berbeda.
foto: liputan6.com
Penemuan Feby tersebut pun langsung membuat heboh para penghuni kontrakan, termasuk kakak korban, Donggalas. Mendapat laporan tersebut, polisi langsung mendatangi tempat kejadian perkara.
Para korban pembunuhan tersebut ditemukan di dua ruangan yang berbeda. Diperum Nainggolan dan Maya ditemukan tewas di ruang televisi rumah kontrakan tersebut, sedangkan kedua anaknya ditemukan tewas di kamar tidur.
4. Korban dibunuh dengan cara berbeda.
foto: merdeka.com
Selain ditemukan di ruangan yang berbeda, empat korban juga ditemukan tak bernyawa dengan cara yang berbeda. Diperum dan Maya mengalami luka akibat pukulan benda tumpul, dan kebanyakan terdapat di leher.
"Dari jenazah ditemukan luka-luka karena senjata jatam dan luka-luka senjata tumpul. Spesifiknya hampir seluruhnya ada di daerah sekitar leher," kata Kepala Instalasi Forensik Polri Kombes Pol Edi Purnomo seperti dikutip dari merdeka.com.
Sedangkan kedua anaknya S dan A meninggal dunia karena kehabisan oksigen. S dan A diduga kehabisan oksigen lantaran dibekap oleh pelaku.
5. Bukan kasus perampokan.
Sebelum ditemukannya sang pelaku, banyak pihak yang berspekulasi bahwa kasus pembunuhan tersebut merupakan perampokan. Namun hasil olah TKP menyebutkan, tak ada kerusakan yang terjadi pada rumah korban. Beberapa barang berharga milik korban pun masih tersimpan, kecuali mobil korban.
6. Mobil korban menjadi petunjuk utama.
Setelah satu hari melakukan penyelidikan, pihak berwajib akhirnya menemukan titik terang usai menemukan mobil Nissan X 2.0 CTV bernomor polisi B 1075 FOG yang merupakan mobil milik korban di suatu rumah di Cikarang pada Rabu (14/11). Dalam mobil tersebut polisi berhasil menemukan beberapa barang bukti serta sidik jari sang pelaku.
7. Skenario penangkapan.
Ditemukannya mobil milik korban yang terparkir di salah satu kos-kosan milik warga, membuat polisi menemukan titik terang untuk menemukan keberadaan pelaku pembunuhan keluarga di Bekasi.
Penemuan tersebut bermula dari laporan pemilik kos-kosan bernama Alif Baihaqi yang mencurigai mobil yang dititipkan oleh calon penghuni kos-kosan. HS saat itu mengaku kepada Alif bahwa ia bernama Aris.
Polisi bekerja sama dengan Alif untuk menjalankan skenario penangkapan. Alif lalu menghubungi HS dengan tujuan untuk membicarakan masalah pembayaran kamar kosnya.
Dari situ, polisi mulai melacak keberadaan HS melalui nomor telpon dan transaksi transfer yang ia lakukan melalui mobile banking.
8. Pelaku ditangkap di Garut saat hendak naik gunung.
Setelah melakukan penyelidikan dengan memeriksa 12 saksi dan bekerja sama dengan Alif Baihaqi, Polisi akhirnya menangkap pelaku pembunuhan keluarga di Bekasi pada Rabu dini hari.
HS berhasil ditangkap di kaki Gunung Guntur, Garut, Jawa Barat di rumah yang menjadi posko pendakian. Saat itu, HS hendak naik gunung. Selain HS, polisi juga menemukan beberapa barang bukti.
"Akhirnya kita mendapatkan yang bersangkutan ada di sana (Gunung Guntur), katanya akan mendaki gunung. Setelah kita geledah tasnya kita menemukan kunci mobil merek Nissan dan HP dan uang sekitar Rp 4 juta," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono seperti dikutip dari liputan6.com.
9. Sempat mengelak sebagai tersangka.
Setelah berhasil menemukan HS di Garut, polisi langsung membawa HS ke Jakarta untuk penyelidikan dan diinterograsi. Saat proses penyelidikan tersebut, HS sempat mengelak bahwa ia yang melakukan pembunuhan keluarga di Bekasi.
Meskipun sempat mengelak, namun HS tak bisa terkutik ketika polisi menunjukkan beberapa bukti yang menguatkan HS menjadi pelaku utama pembunuhan keluarga di Bekasi.
10. Ditemukan bercak darah dan handphone milik korban di dalam mobil.
HS tidak bisa berkutik saat polisi yang terdiri dari tim gabungan Polda Metro Jaya, Polres Metro Bekasi Kota dan Polsek Pondok Gede menemukan barang bukti yang menguatkan tindakan keji HS atas pembunuhan keluarga di Bekasi.
Selain barang bukti berupa kunci mobil dan uang tunai Rp 4 juta dalam tasnya, polisi juga menemukan dua buah handphone dengan bercak darah milik korban di dalam mobil Nissan. Tak hanya itu, pada seat belt juga ditemukan bercak darah serta sidik jari tersangka yang membuat HS resmi ditetapkan sebagai tersangka kasus pembunuhan satu keluarga di Bekasi.
11. HS masih kerabat istri korban.
Tertangkapnya HS pun memberikan fakta baru tentang pembunuhan sekeluarga di Bekasi tersebut. Diketahui HS ternyata masih memiliki hubungan saudara dengan istri Diperum Nainggolan. HS juga sering bermalam di rumah korban. HS juga diketahui sudah tidak bekerja selama tiga bulan setelah resign di sebuah PT di Cikarang.
12. HS membunuh korban dengan linggis.
Setelah diperlihatkan beberapa bukti yang ditunjukkan oleh polisi, HS akhirnya mengakui bahwa ia melakukan pembunuhan tersebut. Dalam pengakuan tersebut pula, HS juga mengaku bahwa ia membunuh Diperum dan Maya dengan menggunakan linggis.
Hingga berita ini diturunkan, pihak berwajib masih menelusuri keberadaan linggis yang digunakan HS untuk melakukan pembunuhan sekeluarga di Bekasi tersebut.
"Kita sedang cari linggis yang digunakan, dibuang HS setelah menghabisi korban," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono seperti dikutip dari liputan6.com.
13. Dendam karena sering dimarahi.
Dilansir brilio.net dari antaranews.com, HS mengungkapkan motif pembunuhan terhadap keluarga Diperum lantaran sakit hati karena kerap dimarahi korban. "Sering dimarahi (motifnya)," ungkap Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Argo Yuwono.
14. Jenazah dibawa ke Samosir.
foto : liputan6.com
Setelah melewati proses autopsi, empat korban pembunuhan sekeluarga di Bekasi tersebut diterbangkan ke Kabupaten Samosir untuk dimakamkan. Empat korban tersebut diterbangkan dari Bandara Soekarno Hatta menuju Bandara Kualanamu dengan dua pesawat pada Rabu malam.
Rencananya, empat korban tersebut akan dikebumikan dalam satu liang lahat di kampung halaman Diperum di Desa Pangururan, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara.