Brilio.net - Partai Demokrat mulai digoyang usai Pemilu 2019. Sejumlah tokoh dari pendiri dan deklarator meminta Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) turun. Mereka menyebut SBY gagal karena perolehan suara Demokrat sejak Pemilu 2019 terus turun. Dengan perolehan 7,77 persen posisi Demokrat berada di bawah Gerindra.
Dilansir dari merdeka.com, pada tahun 2014 lalu, Demokrat mendapat 10,19 persen suara. Karena hal itu senior Demokrat menyalahkan dan mengkritik kepemimpinan SBY.
Siapa saja mereka yang menantang SBY? Berikut lansiran brilio.net dari merdeka, Jumat (5/7).
1. Hengky Luntungan menganggap SBY gagal menjadi Ketum Demokrat.
BACA JUGA :
Nama CEO Gojek disebut berpotensi masuk kabinet Jokowi-Ma'ruf
foto: merdeka.com
SBY dinilai gagal dalam Pemilu 2019 ini. SBY dianggap menjalankan roda kepartaian secara monolog, tanpa mempertimbangkan beberapa masukan dari kader-kader partai.
Hengky Luntungan mengatakan selama dua periode SBY menjabat sebagai Ketua Umum yakni 2014 dan 2019, perolehan suara partai terus merosot. Pada 2014, ungkap Hengky, sedianya Partai Demokrat menargetkan perolehan suara 20,40 persen, namun anjlok dan hanya meraih suara 10,19 persen. Di periode kedua, 2019, Demokrat kembali anjlok lebih dalam dari 10,19 menjadi 7,77 persen.
"SBY gagal selama menjadi Ketua Umum Partai Demokrat dalam dua periode pemilu," kata Hengky.
2. Max Sopacua mengusulkan SBY diganti.
BACA JUGA :
Ma'ruf Amin sebut bakal ada menteri muda di kabinet Jokowi
foto: merdeka.com
Selain Hengky Luntungan, pendiri Partai Demokrat lain yang mengkritik kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ialah Max Sopacua. Max ingin SBY diganti sebagai ketua umum partai berlambang Mercy itu.
Max Sopacua mengusulkan Ketua Komando Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono yang menggantikan SBY.
"KLB kita tidak susah-susah, Pak SBY tinggal minta AHY untuk memimpin partai ini," kata Max.
Mendapat kritikan tersebut, partai Demokrat menanggapinya dengan santai. Demokrat menilai apapun yang dikatakan para politisi itu hanya percuma. Sebab mereka tidak mempunyai hak suara. Adapun yang memiliki hak suara dalam kepartaian berdasarkan AD/ART yakni DPD hingga DPC.
"Ya kami sudah mendengar itu dan saya harus menyatakan mereka ini orang-orang tak punya hak suara untuk mengevaluasi kepemimpinan Ketua Umum Pak SBY. Mereka ini menggunakan dan memperalat nama Forum Pendiri partai sementara di mana-mana pendiri partai itu tak punya hak suara," kata Ketua Divisi Komunikasi dan Hukum Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean.