Brilio.net - Industri pariwisata menjadi salah satu sektor yang cukup terpukul akibat merebaknya virus corona (Covid-19). Sejak virus ini menyebar awal 2020, seluruh destinasi wisata di dunia tidak lagi dikunjungi wisatawan, tak terkecuali di Indonesia. Padahal, Indonesia dikenal sebagai negara dengan keindahan alam dan kekayaan budaya yang menjadi daya tarik tersendiri bagi pelancong lokal maupun mancanegara.
Bahkan sektor pariwisata menjadi salah satu penyumbang devisa yang cukup besar bagi negara. Tak heran jika beberapa wilayah di Indonesia menjadikan sektor pariwisata sebagai motor penggerak ekonomi. Pariwisata juga memberikan arus positif bagi industri turunannya seperti bidang jasa dan makanan.
BACA JUGA :
Merayakan angkatan LDR, Narasi gelar Wisuda 2020 secara virtual
Nah begitu virus corona menyebar, geliat kedua industri tersebut ikut terdampak, kehilangan pasar bahkan untuk beroperasi saja sulit. Karena itu, dibutuhkan strategi dansolusi dalam proses bisnisnya, baik dalam hal mencari peluang, inovatif produk, teknologi yang digunakan, hingga cara mengomunikasikan dengan target market. Tujuannya agar bisnis ini tetap berjalan sehat.
Nah seiring dengan penerapan tatanan baru (new normal), terjadi perubahan gaya hidup di masyarakat, termasuk kebutuhan mengonsumsi kuliner sehat. Disamping itu, ini merupakan dekade baru di mana layanan pesan antar menjadi arus utama industri kuliner. Selain itu tren makanan plant based juga diperkirakan akan mengalahkan restoran yang menyajikan sajian harian.
Karena itu, untuk menanggapi tren industri pariwisata dan kuliner ke depan, diperlukan strategi bisnis yang mumpuni sekaligus memanfaatkan teknologi sebagai salah satu pemecahan masalah. Cara inilah yang diterapkan Universitas Prasetiya Mulya kepada para mahasiswanya melalui tiga program studi Strata 1 yang berkaitan dengan dunia pariwisata dan kuliner.
BACA JUGA :
Susah sinyal, siswi ini tahan panas di pinggir jalan demi ujian online
Dalam proses pembelajaran, beberapa hal yang coba kami terus berikan atau intervensi kepada mahasiswa yaitu, bagaimana deal dengan complexity lalu melakukan kolaborasi dengan yang lain. Bagaimana menggunakan other party untuk create other value bersama-sama agar lebih baik dalam memberikan solusi bagi society, ujar Wakil Rektor I Bidang Pembelajaran Universitas Prasetiya Mulya Agus W Soehadi.
Berikut tiga program studi di Universitas Prasetiya Mulya yang bisa membuat industri pariwisata dan kuliner tetap berjalan sehat di tengah krisis.
1. S1 Food Business Technology
Universitas Prasetiya Mulya menciptakan produk pangan baru yang sehat dan menggunakan teknologi terkini, namun tetap sesuai dengan selera masyarakat. Dalam pencapaian menciptakan produk inovasi baru dalam pangan setiap mahasiswa ditanam rasa empati dan kreativitas. Hal tersebut diajarkan di semester satu dalam mata kuliah Introduction to Food Business Technology, di mana setiap mahasiswa akan menjalani sesi pengembangan kreativitas untuk ideation terkait peningkatan nilai tambah produk pangan, kemudian dalam mata kuliah Market Research and Consumer Behavior mahasiswa akan belajar membuat respons berdasarkan riset pasar. Pada akhirnya, semua ilmu tersebut akan digunakan untuk mengembangkan produk dalam mata kuliah Food Business Creation serta membuat rencana bisnis berbasis teknologi pangan dalam Food Business Development.
2. S1 Hospitality Business
Pandemi virus corona berdampak cukup besar pada dunia pariwisata. Banyak hotel dan transportasi mendapat permintaan refund karena orang tidak bisa liburan. Destinasi wisata sepi yang berakibat perekonomian lokal hampir mati. Meski begitu masih ada secercah harapan untuk mengembangkan potensi daerah wisata melalui makanan dan minuman lokal. Rasa kangen atas makanan dan minuman lokal menjadi kesempatan bagi pelaku industri pariwisata untuk tetap bertahan walau terkena imbas pandemi.
Program S1 Hospitality Business dapat melihat potensi bisnis jasa yang dapat mengakomodir kerinduan tersebut. Kurikulum S1 Hospitality Business terdiri dari 60% hospitality and tourism serta 40% bisnis, jiwa kewirausahaan dan strategic thinking juga diolah, misalnya dalam mata kuliah Consumer Behavior. Mahasiswa akan didorong untuk memiliki orientasi market yang kuat ketika terjun ke industri servis. Semua ini dilakukan agar lulusan dapat menjadi hospitality inovator yang memberikan pembaruan dalam industri hospitality.
3. S1 Branding
Agar industri pariwisata dan kuliner bisa berjalan sehat, diperlukan strategi branding yang tepat. Nah program S1 Branding berperan dalam menciptakan positioning yang tepat, mengkomunikasikan kepada target market dan menempatkan brand mereka sebagai top of mind dalam industri tersebut. Branding merupakan pendekatan modern terhadap ilmu marketing. Bukan sekedar logo dan packaging, branding memiliki nilai yang jauh lebih besar dan berperan dalam mempermudah proses pengambilan keputusan konsumen.
Sebelum mengembangkan brand, marketer harus terlebih dahulu memahami konsumen. Itu sebabnya, pada tahun pertama mahasiswa akan digiring untuk terjun ke dalam pikiran konsumen melalui mata kuliah Consumer Behavior, Consumer Insight, Research dan Customer Journey. Semua ilmu tersebut akan dibutuhkan pada saat menciptakan branding strategic yang memorable bagi konsumen.