Dalam satu bulan terakhir, Polri telah menangkap 3.965 tersangka terkait narkoba, sebagai bagian dari upaya pemberantasan yang diperintahkan oleh Presiden Prabowo Subianto. Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo melaporkan bahwa antara 4 November hingga 3 Desember 2024, kepolisian berhasil menyita barang bukti narkotika senilai Rp2,88 triliun.
Listyo menjelaskan bahwa selama periode tersebut, Polri telah memproses 3.608 perkara dan mengamankan sejumlah barang bukti yang mencakup sabu seberat 1,19 ton, ganja seberat 1,19 ton, serta berbagai jenis obat terlarang lainnya. Ini adalah langkah nyata dalam menanggulangi masalah narkoba yang semakin meresahkan.
Selain itu, Polri juga sedang menangani kasus Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) yang terkait dengan pengedar besar, dengan total aset yang berhasil diamankan mencapai Rp126,84 miliar. Listyo menegaskan bahwa penegakan hukum terhadap kasus narkoba akan terus berlanjut, dan semua pihak yang terlibat dalam TPPU akan segera ditangkap.
Di sisi lain, terdapat sekitar 2.900 kampung narkoba yang terdeteksi, dan saat ini 90 kampung sedang dalam proses transformasi menjadi kampung bebas narkoba melalui berbagai program penyuluhan dan edukasi.
Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan, Budi Gunawan, juga mengungkapkan bahwa pemerintah akan mengkaji percepatan eksekusi hukuman mati bagi narapidana narkoba yang sudah inkrah. Ini merupakan langkah serius dalam menyelamatkan generasi muda dari bahaya narkoba.
Selain itu, seluruh kementerian dan lembaga akan memperkuat sinergitas dalam upaya pemberantasan narkoba melalui koordinasi yang intensif dalam tindakan preventif, penegakan hukum, rehabilitasi, edukasi, dan kampanye bahaya narkoba.