1. Home
  2. »
  3. Serius
6 November 2019 12:51

4 Fakta kasus penemuan mayat dicor di lantai musala

Surono ditemukan tewas dicor usai dikabarkan hilang tujuh bulan. Muhammad Bimo Aprilianto

Brilio.net - Warga Dusun Juroju, Desa Sumbersalak, Kecamatan Ledokombo, Jember, Jawa Timur dibuat geger setelah penemuan jenazah yang terkubur di dalam sebuah musala. Mayat tersebut dikubur dengan ditutup dua lapis beton. Kemudian di atasnya diberi keramik. Salah satu lapisan beton memiliki tebal sekitar 25 sentimeter.

Setelah diidentifikasi, dipastikan korban adalah Surono sang pemilik rumah tempat musala tersebut berada. Musala tersebut cukup kecil. Hanya mampu menampung kurang dari lima orang untuk salat.

BACA JUGA :
Protes cuma ada nasi lauk kerupuk, pria ini bernasib tragis


Surono, warga Dusun Joruju, Desa Sumbersalak, Kecamatan Ledokombo, Kabupaten Jember ditemukan sudah tak bernyawa setelah tujuh bulan menghilang. Mirisnya lagi, Surono ditemukan dikubur dan dicor di musala. Polisi masih melakukan penyelidikan untuk membongkar siapa pelaku pembunuhan Surono.

Berikut ini deretan fakta kasus pembunuhan Surono, seperti brilio.net lansir dari merdeka.com pada Rabu (6/11).

BACA JUGA :
5 Fakta pembunuhan sadis di Jember, umumkan aksinya pakai toa masjid

1. Ditemukan tewas dicor usai dikabarkan hilang tujuh bulan.

Setelah diketahui hilang selama tujuh bulan, keberadaan warga Jember bernama Surono akhirnya ditemukan. Surono tewas dibunuh. Jasadnya dikubur dan dicor di musala Desa Sumbersalak, Kabupaten Jember.

Anggota Kepolisian Resor (Polres) Jember bersama Tim DVI Polda Jawa Timur melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dengan membongkar lantai musala tersebut, Senin (4/11).

"Kami melakukan pembongkaran lantai musala karena ada dugaan di tempat itu terkubur jasad seseorang yang menjadi korban pembunuhan," kata Kapolres Jember AKBP Alfian Nurrizal di Jember.

Polres Jember bersama Tim DVI Polda Jatim menemukan beberapa tulang yang diduga manusia pada kedalaman kurang lebih 80 cm yang dicor kasar dan tidak rapi, kemudian ditimbun tanah sedalam 58 cm dan di atas timbunan tanah dilakukan pengecoran secara rapi setebal 25 cm dan dilapisi keramik warna hitam.

"Dari hasil interogasi, ada tiga orang yang melakukan itu. Salah satu di antaranya anak terduga korban berinisial B yang menimbun tanah dan mengecor, serta ada saksi berinisial S yang membantu pemasangan keramik," katanya.

2. Istri dan anak korban diamankan polisi.

Polisi terus mendalami kasus penemuan jenazah Surono (51) yang dicor di dalam musala, Desa Sumbersalak, Kabupaten Jember, Jawa Timur. Kapolsek Ledokombo AKP Wardoyo Utomo menuturkan, istri dan anak korban berinisial SN dan BR diamankan polisi untuk proses penyidikan lebih lanjut. Berdasarkan hasil pemeriksaan, lanjut dia, anak dan istri korban saling tuduh sebagai pelaku pembunuhan Surono.

"Dua orang yang diamankan yakni istri dan anak Surono justru saling menuduh. SN menuduh anaknya yang membunuh suaminya, namun anak juga saat diperiksa, balik menuduh ibunya yang membunuh," tutur Wardoyo, Senin (4/11).

Polisi masih melakukan pemeriksaan terhadap saksi-saksi lain dan melakukan penyelidikan untuk menentukan tersangka pembunuhan tersebut.

"Saat pembongkaran makam tersebut, polisi melihat adanya kejanggalan di lokasi musala rumah korban, karena musala menjorok ke luar dan melebihi batas tembok," tuturnya.

3. Dibunuh dengan benda tumpul.

Berdasarkan hasil autopsi, lanjut dia, korban Surono dibunuh oleh pelaku dengan benda tumpul hingga meninggal dunia dan dikubur di dalam rumah. Kemudian di atas kuburan tersebut dicor dengan semen untuk dibangun sebuah musala dan dapur.

Menurutnya, pemeriksaan aparat kepolisian mengerucut pada keterangan dua orang saksi yang merupakan teman dekat salah satu terduga, namun saksi tersebut bukan berasal dari keluarga korban.

"Keduanya berstatus sebagai saksi dan keterangan kedua saksi kunci itu akan kami kembangkan dengan dikonfrontir keterangan anak dan istri korban," tutur Kapolres Jember AKBP Alfian Nurrizal.

Alfian mengatakan Polres Jember masih belum menetapkan tersangka atas kasus pembunuhan yang terjadi di Desa Sumbersalak tersebut karena masih perlu dilakukan pendalaman oleh penyidik.

4. Motif warisan, dendam atau asmara?

Sementara itu, Polres Jember masih terus menyelidiki kasus pembunuhan yang jasad korban dicor di bawah lantai musala Desa Sumbersalak oleh pelaku. Motif sementara didapati karena warisan atau dendam pelaku kepada korban.

Demikian dikatakan Kapolres Jember AKBP Alfian Nurrizal. "Dari pemeriksaan saksi-saksi yang sudah dimintai keterangan, kami duga motif warisan atau dendam yang menyebabkan korban Surono dibunuh oleh pelaku," katanya di Mapolres Jember, Jatim, Selasa (5/11).

Namun, Polisi masih terus menelusuri motif yang melatari pembunuhan itu. Tetapi dari pemeriksaan sementara, Wardoyo mengakui ada beberapa kemungkinan. Salah satu kemungkinan motif pembunuhan adalah masalah asmara. Yakni antara Busani (istri korban) dan Jumarin (tetangga satu desa beda dusun), terdapat hubungan asmara.

Sebelumnya Busani dan Jumarin sempat berencana akan menikah. Namun rencana itu batal, karena istri Jumarin yang bekerja sebagai TKW di Arab Saudi, tiba-tiba pulang ke desa mereka.

"Saksi J (Jumarin) tidak sering juga (datang ke rumah Busani, red). Cuma dalam pengakuannya kepada polisi, memang dia pernah ke sana," ujar Kapolsek Ledokombo AKP Wardoyo, saat dikonfirmasi perihal kemungkinan motif pembunuhan adalah asmara.

Di antara dua orang saksi ini, yakni Jumarin dan Busani, memang diduga ada hubungan cinta terlarang. "Tidak sering bertemu di rumah, mungkin ketemu di luar. Karena dia (Jumarin) kan bekerja di kebun," lanjut Wardoyo.

Di sekitar rumah yang menjadi lokasi penemuan mayat, memang di kelilingi perkebunan kopi. Jumarin, seperti halnya korban Surono, bekerja sebagai petani kopi.

Namun, dalam pemeriksaan kepada polisi, Busani membantah sebagai pelaku pembunuhan terhadap suaminya. Sumber di kepolisian menyebutkan, Busani justru menuduh anaknya yang membunuh Surono, yang lantas mengubur dan mengecornya di bawah lantai Musala dengan beton. Penyebabnya, menurut Busani karena ada ketidakcocokan antara Surono dan istri Bahar.

Selain cinta segitiga, kemungkinan motif lain yang berkembang adalah soal warisan. "Korban dianggap mampu, punya kebun kopi yang cukup relatif luas," tutur AKP Wardoyo.

SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags