Brilio.net - Kamu pasti sudah tahu berita menyedihkan yang menimpa remaja asal Bengkulu, Yuyun bin Yakin. Yuyun, yang baru berusia 14 tahun ini diperkosa bergilir dan dibunuh oleh 14 pelaku. Peristiwa yang terjadi awal bulan April lalu, ini memantik netizen menyuarakan keprihatinan lewat tagar #NyalaUntukYuyun.
Yuyun tercatat sebagai siswa kelas 1 SMP 5 Satu Atap di Bengkulu. Gadis ini berasal dari keluarga miskin di daerah Bengkulu, tepatnya Desa Kasie Kasubun.
BACA JUGA :
13 Meme 'lebih seram mana' bukannya bikin takut malah ngakak!
Nah, berikut 5 fakta yang harus kamu tahu seputar Desa Kasie Kasubun, daerah asal Yuyun yang dilansir brilio.net dari akun facebook Budi Setiawan yang diberi judul 'Yuyun, Ikon kemiskinan Bengkulu', Rabu (4/5):
1. Daerah termiskin di Bengkulu
Yuyun dan keluarganya tinggal di Desa Kasie Kasubun, Kecamatan Padang Ulak Tanding, Kabupaten Rejang Lebong , Provinsi Bengkulu. Desa Kasie Kasubun sendiri merupakan satu dari empat daerah yang mewakili tingkat kemiskinan di Bengkulu. Menurut Badan Pusat Statistik 2015 Bengkulu adalah provinsi termiskin di Sumatera. Ada 17,16% penduduk Bengkulu miskin di atas rata-rata nasional yaitu 11,13%. Dari 1.533 desa dan kelurahan di Bengkulu, 48% atau 670 desa adalah desa terisolir yang masuk dalam kategori desa tertinggal.
2. Jumlah kejahatan
Karena tingkat kemiskinan tersebut diduga memicu sejumlah kejahatan yang cukup tinggi di kecamatan Padang Ulak Tanding. Bukan hanya pemerkosaan, Desa Kasien Kasubun juga pernah geger oleh ulah seorang ayah yang menghamili anak kandungnya sendiri yang juga berusia 14 tahun, seperti Yuyun. Dan masih banyak lagi, kasus kejahatan dari desa ini.
3. Kasus pemerkosaan tinggi
Menurut Kepala badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (BP3A) tercatat sebanyak 5.13 kasus pemerkosaan di Bengkulu sejak tahun 2015 hingga sekarang. Namun, kasus Yuyun merupakan kasus terparah karena melibatkan 14 pelaku.
4. Tuak diperjualbelikan cukup bebas
Di wilayah Bengkulu, sampai ke desa-desa, tuak diperjualbelikan dengan bebas. Dari produsen, seliter tuak dihargai Rp 3000 per liter dan ditingkat pedagang harganya naik menjadi Rp 5000 per liter. Industri tuak telah menjadi mesin perekonomian di banyak desa. Seperti diketahui juga ke 14 pelaku tersebut meminum tuak sebelum melakukan aksi bejat mereka.