Brilio.net - Bangsa Indonesia tak akan pernah bisa melupakan jasa salah satu Sang Proklamator, Bung Karno dalam memerdekakan negeri ini. Tepat 6 Juni 2021 menjadi hari peringatan ke-120 tahun kelahiran Presiden Republik Indonesia pertama tersebut.
Nah dalam rangka memeringati hari kelahiran Putra Sang Fajar tersebut, Suarahgaloka bekerjasama dengan MainMonolog akan meluncurkan sebuah pentas seni teatrikal bertajuk Bung Karno Series: Besok Atau Tidak Sama Sekali.
BACA JUGA :
Film pendek musikal ini sajikan kisah cinta dihadang kasta
Pementasan ini bakal digelar secara virtual dalam lima episode di kanal Youtube Suarahgaloka. Episode perdana akan tayang besok, Minggu 6 Juni 2021 pukul 12.00 WIB. Ini menjadi momentum yang tepat untuk merenungkan kembali pemikiran-pemikiran Sang Proklamator dalam upayanya memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Menariknya, pementasan ini melibatkan sejumlah seniman panggung dan aktris ternama. Sosok Bung Karno diperankan Wawan Sofwan yang sekaligus menjadi penulis naskah. Sementara aktris Maudy Koesnaedi didapuk menjadi Inggit Garnasih. Sedangkan Vicky Mono, salah satu founder Suarahgaloka bakal menjadi pengisi soundtrack.
BACA JUGA :
2 Seni pertunjukan ini bisa menemani me time kamu di akhir pekan
Menurut Vicky, pementasan Bung Karno Series: Besok Atau Tidak Sama Sekali sejalan dengan misi Suarahgaloka yang ia dirikan bersama Tjuknur Putro Guritno dan Abong Tjokro Bondowoso, yakni menjadi wadah berkumpul bagi seniman dan budayawan Indonesia guna memajukan seni dan budaya warisan leluhur.
Suarahgaloka merupakan wadah pemersatu bangsa melalui seni, budaya dan kreativitas demi melestarikan kesenian moderen, tradisional, maupun kontemporer yang tujuannya akan menjadi sebuah sajian berskala nasional, tutur Vicky yang juga vokalis band Burgerkill.
Vicky optimistis pementasan teater virtual lima episode ini akan mendapat respons positif dari masyarakat, khususnya para pecinta seni peran. Ia juga berharap masyarakat Indonesia mendukung Suarahgaloka agar senantiasa konsisten dan produktif dalam menghasilkan karya-karya seni budaya yang identik dengan kearifan lokal bangsa Indonesia.
Semoga Suarahgaloka selalu memberikan benih yang baik bagi generasi muda di masa yang akan datang, menjadi sebuah wadah yang berkelanjutan, selalu melestarikan apa itu kebaikan dan nilai-nilai kebijaksanaan yang sudah seharusnya masyarakat Indonesia sadar akan hal ini, tandas Vicky.
Nah seperti apa pementasan Bung Karno Series: Besok Atau Tidak Sama Sekali yang diadopsi dari naskah monolog karya sutradara Wawan Sofwan ini? Berikut faktanya.
1. Menuju kemerdekaan dan kisah percintaan Bung Karno
Pementasan ini bercerita tentang proses Bung Karno memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Alur kisah terangkum dari beberapa fragmen yang mengulik kisah percintaan Bung Karno di masa muda, pengasingan oleh Pemerintah Hindia Belanda guna meredam pemikiran progresif Bung Karno hingga momen detik-detik Bung Karno memproklamirkan kemerdekaan Indonesia.
Naskah Besok Atau Tidak Sama Sekali ini sudah melewati proses yang sangat panjang dari sisi riset dan observasi. Tentu kami berharap pesan yang terkandung dalam pertunjukan ini menjadi pengingat bagi kita semua bahwa bangsa ini adalah sebuah bangsa yang besar dan memiliki sejarah yang panjang, ujar Wawan.
2. Penulis naskah peraih rekor Muri
Tak hanya sebagai penulis naskah, Wawan Sofwan juga turun tangan berperan sebagai Bung Karno dalam pementasan kali ini. Syahdan, Wawan merupakan sosok peraih rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai aktor sekaligus sutradara yang paling sering mementaskan monolog tentang Bung Karno. Sejak 2002, tak kurang Wawan terlibat dalam 85 pementasan monolog pidato Bung Karno.
3. Menguak kembali memori Maudy Koesnaedi
Bagi Maudy Koesnaedi, memerankan Inggit Garnasih bagaikan mengulang kenangan tatkala ia memerankan sosok yang sama dalam film tentang Bung Karno delapan tahun lalu. Namun kali ini menjadi sebuah tantangan baru bagi Maudy lantaran panggung pertunjukan yang berbeda.
Bedanya, karena ini pertunjukan teater, saya harus bisa lebih ekspresif dan maksimal dalam memerankan sosok Inggit. Semoga dapat dinikmati dan diapresiasi penonton, tutur Maudy.
4. Kerja keroyokan
Selain lini musik dan soundtrack yang digarap Vicky, untuk menghasilkan sebuah pementasan teatrikal dengan alur cerita dan visual yang kuat, pertunjukan ini pun berkolaborasi dengan Postco Cinema untuk pengambilan gambar. Bulqini memberikan sentuhan pada set visual design, Zamzam Mubarok dan Aji Sangiaji pada set tata cahaya, dan Pohaci Studio pada perangkat alat rekam suara. Pementasan ini pun mendapat dukungan penuh dari sejumlah merek lokal populer yaitu Wellborn dan Tangan Eskalasi Mahakarsa (Tesmak).
Penasaran seperti apa kisahnya? Simak besok ya!