Brilio.net - Dalam sehari, Minggu (13/5) kemarin Jawa Timur digegerkan oleh aksi teror yang terjadi di sejumlah tempat. Pada pagi hari, masyarakat diresahkan oleh aksi teror bom yang dilakukan di sejumlah gereja.
Lalu malamnya, sebuah ledakan kembali terjadi di Jawa Timur. Ledakan terjadi di kompleks Rusunawa Wonocolo Sepanjang, Sidoarjo, di Blok B lantai 5 nomor 2. Berikut 4 fakta terkait ledakan bom di Sidoarjo yang brilio.net rangkum dari berbagai sumber, Senin (14/5).
BACA JUGA :
9 Reaksi suporter Bonek mengutuk keras teror bom di Surabaya
1. Melibatkan satu keluarga.
foto: merdeka.com
Kamar lantai 5 nomor 2 tersebut dihuni oleh satu keluarga. Terdiri atas suami, istri serta 4 orang anak, yakni Anton Febianto (47), Puspita Sari (47), Hilda (17), Ainur (15), Faiza (11), dan Garida (10).
BACA JUGA :
5 Kisah heroik korbankan diri demi orang lain saat serangan bom
2. Istri dan anak perempuan pertama meninggal di tempat.
foto: kapanlagi.com
Saat ledakan terjadi, sang istri, Puspita Sari dan anak perempuan pertama, Hilda dari Anton Febianto langsung meninggal di tempat. Sementara itu, Anton masih hidup, tetapi masih memegang bom rakitan.
3. Ketiga anak lainnya masih hidup dan mengalami luka-luka.
foto: liputan6.com
Setelah ledakan terjadi, Ainur, anak laki-laki satu-satunya keluar kamar sambil membawa kedua adiknya. Mereka dirujuk ke RS Bhayangkara.
4. Anton dilumpuhkan oleh polisi.
foto: liputan6.com
Pihak kepolisian tidak ingin mengambil risiko yang besar. Saat melihat Anton di dalam kamar dengan kondisi masih hidup dan memegang bom rakitan, polisi memutuskan untuk melumpuhkannya. Anton pun meninggal di lokasi kejadian.