Brilio.net - Lima hari usai insiden jatuhnya pesawat Lion Air dengan nomor penerbangan JT 610 di perairan Karawang, Jawa Barat pada Senin (29/10) lalu, tim SAR gabungan yang terdiri dari Badan SAR Nasional (Basarnas), Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Kementerian Perhubungan, TNI, Polri dan relawan masih berjuang melakukan evakuasi di beberapa titik hilangnya pesawat Lion Air dengan nomor registrasi PK-LQP tersebut.
Melibatkan ratusan personel yang bekerja selama 24 jam sesuai instruksi Presiden Joko Widodo, tim SAR gabungan kini berhasil mengumpulkan 65 kantung jenazah yang berisi beberapa potongan tubuh 189 penumpang, beberapa barang pribadi milik korban, serta puing-puing badan pesawat Lion Air dengan rute penerbangan Jakarta-Pangkal Pinang tersebut.
Tak hanya mengerahkan ratusan personel dari berbagai lini, tim SAR juga menurunkan puluhan kapal untuk melakukan penyisiran di permukaan air dan dasar laut. Bukan kapal biasa, empat kapal di antaranya merupakan kapal utama yang dilengkapi dengan alat-alat canggih yang mampu mendeteksi pencarian di bawah laut.
Tim SAR gabungan juga melakukan pemantauan pencarian evakuasi pesawat Lion Air tersebut dari atas udara. Empat kapal utama yang digunakan untuk proses evakuasi korban dan badan pesawat berjenis Boeing 737 MAX 8 tersebut adalah KRI Rigel, KN SAR Basudewa Jakarta, Kapal Baruna Jaya dan Kapal Pertamina.
Empat kapal tersebut tentu saja dibekali dengan berbagai alat canggih yang mampu mendeteksi suatu objek pada permukaan dasar laut seperti kapal karam. Salah satu dari jenis kapal tersebut bahkan kerap diandalkan untuk mencari keberadaan black box di dasar laut.
Dilansir brilio.net dari berbagai sumber pada Jumat (2/11), berikut empat kapal yang digunakan untuk evakuasi korban dan badan pesawat Lion Air JT 610 PK-LQP di perairan Karawang, Jawa barat.
1. Kapal Baruna Jaya.
BACA JUGA :
Fakta terbaru Lion Air JT 610 di perairan Karawang
foto: liputan6.com
Kapal Baruna Jaya merupakan kapal riset milik Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) yang digunakan Tim SAR untuk menemukan keberadaan black box Flight Data Recorder (FDR) di perairan Karawang, Jawa Barat.
Dilengkapi dengan empat kecanggihan, kapal riset yang satu ini memang menjadi andalan untuk menemukan keberadaan black box. Kapal ini dilengkapi dengan alat canggih side scan sona edgetech 4125, yang merupakan alat pemindai objek pada permukaan dasar laut seperti pipa dan lapal karam, serta mampu membedakan sedimen pembentuk dari permukaan dasar laut.
KR Baruna Jaya juga dilengkapi Multibeam Echosounder Hydosweep DS yang merupakan alat topografi dasar laut secara akurat. Alat ini mampu mengukur sampai 11.000 meter kedalaman.
Selain itu, KR Baruna jaya juga dilengkapi dengan G-882 Marine Magnetometer yang mampu mendeteksi objek logam di bawah air. Salah satunya logam pada pesawat karam di dasar laut. Kapal ini juga memiliki ROV Seaeye 12196 Falco yang merupakan robot yang dikendalikan dengan remote control dan dilengkapi dengan kamera. Alat ini mampu menyelam sampai 1.000 meter.
2. KN SAR Basudewa Jakarta.
BACA JUGA :
Evakuasi Lion Air JT 610, begini 5 perjuangan tim SAR yang bikin salut
foto: pulauseribu.jakarta.co.id
KN SAR Basudewa Jakarta adalah kapal berkapasitas besar yang dimiliki oleh Basarnas yang juga merupakan salah satu kapal utama dalam proses pencarian korban dan badan pesawat Lion Air JT 610 PK-LQP ini.
Kapal Negara ini kerap digunakan untuk melakukan patroli di beberapa titik, salah satunya adalah Selat Sunda. Kapal yang memiliki panjang 40 meter ini mempunyai kecepatan maksimal 30 knot dengan 3 mesin penggerak yang bisa mempercepat response time bila ada kecelakaan yang tidak diinginkan.
Sama seperti kapal Baruna Jaya, kapal KN SAR Basudewa ini juga dilengkapi dengan side scan sona edgetech 4125, Multibeam Echosounder Hydosweep DS, G-882 Marine Magnetometer dan ROV Seaeye 12196 Falco.
3. KRI Rigel.
foto: indomiliter.com
KRI Rigel merupakan kapal riset TNI Angkatan Laut yang turut terlibat dalam proses pencarian korban dan badan pesawat Lion Air JT 610 PK-LQP di dasar laut perairan Karawang, Jawa Barat.
Memiliki bobot 560 ton dengan dimensi panjang 60,1 meter dan lebar 11,5 meter, kapal yang didatangkan tahun 2015 ini dilengkapi dengan peralatan AUV (Autonomous Underwater Vehicle) yang berfungsi melaksanakan pencitraan bawah laut sampai kedalaman 1.000 meter.
Kapal yang merupakan kapal perang tercanggih se-Asia ini juga dilengkapi dengan empat canggih lainnya seperti yang dimiliki kapal Baruna Jaya dan SAR Basudewa.
4. Kapal Pertamina.
foto: merdeka.com
Satu lagi kapal yang digunakan untuk mendeteksi keberadaan badan pesawat Lion Air di dasar laut Karawang adalah Kapal Pertamina. Sama seperti ketiga kapal lainnya, kapal milik Pertamina ini juga dilengkapi dengan empat alat canggih yang berfungsi untuk mendeteksi keberadaan black box.
Kapal Pertamina pun kini sedang berada di titik lokasi yang diduga menangkap sinyal dari black box Cockpit Voice Recordr (CVR) milik pesawat Lion Air sejak Kamis (1/11) kemarin.