Brilio.net - KasusCovid-19 di Indonesiamengalami lonjakan dalam beberapa bulan belakangan. Terlebih dengan munculnya berbagai varian baru.
Kasus positif Covid-19 yang melonjak di Tanah Air berpengaruh pada kebijakan beberapa negara terkait penerbangan dari Indonesia. Mereka melarang penerbangan dari Indonesia guna menekan laju penyebaran Covid-19.
BACA JUGA :
Berpotensi menular lebih cepat, apa perbedaan varian kappa dan delta?
Berikut sejumlah negara yang melarang penerbangan masuk dari Indonesia yang telah brilio.net rangkum dari berbagai sumber, Selasa (13/7).
1. Hongkong.
Hongkong menghentikan sementara semua penerbangan dari Indonesia. Kementerian Luar Negeri (Kemlu) merilis pernyataan pada Rabu, 23 Juni 2021. "Pada tanggal 23 Juni 2021, Pemerintah Hong Kong telah mengumumkan bahwa mulai tanggal 25 Juni 2021 akan menetapkan status Indonesia menjadi negara kategori A1 (extremely high risk). Dalam kategori A1, maka semua penumpang penerbangan dari Indonesia tidak diperbolehkan memasuki Hongkong," demikian bunyi keterangan dikutip dari laman resmi Kemlu, Selasa (13/7).
BACA JUGA :
5 Cara mencuci pakaian pasien Covid-19 isoman di rumah menurut WHO
Kebijakan ini ditempuh pemerintah Hongkong mengingat meningkatnya jumlah imported cases Covid-19 dari Indonesia. Kebijakan ini diterapkan bersama dengan Filipina, India, Nepal, dan Pakistan yang telah masuk kategori A1 terlebih dahulu. "Kebijakan ini bersifat sementara dan akan dikaji ulang secara periodik," bunyi poin ketiga dari keterangan itu.
Khusus bagi pekerja migran Indonesia (PMI) yang terdampak kebijakan baru ini, agar segera menghubungi majikan dan agen masing-masing. KJRI Hongkong akan memastikan pemenuhan hak-hak PMI sesuai ketentuan yang berlaku.
2. Unit Emirat Arab.
Dilansir Gulf News, Selasa (13/7), Uni Emirat Arab (UEA) mengumumkan semua penerbangan dari Indonesia dan Afghanistan ditangguhkan mulai 11 Juli 2021. Warga negara UEA juga dilarang bepergian ke negara-negara terebut. Penumpang transit dari Indonesia dan Afghanistan juga akan dilarang memasuki negara tersebut.
Penumpang tertentu dibebaskan dari penangguhan dan diizinkan untuk kembali ke UEA. Kategorinya meliputi warga negara UEA dan kerabat tingkat pertama mereka, pemegang gold atau silver residence, misi diplomatik oleh UEA dan tiga negara (termasuk administrator yang bekerja di kedutaan), delegasi resmi dan pengusaha dengan persetujuan sebelumnya, dan pekerjaan esensial (terbatas pada kategori tertentu).
Kategori yang dikecualikan ini harus mengikuti pedoman pencegahan tertentu. Pertama, karantina 10 hari, tes PCR di bandara pada hari ke-4 dan ke-8 memasuki negara, dan periode pengujian PCR telah dibatasi hingga 48 jam, dan semua pengujian harus dilakukan oleh laboratorium terakreditasi yang mengeluarkan hasil dengan kode QR.
3. Oman.
Dilansir Oman Airports, Selasa (13/7/2021), Komite Tertinggi telah memutuskan menambah daftar negara-negara penangguhan penerbangan, yakni dari Singapura, Indonesia, Irak, Iran, Tunisia, Libya, Argentina, Kolombia, Brunei Darussalam, serta dari negara lain jika sempat transit di daftar negara itu.
Ketentuan ini berlaku mulai Jumat, 9 Juli 2021 pukul 17.00 waktu setempat hingga pemberitahuan lebih lanjut. Warga negara Oman, diplomat, staf kesehatan, dan keluarga mereka dikecualikan dari larangan dan akan tunduk pada prosedur masuk yang diadopsi oleh Kesultanan.
4. Arab Saudi.
Arab Saudi merilis larangan kedatangan pelancong internasional dari 20 negara dalam upaya meredam penyebaran virus Covid-19. Larangan yang dimulai pada Rabu 3 Februari 2021 pukul 21.00 itu tidak berlaku untuk diplomat, dan staf medis asing, serta keluarga mereka.
Dilansir Arab News Selasa (13/7), Arab Saudi akan melarang perjalanan dari Uni Emirat Arab, Mesir, Lebanon, Turki, AS, Inggris, Jerman, dan Prancis. Larangan perjalanan itu juga akan berlaku bagi warga dari Italia, Irlandia, Portugal, Swiss, Swedia, Brasil, Argentina, Afrika Selatan, India, Indonesia, Pakistan, dan Jepang.
Larangan tersebut juga berlaku untuk para pelancong yang melakukan transit melalui salah satu dari 20 negara dalam 14 hari sebelum kunjungan ke Arab Saudi. Terdapat banyak turis yang telah bepergian ke Dubai sebagai pusat transit dari negara-negara yang tidak memiliki penerbangan langsung ke Arab Saudi, namun hal itu kini tidak lagi tersedia.