Brilio.net - Sekarang ini dunia sedang menyoroti geopolitik antara AS dan Iran yang sedang memanas. Kabar terbaru yang cukup menghebohkan, kepala pasukan elite Garda Revolusi Iran Jenderal Qasem Soleimani dilaporkan terbunuh dalam sebuah serangan roket di dekat bandara Baghdad, Irak. Soleimani tewas dalam serangan udara oleh Amerika Serikat terhadap konvoi kedua petinggi militer pada Jumat (3/1). Tak hanya Soleimani, namun komandan milisi Irak, Abu Mahdi al-Muhandis, juga terbunuh dalam serangan itu.
"AS dan Israel adalah musuh yang bertanggung jawab atas pembunuhan mujahidin Abu Mahdi al-Muhandis dan Qassem Soleimani," kata juru bicara kelompok payung Pasukan Mobilisasi Populer, Ahmed al-Assadi yang dilansir dari antaranews.com.
BACA JUGA :
Tahun baru, ini 8 momen Jokowi dan Prabowo bertemu di Yogyakarta
Dari Washington DC, AS, Pentagon memberikan pernyataan, "Serangan itu ditujukan untuk menghalangi rencana serangan oleh Iran pada masa depan". Hingga berita ini diturunkan, Iran dan World War 3, WWIII jadi trending topic Twitter di seluruh dunia. Memanasnya tensi geopolitik AS dan Iran memunculkan kekhawatiran perang dunia akan meletus.
foto: Twitter
BACA JUGA :
Sandiaga Uno akan hadiri pelantikan Jokowi-Ma'ruf, ini alasannya
Menurut keterangan kelompok paramiliter Irak, tiga buah roket menghantam Bandara Internasional Baghdad sehingga menewaskan dua "tamu" serta lima orang lainnya yang merupakan anggota kelompok paramiliter itu. Serangan ini memakan korban jiwa. Di mana roket yang mendarat di dekat terminal kargo itu juga mengakibatkan dua unit kendaraan terbakar serta melukai sejumlah orang.
Soleimani menjadi pemimpin Pasukan Pengawal Revolusioner Iran untuk urusan luar negeri serta memegang peranan kunci dalam pertempuran di Suriah dan Irak, ia juga memperoleh ketenaran di dalam dan luar negeri. Ia berperan dalam penyebaran pengaruh Iran di kawasan Timur Tengah, yang berusaha dikendalikan Amerika Serikat dan dua musuh Iran di kawasan, yaitu Arab Saudi dan Israel.
Sejak 1998, Soleimani menjadi Kepala Pasukan Elit Quds, jabatan yang tidak terlalu mencolok untuknya agar bisa terus menguatkan ikatan Iran dengan Hizbullah di Lebanon, pemerintahan Presiden Suriah Bashar al-Assad, serta kelompok milisi Syiah di Irak.
Sebelumnya, Soleimani berulang kali selamat dari upaya pembunuhan yang direncanakan oleh AS, Israel, dan Arab Saudi selama dua dekade terakhir.
Kini nama Soleimani menjadi perbincangan hangat karena menjadi korban dalam serangan roket AS. Lalu siapa sosok Soleimani? Berikut 5 faktanya yang dilansir brilio.net dari berbagai sumber, Jumat (3/1).
1. Qasem Soleimani dianggap sebagai musuh mematikan bagi AS.
foto: thedrive.com
Jenderal Soleimani merupakan salah satu tokoh populer di Iran dan dipandang sebagai musuh mematikan bagi AS dan sekutunya. Di dalam negeri, Soleimani dielu-elukan sebagai pahlawan, hal ini dikarenakan dia memimpin Pasukan Quds, unit di bawah Pasukan Garda Revolusi yang bertugas menjalankan misi luar negeri. Soleimani sudah memimpin Pasukan Quds ketika AS menginvasi Afghanistan pada 2001.
Amerika Serikat percaya Soleimani berada di balik sejumlah serangan oleh milisi Syiah Irak terhadap militer Negeri Paman Sam di negara itu. Terakhir, pada 31 Desember malam, mereka menyerbu Kedutaan Besar Amerika Serikat di Baghdad. Trump pun menulis lewat Twitter bahwa Iran harus "bertanggung jawab penuh" atas insiden itu.
2. Soleimani dianggap sosok berpengaruh bagi warga Iran.
foto: afghanistan.asia-news.com
Popularitas Soleimani dalam beberapa tahun semakin meningkat, baik di Iran dan Irak. Bisa dikatakan Soleimani bak selebriti yang begitu terkenal. Dilansir dari Washington Post, sejak Soleimani berperan aktif mengintervensi konflik Suriah pada 2013, Soleimani mendapatkan sanjungan dari banyak warga Iran. Ia tak hanya muncul dalam pemberitaan, tapi juga dokumenter sampai video musik bernuansa nasionalis.
Sejumlah analis bahkam menyebutkan bahwa Soleimani memiliki pengaruh yang sangat kuat jika dibandingkan dengan Menteri Luar Negeri Javad Zarif. Tak hanya dipercaya sebagai komandan pasukan elit, namun dirinya juga dipercaya menjadi otak di balik sejumlah operasi rahasia di Timur Tengah.
3. Perwira militer senior Iran dalam Pasukan Pengawal Revolusi Islam (IRGC).
foto: euronews.com
Menurut informasi yang diperoleh brilio.net dari berbagai sumber, Qasem Soleimani atau dikenal juga dengan nama Ghasem Soleimani merupakan Perwira militer senior Iran dalam Pasukan Pengawal Revolusi Islam (IRGC). Sejak 1998, Soleimani menjadi komandan dari Pasukan Quds. Soleimani merupakan veteran perang Iran-Irak dan aktif di berbagai konflik Timur Tengah, terutama di Irak dan Syam.
4. Memiliki strategi yang berpengaruh.
foto: metro.co.uk
Seperti yang disebutkan sebelumnya, sosok Soleimani memiliki pengaruh yang cukup besar, di mana tanggung jawabnya sebagai pemimpin pasukan Quds Korps mendapat pengakuan dari banyak pihak. Hal ini bukan tanpa alasan, Soleimani diakui lantaran ia memiliki strategi utama di balik usaha dan pengaruh militer Iran di beberapa tempat. Diantaranya, Suriah, Irak, dan tempat lain di kawasan itu dan di luarnya.
5. Soleimani dianggap sebagai orang yang bisa melanjutkan estafet pemerintahan Iran.
foto: insider.com
Sebuah survei yang dilakukan oleh IranPoll dan University of Maryland pada 2018 dia merupakan salah satu dari sedikit orang yang dianggap dapat melanjutkan estafet pemerintahan Iran. Hal ini lantaran Soleimani memiliki peringkat popularitas 83 persen, bahkan mengalahkan Presiden Hassan Rouhani dan Menteri Luar Negeri Mohammad Javad Zarif.