Brilio.net - Setelah varian Delta, kini muncul varian Mu Covid-19. Virus Covid-19 varian Mu atau juga dikenal sebagai B.1.621 masuk dalam daftar pantauan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sejak 30 Agustus 2021.
Dilansir brilio.net dari The Guardian, varian Mu ini jadi varian kelima yang membutuhkan penelitian lebih lanjut. Sejauh ini sudah lebih dari 2.000 kasus Mu telah diidentifikasi di Benua Amerika selain itu varian Mu ini berpotensi kebal terhadap vaksin.
BACA JUGA :
Persentase kematian pasien Covid-19 Indonesia masih tertinggi di dunia
Sementara itu, Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) RI Dante Saksono Harbuwono mengatakan lewat siaran live-nya bahwa varian Mu belum terdeteksi sampai saat ini di Indonesia.
foto: YouTube/Sekretariat Presiden
BACA JUGA :
Cara menggunakan oximeter, penting untuk pasien Covid-19
Meski demikian, masyarakat Indonesia tetap diimbau untuk waspada terhadap varian Mu. Untuk itu, penting mengetahui fakta-fakta varian Mu. Berikut beberapa poin soal varian Mu yang dihimpun brilio.net dari berbagai sumber pada Selasa (7/9).
1. Covid-19 varian Mu terdeteksi pertama kali di Kolombia.
Mu terdeteksi pertama kali di Kolombia pada 11 Januari 2021. Di negara yang sama, terakhir kali dilaporkan pada 4 Agustus 2021. Kemudian varian ini terdeteksi di Asia Timur. Pada tanggal 4 Juli 2021 terdeteksi di Korea Selatan, kemudian pada 5 Juli terdeteksi di Jepang. Untuk penyebarannya sendiri terbilang tidak secepat varian Delta, pernyataan ini merupakan hasil yang didapatkan dari laboratorium.
2. Tersebar di 42 negara.
Dikutip dari Outbreak, Inisiatif Global untuk Berbagi Semua Data Influenza (GISAID) melaporkan sejauh ini sudah lebih dari 2.000 kasus Mu telah diidentifikasi di Benua Amerika. Di luar Amerika Selatan, kasus varian Mu telah dilaporkan di Inggris, Eropa, AS, dan Hong Kong. Total kasus positif varian Mu atau B.1.621 yang telah terdeteksi sejak Januari 2021 berjumlah 4.101 dan tersebar di 42 negara.
3. Kebal terhadap vaksin Covid-19.
Menurut buletin mingguan WHO tentang pandemi, varian Mu memiliki konstelasi mutasi yang menunjukkan sifat potensial untuk lolos dari kekebalan. Artinya virus ini bisa kebal terhadap vaksin. Namun hingga saat ini, varian Mu masih terus diteliti dan konfirmasi lebih lanjut.
4. Mirip dengan varian Beta.
Data awal soal varian Mu ini disebut-sebut mirip dengan varian Beta yang penyebarannya tak terlalu cepat dan lebih kebal terhadap beberapa jenis pengobatan maupun berbagai jenis vaksin.
5. Belum masuk ke Indonesia.
Kementerian Kesehatan mencatat, Varian Mu belum terdeteksi di kawasan ASEAN, termasuk juga di Indonesia. Dante juga mengatakan sudah menerima laporan tersebut.
"Kami sudah melakukan WGS terhadap 7.000 orang di seluruh Indonesia, tapi (Varian Mu) belum terdeteksi. Mudah-mudahan, Varian Mu ini akan abortif, seperti Varian Lambda beberapa waktu yang lalu (terdeteksi) di Peru," terang Dante.
-